Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Sesi 3 Kuliah Alternatif V Griya Peradaban Angkat Tema Manajemen Waktu di Era Diskrupsi

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban selenggarakan Kuliah Alternatif Angkatan V sesi 2 pada Sabtu (21/1/2022). Kegiatan tersebut diikuti oleh 60 peserta kuliah alternatif dan alumni. 

Layaknya kuliah alternatif sebelumnya, kuliah alternatif kali ini juga memiliki antusiasme yang tinggi dari para peserta. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya peserta yang menghidupkan kamera saat jalannya diskusi dan aktif bertanya saat sesi perkuliahan akan ditutup.

Pegiat Griya Peradaban, Astuti Rahayu menyambut sesi perkuliahan ini dengan penuh ceria. Beliau menyampaikan banyak terimakasih kepada narasumber yang bisa meluangkan waktunya dan juga tidak terlupa bagi para peserta yang turut hadir perkuliahannya dari awal hingga akhir nanti. Selain itu , Kak Astuti juga memberikan arahan agar tetap mengikuti selalu perkuliahan alternatif ini "Harapannya kalian nanti (para peserta perkuliahan) tetap ikuti perkuliahannya ya sampai akhir karena banyak sekali hal hal yang bermanfaat." ucapnya dalam pembukaan Kuliah Alternatif V Sesi lll.

Sesi lll Kuliah Alternatif V mengangkat tema Change Management In Discruption Era. Tema tersebut tentu saja berangkat dari permasalahan perlunya solusi dalam menghadapi atau memanajemen waktu dan mental pada era diskrupsi.

Acara yang digelar melalui platform Zoom Meetings ini menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa, diantaranya adalah Maria Ulfa (Founder Neswa.Id) dan Mahmud Yunus Musthofa (Awardee Beasiswa LPDP dan Kemenag Republik Indonesia). 

Founder Neswa.Id, Maria Ulfa menyampaikan tentang bagaimana memanajemen waktu dan mental saat menghadapi era disrupsi. Menurutnya isu penting dalam menghadirkan hasil manajemen tersebut berpengaruh pada potret penggunaan aplikasi internet digital. Beliau menyimpulkan bahwa anak anak muda sekarang harus bisa memilah milih waktu dalam penggunaan internet agar lebih baik dalam keefisiennya. " Kenapa digital? karena dunia tersebut dapat menyatukan masyarakat dilanjut perubahan perilaku, Penggunaan data yang lebih baik dan Efisien waktu" ucapnya.

Tidak kalah menarik dengan narasumber pertama, Awardee beasiswa Kemenag RI, Mahmud Yunus Mustofa yang sekarang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di UIN Walisongo selaku narasumber kedua menyampaikan terkait Aktualisasi manajemen perubahan diri. Beliau juga menyatakan bahwa terdapat 3 perubahan yaitu menurutnya Indikator penting dari perubahan tersebut adalah speed surprise dan sudden shift. "Kita tidak bisa merubah lingkungan, kalau kita belum merubah diri kita sendiri" ucapnya.

Pada akhir sesi, Mahmud Yunus Mushtofa juga memberikan saran agar bidang yang ditekuninya bisa maksimal."Fokus terhadap bidang masing masing, jangan membuang buang energi untuk hal yang tidak bermanfaat. Fokus ke bidang yang diminati dan yang nantinya akan berdampak maksimal ke perubahan" ucapnya dalam bahasa Indonesia.


Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Feby Alfiana

Khoirul Adib Menjadi Utusan Perkumpulan Griya Peradaban Pada Program International Islamic Comparative Study 2022

0


Campusnesia.co.id - Khoirul Adib merupakan salah satu anggota Perkumpulan Griya Peradaban dan tercatat sebagai mahasiswa aktif semester 3 pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. ia berkesempatan mengikuti program International Comparative Study yang berlangsung di beberapa negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura dan Thailand. Kegiatan ini diinisiasi oleh Yayasan santri mengglobal dan berlangsung pada tanggal 7-12 September 2022.

Beberapa agenda terjadwal dengan rapi di tiap kunjungannya. Mulai dari Study on Historical Site di Melaka hingga kunjungan di pusat peribadatan. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, peserta juga melakukan Site Visit di UCSI University, National University Singapore (NUS) dan Songklah University Thailand. Kegiatan ini diikuti oleh 28 peserta yang terdiri dari Mahasiswa, Dosen maupun pegiat komunitas. 

Khoirul Adib juga mengungkapkan “Dengan adanya program ini, semoga bisa memberikan pengalaman baru bagi saya, yang harapan, saya mampu menerapkan dan berbagi pengetahuan kepada temen yang ada di kampus maupun perkumpulan”.


“Terima Kasih untuk seluruh elemen yang membantu saya dalam program ini, termasuk dari segi finansial dan persiapan dalam segala hal.” Tutur Khoirul Adib yang juga aktif di perkumpulan Griya Peradaban.

Pada kesempatan lain, Ma’as Shobirin selaku pendiri perkumpulan Griya Peradaban merasa bangga ada salah satu anggotanya yang memiliki keinginan kuat mengikuti program ke Luar Negeri. 
“Saya mengapresiasi atas keteguhan dan tekad kuat Saudara Adib untuk ikut serta pada program tersebut. Adib, tercatat sebagai alumni Kuliah Alternatif Angkatan IV Perkumpulan Griya Peradaban. Kebetulan, Yayasan Santri Mengglobal juga menjalin kemitraan dengan Griya Peradaban sejak tahun 2020”, ujarnya.

Kuliah Alternatif IV Sesi VI,  Kembali dengan Pembahasan Flexibelity dan Adabtability

0


Campusnesia.co.idGriya Peradaban kembali gelar sesi Kuliah Alternatif IV pada Sabtu (13/8/2022) melaui platfom zoom dengan tema "Flexibelity and Adabtability". Tema ini tentu saja diangkat karena permasalahan pemuda dan pemudi yang muncul sehingga menimbulkan adanya rasa gelisah dan ketakutan dalam menghadapi kegiatan sehari hari. 

Dengan menghadirkan Wildani Hefni selaku Mentor Griya Peradaban dengan membahas kemampuan flexibelitas dalam menyelesaikan masalah serta mampu mempertahankan keseimbangan keperluan pribadi dan pekerjaan. Serta bagaimana cara menyeimbangkan keperluan pribadi, perkerjaan dan aktivitas dalam kesehariannya. 

"Indikator utama yang ingin saya sampaikan untuk kemudian kita berbicara tentang aksesibilitas dan fleksibelitas adalah yang pertama adalah dengan intelektual fleksibelity, yaitu pemikiran kita atau konstruksi pemikiran kita untuk berpikir secara terbuka," ungkapnya. 

Membuka pikiran dapat diartikan dengan membuka pikiran secara seluas luasnya dan tidak berpikir secara dikotomis. 

"Yang kedua yaitu dengan aksesibilitas, sebenarnya jika kita berbica tentang aksesibilitas atau kita sedang berbicara tentang jalan tengah dalam konteks pemikiran," ungkapnya. 

Ia mengartinya hal tersebut sebagai tindakan yang tidak terpaku dalam sudut pandang yang terlalu konvensional dan juga tidak terlalu revisionalis. 

Ia juga menambahkan bahwa manusia itu membutuhkan motode coba-coba dan eksperimen untuk mendapatkan pengembangan dalam diri manusia tersebut.


Penulis
Nabilatun Nisa 

Kuliah Alternatif Sesi IV Bawa Tema Creativity and Innovation For Developing Community

0
 


Campusnesia.co.idSetelah libur sepekan, Sabtu (6/8/2022) Griya Peradaban kembali hadir pada Kuliah Alternatif sesi IV dengan Tema yang tentunya berkaitan dengan problematika saat ini "Creativity And Innovation For Developing Community". 

Dua hal tersebut diangkat sebagai bentuk menumbuhkan nalar khususnya para pemuda dan remaja tentang bagaimana pentingnya kreatifitas dan inovasi untuk persaingan di zaman yang terus berkembang.

Habib Musthofa sebagai bagian dari salah satu pegiat Griya Peradaban mengawali kembali Kuliah Alternatif sesi IV dengan sambutan singkat. Dua pemateri terbaik dihadirkan dalam forum diskusi ini. 

Diskusi ini diawali oleh Nurul Intan Krisnayanti sebagai pemateri I yaitu menyampaikan materi tentang “Best Practice Dalam Menciptakan Inovasi Melalui Pemberdayaan Pemuda”. 

"Pemuda menjadi salah satu kekuatan yang tentunya di harapkan dapat membuat kehidupan masyarakat  lebih baik. Karena jika pemuda bisa memaksimalkan kualitas dan potensi dirinya masing-masing maka akan dipastikan masa depan masyarakat ini akan berubah lebih baik. Namun pertanyaannya bagaimana cara kita menjadi pemuda yang memiliki kualitas, memberikan inovasi khususnya dalam kebermasyarakatan saat ini?" ujarnya.

Diskusi ini hadir menjawab pertanyaan tersebut salah satunya, apa yang harus kita punya yang diantaranya karakter, kreatif dan kolaborasi. Selain itu, kita juga perlu memahami potensi diri kita sendiri untuk kemudian mengupgrade diri dengan hal-hal baru sehingga mampu menjad inspirasi dalam suatu kelompok tertentu. 

Pada pemateri II Nailu Rokhmatika memaparkan terkait komunitas, seberapa penting komunitas dan apa itu kreatifitas. Dalam sesi ini juga menjelaskan 3 keyword yang meliputi satu kesamaan, saling memiliki serta ingin tumbuh bersama. 

Sehingga diakhir pemateri menyampaikan terkait banyaknya manfaat berkomunitas dan cara memiliki dan menumbuhkan kreatifitas. 



Penulis
Ice Uliya Sari

Lewat Entrepreneurship Education, Griya Peradaban Bangun Perilaku Entrepreneur Pada Generasi Milenial

0


Campusnesia.co.id - Griya Peradaban kembali hadir untuk menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV pada sabtu (23/7/2022) melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema “Entrepreneurship”. 

Tema kali ini berhasil dan sukses mengajak para peserta untuk membangun kontruksi berfikir dalam proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.


Nurul khasanah sebagai pemateri pertama sekaligus sebagai Duta Santripreneur mengatakan bahwa, mengapa seseorang menjadi Entrepreneur ?. “itu semua disebabkan oleh tiga faktor yang pertama ialah karena terpaksa dengan presentase sebesar 15%, lalu yang kedua ialah karena garis keturunan dengan presentase 25%, dan yan terakhir keinginan dan kemauan yang kuat memiliki presentase yang sangat besar yaitu 60% ,” ucapnya dengan pembawaan yang sangat semangat.


Terjadinya perkawinan antara sains dan teknologi membuat kemajuan yang sangat pesat dalam segala bidang. Perlunya manajement resiko dalam setiap pengambilan keputusan.

“Manajemen risiko itu proses mengindentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan dan serta berusaha untuk menekan sebanyak mungkin atau menghilangkan risiko yang dihadapi oleh pemilik perusahaan. Manajement risiko diterapkan oleh para penguasa untuk mencegah terjadinya kerugian pada usaha (perusahaan),” tuturnya. 

Pada forum tersebut ia menjelaskan tentang mengapa seseorang harus menjadi Entrepreneur, bagaimana melakukan manajement risiko, dan terobosan alternatif bisnis millennial. 
Dilanjutkan oleh pemateri kedua oleh Vania Indy Dhea Sylva selaku Mentor Griya Peradaban. Ia menyampaikan bahwa sebagai generasi milenial harus memiliki lima karakteristik yang diantaranya ialah melek teknologi, bergantung pada mesin pencari, learning by doing, tertarik pada multimedia dan membuat konten internet.

Di era yang terjadi pasar bebas kali ini generasi milenial harus jeli dalam melihat peluang membuka usaha. 

“Sebagai generasi milenial harus dapat menilai peluang membuka usaha dan itu terbagi menjadi tiga yaitu the opportunity (peluang), the entrepreneur (pengusaha), dan yang terakhir yaitu the resources needed to start the company and make it grow (sumber daya yang dibutuhkan untuk memulai perusahaan dan membuatnya tumbuh). 

Diskusi tersebut diakhiri dengan quotes yang sangat luar biasa “pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang sama untuk bisa menjadi pelaku usaha,” ucapnya diakhir materi. 


Penulis: Khavid Joni Nurvauzi
Editor: Feby Alfiana


Kuliah Alternatif Sesi III Angkatan IV, Kembali Angkat Topik Komunikasi dan Sosial Network

0


Campusnesia.co.idGriya Peradaban kembali menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV pada sabtu(16/7/2022) melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema "Communication And Social Network". Tema ini sukses mengajak peserta untuk membangun keterampilan berbicara dan mengembangkan struktur sosial dengan menjalin simpul relasi satu sama lain. 

Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Diki Afriza sebagai perwakilan Pegiat Peradaban yang mengatakan bahwa adanya Griya Peradaban berperan sebagai mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi pemuda.

"Griya Peradaban ini merupakan mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi bagi generasi muda. Griya Peradaban hadir untuk berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas muda melalui kegiatan training, mentoring, sekaligus memperdayaan," ucapnya.

Dalam diskusi pertama, pembahasan terkait membangun keterampilan dalam komunikasi oleh narasumber Atin Anggraini Surono selaku mentor Griya Peradaban. Bahwasannya komunikasi itu juga memiliki ilmu yang harus dimiliki agar dapat menyampaikan informasi dengan tepat. 

"Sebuah seni yang sebenarnya seringkali kita butuhkan dan amat sangat dekat dengan kehidupan kita, tapi dianggap sepele padahal ini bukan ilmu yang sepele" ucapnya.

Pada forum tersebut, ia menjelaskan tentang cara membangun keterampilan berbicara. Kemudian dilanjutkan dengan manfaat dari melatih keterampilan berbicara terhadap informasi yang disampaikan.
Ia menambahkan beberapa hal yang dilakukan untuk mengelola stres menjadi produktif.

Dilanjutkan dengan pemateri kedua oleh H. Imam  Fadhilah selaku Pendiri Rumah Pergerakan yang membahas terkait Sosial Network. Ia menyampaikan bahwasannya untuk menjadi seorang yang sukses dalam menjalin struktur sosial hendaklah dapat memahami relasi dalam simpul relasi.

"Untuk menjadi orang besar, kita harus merasa kecil. Hindari merasa besar sendiri, agar tidak mengecilkan yang lain," ungkap H. Imam Fadhilah.

Ia juga menegaskan bahwa komunikasi adalah soal inner beauty, kecantikan serta keanggunan yang muncul dari perkataan dan perbuatan.

"Berbuat baiklah kepada siapapun, tanpa terkecuali. Termasuk kepana orang yang tidak berbuat baik kepada kita" ucapnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan perihal menyikapi seorang yang besar diri. Kemudian pentingnya membangun sosial network kepada siapapun dengan mengondisikan diri agar tidak besar diri dan selalu merasa kecil.



Penulis: Nabilatun Nisa
Editor: Feby Alfiana

Pekan Kedua Kuliah Alternatif IV, Griya Peradaban Usung Tema Spiritual and Emotional Intelligence

0
 


Campusnesia.co.idSabtu (9/7/2022) Griya Peradaban kembali menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema “Spiritual and Emotional Intelligence”. Tema yang sangat menarik ini bukan tanpa alasan untuk diusung karena keterkaitan antara kedua komponen tersebut sangat penting untuk diketahui bagi setiap individu. 

Di awal forum, Feby Alfiana selaku salah satu  Pegiat Griya Peradaban menyampaikan bahwa Kuliah Alternatif merupakan Langkah awal atau wadah untuk kita mempersiapkan diri berkiprah untuk masyarakat. . 

“Perlu kita ketahui bahwa adanya Kuliah Alternatif itu merupakan suatu bentuk wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengaktualisasikan dirinya dalam berkontribusi untuk masyarakat,” ungkapnya.

Diskusi sesi kedua tersebut menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa yaitu Millatun Miskiyyah dan Alivia Nadatul ‘Aisyi selaku mentor Griya Peradaban.

Narasumber I pada forum tersebut, menyampaikan tentang seberapa penting spiritual intelligence. Ia juga menjelaskan tentang indikator, perjalanan dalam membangun spiritual intelligence, dan bagaimana cara meningkatkan spiritual intelligence. 

“Dengan bekal kecerdasan spiritual yang tinggi, itu akan mampu membuat kita menjadi pribadi yang ikhlas dalam menerima dan menjalani apa yang terjadi dalam hidup kita,” Millatun Miskiyyah. 

Selain itu, Alivia Nadatul ‘Aisyi sebagai narasumber II menyampaikan terkait dengan Emotional Intellegence terkhusus dalam ranah sosial. Menurutnya, dengan memiliki kecerdasan emosional, manusia akan mampu mengelola, membangun dan mengontrol emosinya sendiri.

Selain itu, ia juga megajarkan cara melatih mengelola emosi dengan metode stop untuk  diimplementasikan dalam diri kita masing-masing. Sebagai penutup, ia menjelaskan bahwa emosional yang tinggi harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual yang tinggi pula. 


Penulis: Ice Ulya Sari
Editor: Alfiana F

Buka Kuliah Alternatif Angkatan IV, Griya Peradaban Angkat Tema Leadership and Social Transformation

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban gelar sesi perdana Kuliah Alternatif IV pada Sabtu (2/7/2022) melalui platform Google Meet dengan mengangkat tema “Leadership and Social Network”. Tema tersebut tentu saja berangkat dari permasalahan pemuda yang krisis identitas sehingga menimbulkan adanya stigma menakutkan ketika menjadi sosok pemimpin. 

Sejalan dengan itu, Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban juga menyampaikan bahwa melalui serangkaian diskus pada Kuliah Alternatif, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pemuda dan sebagai acuan untuk terus menjadi orang baik.

“Melalui Kuliah Alternatif ini, besar harapan saya untuk teman-teman supaya terus berkontribusi aktif dan jangan berhenti untuk menjadi orang baik,” ungkapnya.

Sesi yang mengangkat tema tentang Leadership and Social Transformation tersebut menghadirkan Dimas Oky Nugroho selaku Founder Perkumpulan Kader Bangsa.

Pada diskusi tersebut, Dimas menyampaikan terkait dengan kiat-kiat untuk menjadi sosok pemimpin. Lebih jelasnya, ia mengatakan bahwa pemimpin yang baik dilahirkan dari guru/mentor yang baik, dan guru yang baik terbentuk dari sistem pendidikan yang baik.

“Kesatria yang baik terlahir dari brahmana yang baik, dan brahmana yang baik tercipta dari sistem pendidikan yang baik,” ungkap Dimas.

Selain itu, ia juga menyampaikan terkait dengan esensi dari sosok pemimpin. Menurutnya, pemimpin itu bukanlah suatu pekerjaan, namun berangkat dari suatu kesadaran.

Selain membahas tentang kepemimpinan, Dimas juga menyampaikan terkait dengan Social Transformation. Pembahasan yang diangkat antara lain terkait dengan Transformasi sosial secara umum, isu kesehatan, geopolitik, bonus demografi, dan perebutan ekonomi nasional.



Penulis
Feby Alfiana

Daftar Info Lomba Gratis Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022

0
 
 

Campusnesia.co.id - Untuk sobat Campusnesia yang mempunya jiwa-jiwa kompetitif berikut kami hadirkan Daftar Info Lomba Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022.

Mengikuti lomba bisa jadi sarana melati jiwa kompetitif, pantang menyerah dan sportifitas. Cocok untuk mengisi waktu luang  dimasa pandem seperti sekarang ini.

Langsung saja, ini daftarnya Info Lomba Deadline Bulan Juli 2022


1. Lomba English Festival



2. Lomba Food Festival



3. Lomba Fotografi 


4. Lomba LKTI Nasional 2022


5. Lomba Pidato Nasional


6. Lomba Tahfidz Quran


7. Lomba Video Instagram




8. Lomba Wirausaha Muda 2022 Jawa Barat 


9. Lomba Microblog Podcast



10. Lomba video Dies Natalis Griya Peradaban ke 2 tahun 2022
Deadline tanggal 7 Agustus 2022






Demikian tadi sobat Campusnesia, Daftar Info Lomba Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022. 
Selamat berlomba semoga menang, sampai jumpa.



Penulis: 
Nandar


Pantik Semangat Generasi Muda, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Alternatif IV dengan Menghadirkan Pembicara Ternama

0


Campusnesia.co.idGenerasi Muda sebagai lokomotor gerakan tentu memiliki peran sentral dalam menentukan  nasib suatu bangsa. Generasi muda juga disinyalir mampu menjadi garda terdepan dalam menentukan arah gerak bangsa ke depan. Untuk itu, pemuda dituntut untuk menjadi pribadi yang kuat dan mampu menciptakan inovasi-inovasi yang mampu memperkokoh peradaban bangsa itu sendiri.

Sebagai salah satu upaya dalam memantik semangat generasi muda, Griya Peradaban kembali mengadakan Kuliah Alternatif IV yang akan dilaksanakan pada Bulan Juli – Agustus mendatang.

Tidak kalah hebat dari Kuliah Alternatif sebelumnya, Kuliah Alternatif IV juga akan menghadirkan pembicara-pembiacara yang berfokus pada topik-topik yang berkaitan dengan kepemudaan. Pembicara-pembicara tersebut diantaranya adalah Dimas Oki Nugroho (Founder Perkumpulan Kader Bangsa), Milatul Miskiyyah (Duta Santri Nasional), Alivia Nadatul Aisyi (Mentor Griya Peradaban), Atin Anggraini (Mentor Griya Peradaban), H. Iman Fadhilah (Pendiri rumah Pergerakan), Nurul Khasanah (Duta Santripreneur), Vania Indy Dhea Sylva (Mentor Griya Peradaban), Nailu Rokhmatika (Leader of Smartfren Community Brebes), Nurul Intan Krisnayanti (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2021), dan Wildani Hefni (Mentor Griya Peradaban).



Adapun topik-topik yang diangkat dalam serangkaian Kuliah Alternatif IV diantaranya adalah Leadership and Social Transformation, Spiritual and Emotional Intelligence, Communication and Social Network, Entrepreneurship, Creativity and Innovation for Developing Community, dan Flexibility and Adaptability.

Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa selain sebagai ajang dalam memantik semangat pemuda untuk berinovasi, Kuliah Alternatif IV juga merupakan ruang kolaborasi yang mengajak seluruh pemuda untuk tetap produktif dan berkontribusi di era yang dituntut untuk terus adaptif seperti saat ini.

“Selain sebagai ajang dalam memantik semangat generasi muda, adanya Kuliah Alternatif ini juga merupakan ajang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi untuk kemajuan bansga,” ungkapnya.


Penulis 
Feby Alfiana

Jelang Kuliah Alternatif, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Umum Bersama Staf Khusus Presiden

0
 


Campusnesia.co.idKomunitas yang bergerak dalam peningkatan kapasitas generasi muda, Griya Peradaban selenggarakan Kuliah Umum pada Sabtu (4/6/2022) melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai langkah awal dalam menyongsong Kuliah Alternatif Angkatan Keempat.


Ma’as Shobirin selaku founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi di masyarakat. 

Oleh sebab itu, perlu adanya wadah untuk memberikan stimulus bagi pemuda dalam melakukan hal tersebut. Stimulus tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kuliah umum.

“Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. Salah satu upaya dalam menstimulus hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan kuliah umum,” kata Ma’as saat sambutan pembukaan Kuliah Umum Griya Peradaban.

Kuliah Umum sendiri dihadiri oleh Romzi Ahmad selaku Staf Khusus Presiden. Acara yang diikuti oleh sekitar 60 peserta tersebut mengangkat topik tentang Anak Muda, Teknologi, dan Society 5.0.

Pada awal diskusi, Romzi Ahmad yang juga berperan sebagai narasumber menyampaikan terkait dengan masyarakat Indonesia yang didominasi oleh Generasi Z dan Generasi Milenial. Ia mengatakan bahwa dominannya Generasi Z dan Generasi Milenial seharusnya mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Generasi muda seharusnya mampu terlibat aktif dalam Gerakan-gerakan yang mampu membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia,”ujarnya.

Pada Akhir diskusi, romzi menyampaikan bahwa setiap peradaban pasti membawa masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut akan selalu hadir jawaban yang mampu dijadikan sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut dibuktikan ketika Indonesia dihadapkan pada permasalahan Covid-19 yang kemudian dijawab dengan inovasi yang sangat luar biasa dari dunia teknologi digital.  

“Setiap peradaban pasti memiliki masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut selalu akan muncul jawaban yang senantiasa menjadi pelengkap dari permasalahan tersebut,” kata Romzi.


Penulis
Feby Alfiana

Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Ditutup dengan Diskusi tentang Entrepreneurship

Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Ditutup dengan Diskusi tentang Entrepreneurship

0


Campusnesia.co.id - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Griya Peradaban kembali selenggarakan diskusi menarik dalam serial Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga pada Sabtu (12/02/2022). 

Diskusi tersebut merupakan serial keenam dari Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga. Diskusi yang membahas tentang Entrepreneurship ini menghadirkan dua narasumber yang luar biasa, yaitu Infijarun Niam (Ketua Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia) dan Nurul Khasanah (Mentor Griya Peradaban).

Materi pertama disampaikan oleh Infijarun Niam. Pria asal Demak Jawa Tengah ini lebih menekankan pada pembahasan tentang Entrepreneurship secara umum. 

Ia menyampaikan bahwa mindset yang membawa perubahan memiliki peran penting dalam berwirausaha.
"Perubahan belum tentu menjadikan kita lebih baik. Tapi tanpa perubahan, anda kehilangan kemajuan," ujarnya. 

Sedikit berbeda dengan pembahasan pada materi pertama, materi kedua disampaikan oleh Nurul Khasanah selaku Mentor Griya Peradaban. 

Perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Duta Santripreneurship Jateng 2019 ini menyampaikan tentang membangun jiwa dan membaca peluang usaha bagi anak muda.

Ia mengatakan bahwa wirausaha bukan sebuah pekerjaan, melainkan sebuah usaha atau cara seseorang untuk terus berpikir mandiri dan terus menerus. 

Diskusi yang dihadiri sekitar 50 peserta kuliah alternatif ini merupakan serial terakhir dari Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga.


Penulis: 
Feby Alfiana 

Belajar Creative Ideas on Social Media dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban

0


Campusnesia.co.id - Kuliah Alternatif angkatan III yang diinisiasi oleh Perkumpulan Griya Peradaban telah memasuki sesi ke V dengan mengangkat topik Creative Ideas on Social Media pada Sabtu (05/02) pukul 11.30 hingga selesai.

Kuliah yang pesertanya mayoritas milenial ini turur menghadirkan pemateri dari kalangan milenial pula, yaitu Nyimas An An Aminah (Pengelola PP Ar-Risalah Ciamis) dan Hasrish Ashfa El Hakim (CEO Aish Media Group) serta dipandu oleh Astuti Rahayu dari Aktivis Griya Peradaban.



Sebagai pemateri pertama dalam kegiatan tersebut, Aminah menyebutkan empat hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang jika ingin kreatif dalam bersosial media. Diantaranya yaitu Social Communication, Personal Branding, Driving the Economy dan Dakwah and Opinion Public. 

Ia menjelaskan, setelah seseorang berhasil membranding diri dengan Self Knowledge, Personal Objective, Audience, Best Self dan Self Promotion maka akan mudah untuk Driving the Economy on Social Media. Artinya, sosial media dapat menjadi ruang untuk mengembangkan ekonomi.


Selain itu, ia juga menerangkan bahwa di sosial media adalah tempat yang potensial untuk berdakwah. "Dengan jangkauan yang lebih luas, seseorang dapat lebih leluasa menyebarkan opini publik." Jelas perempuan yang juga aktif di Instagram tersebut. 

Sementara pemateri kedua, Harish Ashfa lebih khusus menjelaskan mengenai teknik membuat konten yang baik dan menarik berangkat dari Personal Branding. 

Menurutnya, sebelum membuat konten di media sosial, seseorang perlu membranding personal terlebih dahulu. Untuk membranding personal, hal-hal yang harus ada di dalamnya ialah Personal Quality, Past Experience and Stories, Value, Expertise dan Communication with Others.

Lebih lanjut ia menerangkan bagaimana cara untuk membangun Personal Branding. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah menentukan niche atau ceruk pasar, membangun personal image, mengembangkan skill, membuat profil online, lalu membuat konten dengan menentukan target audience. 

"Setelah semua sudah dilakukan, maka konsistensi adalah kunci yang terkunci." Tegasnya. 

Kuliah Alternatif yang memiliki fokus menggugah soft skill pesertanya ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan pemateri dan topik yang berbeda setiap pertemuan. Sebagai informasi, pendaftaran peserta dibuka kembali setelah angkatan III ini selesai. 


Penulis: Khozin
Memaksimalkan Creative Literacy sebagai Gerakan dalam Menggali Ide Kreatif

Memaksimalkan Creative Literacy sebagai Gerakan dalam Menggali Ide Kreatif

0
 


Campusnesia.co.id Literasi biasanya selalu disangkut pautkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Padahal, apabila dipahami lebih dalam, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. 

Permasalahannya saat ini adalah Indonesia memiliki indeks literasi yang relatif rendah. Menurut Program for International Student Assessment (PISA), pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara yang disurvei oleh PISA. Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam 10 negara dengan indeks literasi terendah.
Sebagai salah satu bentuk meningkatkan indeks prestasi di Indonesia. Griya Peradaban kembali melanjutkan serial diskusinya dalam Kuliah Alternatif 3. Dalam Seri keempat tersebut, Griya Peradaban mengangkat topik tentang Creative Literacy. 

Griya Peradaban pun menghadirkan dua narasumber yang concern dalam topik tersebut. Kedua narasumber tersebut adalah Nadea Lathifah (Duta Internasional Griya Peradaban) dan Amrizarois Ismail (Direktur Griya Riset Indonesia). 

Diskusi yang diselenggarakan pada Sabtu (29/1/2022) dihadiri oleh 50 peserta kuliah alternatif. 

Nadea Lathifah selaku pembicara pertama menyampaikan bahwa literasi seharusnya tidak dimaknasi dengan kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan juga dengan kemampuan dalam menganalisis sesuatu.

"Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, melainkan tentang kompetensi nalar dalam memacahkan memahami suatu fenomena dan kemudian diadopsi menjadi bentuk pemecahan masalah," ujar Nadea.


Sedikit berbeda dengan pembicara pertama, Amrizaroiz selaku pembicara kedua lebih menekankan bagaimana cara menulis berbagai maca karya tulis dan bagaimana cara mempublikasikannya. 

Pada akhir sesi, pria kelahiran Demak ini mengatakan tentang pentingnya tulisan dalam mengubah dunia."Salah satu jalan mengubah peradaban adalah dengan tulisan," ujarnya.



Penulis:
Feby Alfiana 
Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif dengan Topik Community Development and Social Network

Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif dengan Topik Community Development and Social Network

0




Campusnesia.co.id - Manusia pada dasarnya selalu membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Tidak heran apabila kemudian manusia dijuluki sebagai makhluk sosial. 

Hubungan antara manusia dengan manusia lain disebut sebagai interaksi atau komunikasi, dimana kedua hal tersebut akan menjadi indikator dalam menentukan suksesnya suatu organisasi. 

Sabtu (22/01/2022) Griya Peradaban kembali menggelar Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Sesi Ketiga dengan topik "Community Development and Social Network". 

Diskusi yang dinahkodai oleh Ifti Mukaromah ini setidaknya diikuti oleh 50 peserta kuliah alternatif angkatan ketiga.

Dengan topik "Community Development and Social Network", Griya Peradaban mengundang narasumber yang berpengalaman luas dalam bidang tersebut, yaitu Dani Akhyar (Head of Community Development Smartfren) dan Abdullah Hamid (Founder Santri Community). 

Dani Akhyar selaku narasumber pertama membahas terkait "The Power of Networking". Dalam diskusi tersebut, ia menyampaikan terkait bagaimana manusia mampu menjalin jaringan dengan sebaik dan seluas mungkin. 

Pria yang sekarang sedang menempuh pendidikan S3 nya di jurusan Komunikasi Universitas Indonesia ini juga mengatakan bahwa networking pada dasarnya adalah hubungan yang dibangun secara sukarela. 

"Networking itu sederhananya adalah hubungan yang dibangun secara sukarela," tuturnya. 
Ia juga menyampaikan terkait pelajaran penting yang perlu diperhatikan dalam menjalin networking, salah satunya adalah konsep networking yaitu networking itu tentang memberi, bukan menerima. 

Tidak kalah seru dengan narasumber pertama, Abdullah Hamid selaku narasumber kedua lebih menekankan pada materi tentang bagaimana pentingnya komunikasi dalam diri seorang pemimpin. 

Menurutnya, kata kunci menjadi seorang pemimpin adalah komunikasi. "Kata kunci menjadi seorang leader adalah komunikasi," ujarnya.

Pada akhir sesi, ia juga menyampaikan tentang pentingnya menulis, berbicara, dan bergerak bagi kehidupan manusia.

"Menulislah supaya dikenang, bicaralah supaya dikenal, dan bergeraklah supaya ditulis," tuturnya.



Penulis:
Feby Alfiana 

Upaya Peningkatan Adaptifitas Generasi Muda dengan Spiritual and Emotional Intellegence

0




Campusnesia.co.id - Manusia pada dasarnya selalu dihadapkan pada sesuatu yang menjadikan kehidupan manusia tersebut menjadi kompleks atau penuh dengan dinamika. Namun, dinamika tersebutlah yang suatu saat akan menjadikan manusia mampu menjadi lebih adaptif atau tahan akan segala tantangan yang dihadapinya. 

Kecenderungan manusia dalam bertahan atas dinamika yang dihadapi, tidak terlepas dari spiritual and emotional intellegence (kecerdasan spiritual dan emosional) yang dimilikinya. Untuk itu, sudah barang penting bahwa manusia harus mampu mengendalikan kedua hal tersebut dalam kehidupannya. 

Sebagai upaya dalam memupuk kecerdasan spiritual dan emosional manusia khususnya generasi muda, Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Griya Peradaban mengangkat tema diskusi yang berkaitan dengan "Spiritual and Emotional Intellegence" pada sesi kedua yang diselenggarakan pada Sabtu (15/01/2022). 

Yeni Puspitasari selaku Aktivis Griya Peradaban sekaligus host dalam acara tersebut, sukses menghantarkan jalannya diskusi dari awal sampai akhir. 

Seperti halnya pertemuan sebelumnya, pada sesi kedua ini juga turut menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa, yaitu Kaula Fahmi selaku Ketua PCI NU Tiongkok dan Sindy Setiawati selaku Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020. 

Diskusi yang diikuti oleh 52 peserta ini, dimulai dengan perbincangan ringan yang disampaikan oleh Ketua PCI NU Tiongkok, Kaula Fahmi. Ia menyampaikan tentang bagaimana sinergitas yang harus dijalin antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. 

Menurutnya, kesuksesan atau kebahagiaan manusia tidak bisa tercapai jika hanya mengandalkan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga harus melibatkan kecerdasan spiritual dan emosional sehingga ketiganya mampu seimbang.

"Kecerdasan intektual saja tidak cukup, perlu adanya kecerdasan spiritual dan emosional dalam menciptakan kebahagiaan dalam diri manusia," tuturnya. 

Ia juga menyampaikan terkait kompetensi spiritual yang harus dimiliki manusia, diantaranya adalah kedisiplinan, dedikasi, integritas dan loyalitas, serta etos kerja. 

Sedikit berbeda dengan materi pertama, materi kedua yang disampaikan oleh Sindy  Setiawati (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020) lebih menekankan pada implementasi kecerdasan emosional dan cara pengendaliannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Perempuan kelahiran Bandung Jawa Barat ini menyampaikan bahwa kecerdasan emosional erat kaitannya dengan bagaimana manusia mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa untuk mencapai stabilitas dalam diri manusia, raga dan hati harus mampu berjalan beriringan.

"Dalam mencapai stabilitas dalam kehidupan manusia, raga dan hati harus berjalan secara beriringan," kata Sindy. 

Perempuan yang juga merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini juga menyampaikan tentang perbedaan antara orang yang berkembang dengan orang yang tidak berkembang. Menurutnya, orang yang tidak berkembang biasanya cenderung untuk tidak mengasah kemampuan yang dimilikinya dan ketika bergabung dalam organisasi hanya sebatas sebagai anggota. 

Pada akhir sesi, Sindy juga menyampaikan tentang emosional yang seharusnya dimiliki manusia. Menurutnya, emosi tidak hanya sebatas emosi saja, melainkan juga di dalamnya harus mengandung intellegence (kecerdasan), dimana hal tersebut akan menjadikan manusia lebih berkembang dan lebih kuat dalam menjalani kehidupan.