Javanglish : Gaya Ngomong Baru yang Bisa Jadi Tren?

 



Campusnesia.co.idKalian pernah dengar seseorang ngomong begini : “Lets go madang, aku wes hungry iki, pengen lunch” atau “Mending kowe go home ro aku, awakdewe wes bestie” Nah kau kalian pernah, kemungkinan kamu dengar bercandaan itu adalah Javanglish-campuran bahasa jawa dan bahasa inggris yang terdengar unik,absurd,lucu dan kekinian.


Apa itu Javanglish?
Javanglish adalah gaya bicara yang unik mencampur bahasa Jawa dengan bahasa Inggris dalam satu atau dua kalimat. Biasanya, bahasa jawa yang dipakai bukan bahasa jawa krama untuk orang yang dihormati atau lebih tua, tetapi menggunakan bahasa jawa ngoko karena lebih Santai untuk digunakan kepada teman dan lebih Santai serta mudah digabungkan dengan bahasa Inggris yang informal. Nah hasilnya adalah gaya bicara atau aksen yang mendok dan khas, apalagi kalau digunakan sebagai ide konten media sosial, khususnya Tiktok.


Fenomena Javanglish di Media Sosial
Nama konten creator yang sering menggunakan gaya bahasa ini adalah Aisyah Dinda, Kreator Tiktok yang unik karena mostly menyelipkan bahasa Jawa ke dalam percakapan sehari-hari atau konten POV ke dalam bahasa Inggris. Video beliau sering memperlihatkan gaya bicara Santai yang polos tetapi ekspresif, gaya bahasa dalam kontennya, menjadikan kotennya terlihat khas atau ada bait kreatifitas di dalamnya, serta relate dengan penonton yang menggunakan bahasa jawa sehari-hari.Salah satu konten yang memiliki jutaan penonton adalah saat beliau menggunakan javanglish untuk bermain game filter di Tiktok

Tetapi fenomena pencampuran bahasa ini tidak hanya digunakan oleh kak Aisyah Dinda, tetapi juga digunakan banyak content creator lain dalam memadukan keunikan bahsa daerah digabungkan dengan bahasa Inggris, seperti Sundanglish, atau Bataklish. Banyak film juga mengadopsi fenomena ini karena soudncatching untuk masyarakat sosial media, atau netizen.

Javanglish menjadi tren yang sadar maupun tidak sadar sering digunakan masyarakat luas yang mengartikan bahwa sosial media membuka pintu kreatifitas tinggi, bahkan dalam bahasa sehari-hari.


Kenapa sih bisa menarik?

1. Identitas Lokal + Sentuhan globalisasi
Campuran bahasa Inggris dan bahasa Jawa membuat gaya bicara serasa unik namun modern dan tidak meninggalkan sentuhan budaya lokal yang ada.

2. Lucu dan Absurd
Kombinasi dari kedua bahasa yang sering digunakan dan didengar sehari-hari terdengar menggelitik telinga, dan membuat orang tertawa atau tersenyum.

3. Mudah Viral
Konten - konten unik sering dibuat agar banyak netizen tertarik untuk melihatnya, dan tren ini gampang menarik perhatian, konten yang masif dalam viewers adalah Tiktok atau Instagram Reels.


Bakal Jadi Tren kah?
Inilah sumber pembahasan utama, javanglish mungkin tidak bisa menggantikan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa standart dalam kehidupan sehari-hari, tapi gaya bicara ini menjadi ciri khas tertentu di media sosial, dulu kita kenal bahasa Jaksel popular gabungan Indonesia-Inggrisnya, Javanglish bisa juga menjadi simbol anak muda Jawa untuk tampil di kancah dunia digital.

Bisa jadi, beberapa tahun kedepan muncul tren bahasa campuran yang lebih unik lagi, karena kreatifitas di sosmed itu tanpa batas, nah bisa jadi awal yang baik untuk komunikasi unik lainnya.

Javanglish bisa menjadi identitas yang ekspresif bukan hanya soal bahasa, di era digital ini gaya bahasa menjadi bagian budaya popular yang berkembang masif, Jadi kalau kamu mendegar seseorang “Letsgo Madang ges”, jangan kaget ya, itu tanda bahwa tren ini sudah berkembang menjadi tren!



Penulis : 
Panji Baskoro Aji
Mahasiswa Sastra Inggris 
Universitas Ahmad Dahlan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)