Review Film Korea Kingmaker, Drama tentang Konsultan Politik Era 1960an



Campusnesia.co.id - Di tengah hiruk-pikuk isu dan wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden pak Jokowi jadi 3 periode di Indonesia yang tak lagi malu-malu, beberapa hari yang lalu saya menyelesaikan sebuah film drama politik asal korea selatan berjudul Kingmaker.

Kingmaker adalah sebuah film drama politik Korea Selatan tahun 2022, yang ditulis dan disutradarai oleh Sung-Hyun untuk Seed Film. 

Dibintangi oleh Sol Kyung-gu, Lee Sun-kyun yang sukses dalam film Parasite dan Yoo Jae-myung, film ini menggambarkan mimpi seorang politisi untuk mengubah dunia dengan ahli strategi kampanye pemilihan yang sangat baik. 

Awalnya dijadwalkan akan dirilis secara teatrikal pada 29 Desember 2021 tetapi karena peningkatan pesat pandemi COVID-19, dirilis pada 26 Januari 2022 bertepatan dengan liburan Tahun Baru Korea. Film ini juga secara resmi diundang di bagian kompetisi di Festival Film Timur Jauh Udine ke-24 yang akan diadakan dari 22 hingga 30 April 2022.

Di box office, saat ini berada di posisi ke-2 di antara semua film Korea yang dirilis pada tahun 2022, dengan pendapatan kotor US$6,00 juta dan penerimaan 761.334.


Daftar Pemain Film Korea Kingmaker
1. Sol Kyung-gu sebagai Kim Woon-beom
2. Lee Sun-kyun sebagai Seo Chang-dae, ahli strategi politik
3. Yoo Jae-myung sebagai Kim Young-ho
4. Jo Woo-Jin sebagai Direktur Lee
5. Park In-hwan sebagai Kang In-san
6. Bae Jong-ok sebagai Hee-ran
7. Lee Hae-Young sebagai Lee Han-Sang
8. Kim Sung-oh sebagai sekretaris Park
9. Seo Eun-soo sebagai Soo-yeon, staf pendukung
10. Kim Sae-byuk sebagai Myung-sook
11. Park Hyung-soo sebagai Jeong-hyeon
12. Jeon Bae-soo sebagai asisten Lee
13. Jung Woo-hyuk sebagai Kepala Kepala Staf Gabungan
14. Yoon Kyung-ho sebagai Tuan Kim, politisi dari partai yang berkuasa
15. Lee Hwa-ryong sebagai anggota parlemen oposisi
16. Yoon Se-woong sebagai sekretaris Kim Woon-beom
17. Kim Joo-ryoung
18. Son Kyung-won sebagai juru kampanye Partai Demokrat Baru


Sol Kyung-gu berperan dalam film pada Juli 2018 sebagai politisi dan Lee Sun-kyun sebagai ahli strategi politik. Sutradara Byun Sung-Hyun dan Sol Kyung-gu bekerja sama setelah film thriller kriminal 2017 The Merciless. Pada tanggal 29 Maret 2019 setelah selesainya daftar pemain, situs pembacaan naskah terungkap dengan merilis foto.

Sutradara Byun Sung-Hyun bekerja dengan tim lamanya untuk film tersebut. Art director Han Ah-reum, Kim Hong-jip dan Lee Jin-hee (musik) dan Lee Gil-gyu, direktur Lighting telah bekerja dengannya di The Merciless. Film ini diproduksi dengan perkiraan biaya 12 miliar. Pengambilan gambar utama dimulai pada 25 Maret 2019.

Film ini dirilis di 1184 layar pada 26 Januari 2021. Sesuai jaringan komputer terintegrasi Dewan Film Korea (Kofic), film tersebut dibuka di tempat ke-2 dengan 58.974 penerimaan di box office Korea. Ini mempertahankan posisi no 2 di box office Korea selama 14 hari berturut-turut setelah dirilis.

Pada 27 Februari 2022, film tersebut berada di posisi ke-2 di antara semua film Korea yang dirilis pada tahun 2022, dengan pendapatan kotor US$6,00 juta dan penerimaan 761.334.


Jalan Cerita dan Review Film Kingmaker 2022
Seo Chang-dae yang diperankan oleh aktor Lee Sun-kyun adalah imigran dari korea utara, film ini mengambil setting tahun 1960 hingga 1970 di mana ia tidak bisa bekerja di bidang formal dan mempublikasikan diri karena sentimen anti komunis yang tinggi di masa itu.

Kim Woon-beom diperankan oleh Sol Kyung-gu adalah politisi idealis asal daerah kecil dari partai Demokrat Baru yang saking jujurnya kalah dalam 7 kali pemilihan semacam anggota DPR D.

Seo Chang Dae yang selama ini bekerja sebagai apoteker merasa cocok dengan gagasan yang diperjuangkan Kim Woon Beom dan punya ide cara memenangkannya. Ia mengajukan diri menjadi Kingmaker tim kampanye Kim Won Beom atau kalau versi indonsia semacam konsultan politik dan spin doctor lah ya.

Walau setting film ini korea tahun 1960 hingga 1970 tapi beberapa cara-cara kampanye politisi meraih kemenangan relate dengan apa yang pernah terjadi di indonesia.

Seo Chang Dae mengusulkan strategi negatif campaign terhadap lawan politik Kim Won Beom sehingga berhasil memenangkan pemilu pertama dengan rumor negatif pada keluarga sang lawan.

Strategi lainnya adalah sandiwara berpura-pura menjadi tim lawan melakukan kegiatan dan cara kampanye negatif agar para pendukung lawan marah padahal semua itu adalah sandiwaira. Dalam pemilu modern hal seperti ini sering terjadi terutama di dunia maya lewat sosial media, pihak A menyamar jadi pihak B membuat gaduh agar pihak A mendapat sentimen negatif.

Bagi-bagi sembako ternyata juga sudah dilakukan sejak dahulu kala setidaknya demikian yang ditampilkan dalam film Kingmaker ini, begitu pula dengan strategi blusukan hingga pelosok, mendatangi komunitas dan tokoh kunci yang punya pengaruh bahasa kerennya Key Opini Leader.

Semua perjuangan Seo Chang Dae berhasil membawa Kim Won Beom hingga pertarungan tingkat provinsi memperebutkan sebuah jabatan perwakilan daerah, semacam DPR RI kali ya kalau di sini.

Kali ini lawannya adalah tokoh nasional menteri dari presiden yang sedang menjabat, dengan segala strategi Seo, Kim berhasil membuat gerah partai penguasa yaitu Republik hingga saking desperatenya sang presiden yang berasal dari partai yang sama datang ke daerah pemilihan yang cukup terpencil untuk mengkampanyekan calonnya, familiar ya.

Konflik kemudian muncul antara Seo Chang Dae dan Kim Won Beom saat mereka sedang bertarung untuk pencalonan Presiden Korea Selatan.

Presiden sebelumnya yang sudah memimpin selama 2 periode mengubah undang-undang untuk menambah masa jabatan periode ke 3 dan seterusnya, hmm lagi-lagi familiar ya dengan di negara mana gitu he he. 

Kali ini Kim Won Beom tak setuju dengan strategi "drama" ala Seo Chang Dae "Playing Victim" seakan jadi korban rezim untuk mendapatkan simpati publik dan dukungan masyarakat.

Seo Chand Dae sakit hati karena merasa dikhianati oleh Kim Won Beom padahal ia adalah Kingmaker yang berhasil membawanya memenangi pemilu berkali-kali. Seo akhirnya bergabung dengan pihak rezim pemerintah dan menggunakan semua strateginya gantian untuk melawan calon yang selama ini ia perjuangkan hingga kalah.

Secara keseluruhan film korea Kingmaker adalah drama politik yang sangat menarik, di awal ada disclaimer bahwa film ini memang terinspirasi dari kisah nyata namun hanya cerita fiksi.

Kisah nyatanya terletak pada sejarah politik korea selatan, pada masa presiden Park Chung-hee. Ia adalah presiden yang merupakan mantan jenderal Tentara ROK dan diktator Republik Korea pada periode 1961-1979. 

Ia dianggap berjasa melakukan modernisasi Korea Selatan melalui industrialisasi berorientasi ekspor, tapi juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia pada periode tambahan kepresidenannya. 

Park Chung-hee dipilih sebagai salah satu dari "100 Orang Asia Abad Ini" ("100 Asians of the Century") oleh Time Magazine pada 1999. Ia pernah lolos dari beberapa percobaan pembunuhan sampai akhirnya terbunuh pada 26 Oktober 1979 oleh Kim Jae-kyu, direktur KCIA dan teman lamanya.

Pada tanggal 15 Agustus 1974, dalam satu percobaan pembunuhan yang menewaskan istrinya, Yuk Yeong-su, oleh agen Korea Utara, Mun Se-gwang, ia meneruskan pidatonya tanpa memperdulikan kondisi istrinya yang kritis.

Kisah tentang presiden Park Chung-hee dan kediktatorannya ini pernah dibuat dalam film yang sangat bahus berjudul The Man Standing Next reviewnya bisa dibaca di sini.


Oke demikian tadi sobat Campusnesia, Review Film Korea Kingmaker, Drama tentang Konsultan Politik Era 1960an. Sampai jumpa.


Penulis
Nandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon