Genetika, Genting Beton Ramah Lingkungan Inovasi Dari Mahasiswa Undip




Genting, sebuah kata yang tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat khususnya Indonesia. Pasalnya, genting merupakan kebutuhan primer manusia dalam kategori papan. Genting digunakan sebagai atap yang dapat melindungi isi rumah dari panas, dingin, hujan, angin dan pengaruh cuaca lainnya. Namun genting pada umumnya memiliki beberapa kelemahan diantaranya dapat meningkatkan suhu ruangan, harga yang relatif lebih mahal, serta tidak dapat melindungi penghuni rumah dari bahaya polusi udara.

Dari permasalahan tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta yang didanai Dikti tahun 2016 tercetuslah suatu inovasi oleh kelima mahasiswa Undip yakni Salsabila Naqiyah (Fisika), Oki Ade Putra (Fisika) , Lilia Rosalia Indah (Fisika) , Alfiyatur Rohmah (Kimia), dan  Nurrizka Kurniawati (Kimia) untuk menyelesaikan masalah lingkungan berupa GENETIKA (Genting Beton Estetika). Inovasi genting beton ramah lingkungan berbasis nano silika dan nano zeolit sebagai solusi mengatasi pencemaran lingkungan.

Silika adalah senyawa kimia dengan rumus molekul SiO2 (Silicon dioxide) yang dapat diperoleh dari silika mineral, nabati dan sintesis kristal. Dalam PKM ini, silika yang digunakan adalah silika nabati yang berasal dari limbah sekam padi. Menurut Thomas dan Jones (1970) dalam Lembang (1995), bahwa pada lapisan terluar dari sekam padi terkonsentrasi silika yang tinggi dengan tingkat porositas yang tinggi, ringan dan permukaan eksternal yang luas. Kandungan Silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 94 – 96 %. Menurut (Nurmaulita, 2010) Silika yang terdapat pada abu sekam padi dapat bersifat reaktif (amorphous) yang memungkinkan silika bereaksi secara kimia dengan Ca(OH)2 atau kapur bebas hasil reaksi hidrasi semen dengan air, sehingga Silika hasil pengolahan sekam padi dapat digunakan sebagai campuran semen untuk meningkatkan fungsi kerja semen. Dan untuk meningkatkan reaktifitas, silika ini diubah menjadi ukuran nanometer (10-9 m). Selain itu zeolit dari alam yang diubah juga menjadi ukuran nano berfungsi sebagai material adsorben atau penyerap emisi gas berbahaya.

“Keunggulan dari genting ini adalah penyerap emisi gas sebagaimana fungsi dari zeolit, kedap air dan tahan bocor karena material genting kami tersusun oleh nanomaterial-nanomaterial yang berukuran sangat kecil dan sangat rapat sehingga tidak memungkinkan untuk air masuk, serta ramah lingkungan” jelas ketua tim Salsabila Naqiyah.

Harapannya dengan menggunakan Genetika atau genting beton pada daerah panas seperti Kota semarang dapat menekan konsumsi energi hingga 17% dan mengurangi pencemaran lingkungan.

sumber: http://www.undip.ac.id/?p=1861&lang=id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »