Mahasiswa Universitas Airlangga Kenalkan Bir Khotjok: Ramuan Herbal untuk Hipertensi dan Pegal Linu di Desa Sambangrejo

0
 


Campusnesia.co.idLamongan (16 Juli 2025) - Dalam rangka kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) ke-6 Universitas Airlangga, para mahasiswa melakukan edukasi kesehatan sekaligus demonstrasi pembuatan ramuan tradisional Bir Khotjok kepada warga Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.

Acara ini berlangsung di balai desa setempat dan dihadiri oleh ibu-ibu kader kesehatan serta warga sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai alternatif pengobatan herbal yang mudah dibuat di rumah dan bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam menangani masalah hipertensi dan pegal linu yang sering dikeluhkan masyarakat.

“Bir Khotjok merupakan minuman herbal berbahan dasar jahe, serai, kayu manis, dan cengkeh yang memiliki efek relaksasi dan melancarkan peredaran darah. Sangat cocok untuk penderita hipertensi ringan dan mereka yang sering mengalami pegal-pegal akibat aktivitas berat,” jelas salah satu mahasiswa pemateri dari tim BBK UNAIR.

Selama sesi berlangsung, peserta tidak hanya mendapatkan materi edukasi, tetapi juga turut praktik langsung membuat Bir Khotjok. Bahan-bahan yang digunakan sangat mudah didapat, dan proses pembuatannya pun praktis serta bisa disesuaikan dengan selera.

Menurut para peserta, kegiatan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan mereka mengenai cara menjaga kesehatan dengan bahan alami. Beberapa di antaranya bahkan mengaku baru mengetahui bahwa rempah-rempah dapur yang selama ini tersedia di rumah memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan tubuh.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program BBK Universitas Airlangga yang berlangsung dari tanggal 7 Juli hingga 4 Agustus 2025, yang mengusung semangat pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan edukatif dan aplikatif.



Editor:
Achmad Munandar

Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya: Sedekah Bumi Dusun Graman Dimeriahkan Arak-arakan dan Doa Bersama

0
 



Campusnesia.co.idLamongan - Suasana penuh khidmat dan kebersamaan terasa kuat dalam gelaran Sedekah Bumi di Dusun Graman, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, pada Selasa (23/7/2025). Tradisi tahunan ini menjadi momentum warga untuk mengungkapkan rasa syukur atas limpahan hasil bumi sekaligus menjaga warisan budaya leluhur.

Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, atau yang akrab disapa Pak Yes, diawali dengan arak-arakan budaya dari Balai Desa menuju Sendang Graman. Ratusan warga dari empat RT di Dusun Graman turut serta dalam prosesi tersebut dengan mengenakan pakaian adat khas kerajaan dan membawa gunungan hasil bumi.

Yang menarik, arak-arakan juga dimeriahkan dengan pertunjukan teatrikal perang sempyoh — sebuah seni tradisional yang menggambarkan semangat juang masyarakat di masa lalu. Sesampainya di Sendang Graman, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai bentuk permohonan keselamatan, kelimpahan rezeki, dan keharmonisan warga.

Dalam sambutannya, Bupati Yuhronur menyampaikan pentingnya merawat budaya lokal seperti sedekah bumi, terlebih di wilayah yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti Dusun Graman. Ia juga mengapresiasi kekompakan masyarakat dalam menjaga tradisi dan identitas desa.

“Tradisi seperti ini adalah kekayaan budaya yang harus terus kita rawat bersama. Bukan hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga pengingat akan sejarah panjang desa kita,” ungkap Pak Yes.

Tak hanya dihadiri pejabat dan masyarakat setempat, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sambangrejo. Kehadiran para mahasiswa ini memberikan warna tersendiri dalam pelaksanaan sedekah bumi.

Kevin, salah satu mahasiswa Unair peserta KKN, mengaku terkesan dengan semangat masyarakat dalam melestarikan budaya.

“Kami merasa beruntung bisa ikut merasakan langsung sedekah bumi di Dusun Graman. Ini pengalaman berharga yang tidak kami dapatkan di perkuliahan,” ujarnya.

Selain mengikuti arak-arakan, mahasiswa Unair juga turut membantu dalam persiapan logistik dan dokumentasi kegiatan. Partisipasi mereka menjadi wujud kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam mendukung pelestarian budaya lokal.

Dengan semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal, sedekah bumi tahun ini tidak hanya menjadi agenda rutin desa, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial lintas generasi dan memperkuat identitas budaya Lamongan.



Editor:
Achmad Munandar

Pengadaan Tempat Sampah Terklasifikasi : Upaya Mahasiswa KKN-T Undip Dalam Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman di CV. Bintang Umbul Wibawa

0
 


Campusnesia.co.idPada tanggal 29 Juli 2025 di Desa Degayu, Pekalongan Utara –Para mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 151 kelompok 5 telah melaksanakan program kerja multidisiplin yaitu pengadaan tempat sampah terklasifikasi seperti sampah organik, sampah anorganik, sampah limbah cair, sampah limbah padat, dan sampah kayu, di galangan kapal kayu tepatnya di CV Bintang Umbul Wibowo. 

Program kerja multidisiplin ini didasarkan pada hasil survey dan diskusi dengan pemilik galangan CV. Bintang Umbul Wibawa - Tungky Ari Wibawa - yang menyatakan bahwa pengadaan tempat sampah di galangan dapat menjadi solusi yang tepat untuk permasalahan sampah yang selama ini kurang diperhatikan pembuangannya. Sejauh ini, segala jenis sampah di galangan disatukan dalam tempat yang sama dan hal tersebut dinilai tidak ramah lingkungan karena beberapa sampah yang terklasifikasi berbahaya dapat mencemari lingkungan sekitar galangan dan tentu membahayakan siapapun yang ada disana, terutama para pekerja.

Kelompok 5 KKN-T 151 pun menginisiasi untuk mengadakan tempat sampah di lingkungan galangan dan tindakan tersebut disetujui oleh pemilik galangan. Dengan latar belakang sebagian besar anggota kelompok 5 merupakan mahasiswa teknik perkapalan, mereka mulai menentukan titik peletakan tempat sampah yang strategis sesuai dengan kondisi galangan kapal kayu. Begitu juga dengan anggota kelompok lain yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, bekerja sama menyusun booklet dan juga poster yang tidak hanya disebar di lingkungan galangan kapal kayu, tapi juga  ke lingkungan masyarakat sekitar galangan supaya kesadaran dan wawasan akan pengklasifikasian sampah bisa lebih masif dan meluas ke segala kalangan.

Peletakkan tempat sampah di galangan kapal kayu didasarkan pada denah yang telah dibuat dan didiskusikan. Para mahasiswa kelompok 5 bekerja sama untuk meletakkan tempat sampah tersebut sesuai dengan titik yang ada di denah. Setelah itu, kelompok 5 juga mensosialisasikannya kepada pekerja galangan kapal kayu tentang pengadaan tempat sampah dan para pekerja bisa membuang sampah atau sisa bahan baku pembuatan kapal ke tempat sampah yang telah tersedia. “Tempat sampah ini diharapkan disadari oleh para pekerja supaya lingkungan galangan bisa tetap bersih sekaligus aman” ucap Mas Tungky selaku pemilik galangan kapal kayu CV Bintang Umbul Wibawa.

Melalui program pengadaan tempat sampah terklasifikasi ini diharapkan para pekerja galangan kapal kayu maupun masyarakat Desa Degayu semakin sadar akan kebersihan lingkungan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sehat serta jauh dari lingkungan yang tercemar. 



Editor:
Achmad Munandar

Ungkap Isu-Isu Global, Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif Ke 10 Bertema “Global Citizenship”

0
 


Campusnesia.co.idMenjadi manusia itu bukan hanya tentang diri sendiri saja, tetapi bagaimana dia bisa bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana sikap kita ketika melihat saudara-saudara kita menderita? Sebagai warga negara yang menjujung tinggi nilai dan norma sosial, seharusnya kita peka terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi baik di ranah lokal maupun global. Menyikapi hal tersebut perkumpulan Griya Peradaban menggelar Kuliah Alternatif ke 10 bertema “Global Citizenship” melalui Zoom Meeting pada, Sabtu (26/07/2025).

Pegiat Arif Prasetyo menyampaikan dalam sambutannya, Kuliah Alternatif kali ini mengangkat tema yang sangat relevan dengan perkembangan zaman, tema ini di pilih bukan tanpa alasan melainkan karena di era globalisasi seperti sekarang ini kita semua di tuntut untuk tidak hanya menjadi warga negara yang baik di tingkat lokal tetapi juga menjadi warga dunia yang bertanggungjawab.

“Melalui kuliah alternatif ini saya berharap temen-temen semua dapat mengembangkan wawasan global yang luas namun tetap berdasar pada nilai-nilai pancasila, membangun kesadaran akan tanggungjawab kita bersama dalam menghadapi tantangan global seperti iklim dan ketidakadilan sosial, mengasah kemampuan berfikir kritis dan analisis dalam memahami dinamika dunia yang semakin kompleks, menjalin jejaring dan kolaborasi yang dapat berkontribusi positif di masyarakat baik di tingkat lokal maupun global” harapnya.

Awardee Nusantara Academic Writing Award Fathur Rochman sekaligus pemateri pertama menyampaikan,  per-hari ini dinamika global sangat berjalan dengan cepat, kita tidak lagi berhubungan atau berinteraksi dengan tetangga-tetangga kita di tingkat lokal saja, tetapi juga berinteraksi dengan warga dunia. Adanya teknologi dan komunikasi ini manusia bisa terhubung satu sama lain tanpa adanya batas wilayah dan negara. Keadaan tersebut kemudian dinamakan Globalisasi. Globalisasi itu ketika satu budaya atau satu produk itu kemudian mengglobal misalnya budaya K-Pop. Dari sinilah muncul konsep kewarganegaraan global yaitu di mana seseorang memprioritaskan identitas sebagai anggota masyarakat global. Mereka memandang bahwa manusia itu adalah satu kesatuan yang saling bergantung, ketika seseorang melakukan sesuatu di sini maka itu bisa berpengaruh di bagian dunia yang lain. Akan tetapi manusia itu makhluk primodial, artinya tidak bisa lepas dari identitas lokal, tidak bisa lepas dari norma dan budaya sehingga merasa sebagai warga dunia tapi indetitas lokal itu harus tetap di pegang.


“Kita bisa mengomentari atau melihat informasi di belahan dunia paling pojok sekalipun dalam waktu yang sangat singkat, kita juga bisa nimbrung ikut komentar statusnya Muhammad Falah di Liverpool misalnya atau ikut akunnya Cristiano Ronaldo misalnya, meskipun dia ada di Portugal tanpa harus pergi jauh-jauh ke sana, sehingga menurut Marshal Mcluhan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini ini kemudian menjadikan dunia itu sempit. Kata pepatah Indonesia itu, ternyata dunia tidak selebar daun kelor, maksudnya itu mrono mrene ketemu wong seng ajeg, jadi seakan-akan dunia itu sempit. Problem-problem seperti problem lingkungan, politik dan pembangunan, juga permasalahan yang terjadi di dunia harus kita sadari sebagai problem bersama, bukan hanya problem masyarakat tertentu sehingga kita di tuntut untuk terlibat aktif paling tidak menyumbang ide atau gagasan-gagasan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saya himbau untuk teman-teman yang ikut kuliah alternatif, apapun yang bisa kalian lakukan untuk masyarakat kalian lakukanlah, aktif di forum-forum kepemudaan, aktif di organisasi, dari situ apa yang kita lakukan itu bermnfaat untuk orang lain dan akan meluas. Orang-orang yang sekarang sukses itu tidak sukses sendiri mereka dengan kolaborasi” ujarnya.

Di jelaskan pula, ciri-ciri kewarganegaraan global ada 6 yaitu mempunyai pola pikir global, peduli isu global, menghargai keberagaman, pemahaman multidimensional, partisipasi aktif dan adaptif. Generasi di zaman sekarang adalah generasi yang paling akrab dengan teknologi, mereka hidup dengan teknologi dari kecil sehingga menjadi fungsi pemuda untuk membangun kewarganegaraan global, bagaimana teknologi itu dapat di manfaatkan dengan baik. Dengan bekal teknologi dan keberanian di harapkan pemuda dapat membantu menyelesaikan permasalahan dan menjadi agen untuk pembangunan berkelanjutan. Bahkan Indonesia memiliki 64,19 juta pemuda, ini sebuah potensi besar yang bisa di kembangkan. Karena ketika akses-akses  teknologi komunikasi ini tidak di dapatkan maka nanti akan terjadi bencana yaitu ketidakpastian global. Salah satu dampaknya, kemarin ada berita seorang pemuda dari Indonesia yang tidak kuat menghadapi problematika di negaranya yang kemudian menjadi tentara bayaran di rusia dan ternyata permasalahan disana lebih parah sehingga meminta kembali menjadi warga negara Indonesia.

Pemateri kedua Brelyantika Indra Jesa seorang mentor griya peradaban menyampaikan, a global citizen is one who can live and work effectively anywhere in the world, supported by a global way of life. Seorang warga global adalah seseorang yang dapat hidup dan bekerja secara efektif di mana pun di dunia, di dukung oleh pandangan atau wawasan hidup global. Wawasan terbagi menjadi tiga yaitu wawasan lokal, wawasan nasional dan wawasan global. Pemuda perlu berwawasan global karena semakin berkembangnya ekonomi global, semakin pesatnya kemajuan teknologi dan komunikasi dan meningkatnya populasi penduduk dunia yang di ikuti dengan munculnya permasalahan lingkungan.

“Salah satu permasalahan global sekarang yaitu perang yang terjadi di negara Palestina belum selesai. Seperti yang kita lihat di berita-berita banyak orang-orang yang menderita dan kelaparan di Palestina. Nah, itu salah satu bentuk, kita sebagai seorang pemuda untuk aware terhadap permasalahan yang ada di dunia saat ini salah satunya tentang kemerdekaan Palestine ini. Kalau di euro sendiri saya melihatnya isu green isu environment cukup banyak di bahas, kebetulan kerjaan saya sekarang di bidang yang membahas isu-isu tersebut” ujarnya.

Di tambahkannya, untuk membentuk wawasan global maka perlu open minded, mempunyai kemampuan digital literacy, harus bisa proactive, dan bilingual atau polygot. Banyak platform yang dapat di gunakan untuk melihat dan bergabung menjadi warga warga dunia. Menurut Albert Enstein “The world as we have created it is a process of our thinking. It cannot be changed without changing our thinking”.



Pemetaan Peternakan dan Lahan Dusun Sikandri, Dasar Penguatan Ketahanan Pangan Berkelanjutan

0
 


Campusnesia.co.idDusun Sikandri, Batang - Tim KKN Universitas Diponegoro Tahun 2025 telah memasang Plang Peta Penggunaan Lahan dan Sebaran Titik Peternak di Dusun Sikandri, Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar. Peta yang dipasang di tempat strategis ini bertujuan memberikan informasi visual yang mudah dipahami oleh seluruh warga, termasuk perangkat dusun dan kelompok tani-peternak. 
 
Peta ini merupakan hasil dari program pemetaan penggunaan lahan dan peternakan oleh mahasiswa KKN-T tim 41 Daffa Bintang Arkannuda mahasiswa dari Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan., yang dilakukan dengan metode survei GPS dan pengolahan data menggunakan perangkat lunak GIS (ArcGIS). Peta ini juga menjadi bagian dari pendukung data peternak yang dikumpulkan oleh tim multidisiplin, termasuk kegiatan pendataan peternak, produksi dan pelatihan UMMB (Urea Molases Mineral Block). “Pemetaan ini tidak hanya sebagai dokumentasi visual wilayah, tetapi juga memberikan gambaran menyeluruh mengenai persebaran peternak dan karakteristik lahan di Dusun Sikandri. Peta ini nantinya dapat digunakan untuk perencanaan distribusi pakan, penempatan fasilitas penyimpanan UMMB, hingga bahan pertimbangan pengembangan UMKM peternakan ke depannya,” jelas Daffa.


Program ini mendukung kegiatan pendataan peternak yang dilakukan anggota tim lainnya, dan menjadi dasar dari berbagai intervensi penguatan kapasitas peternak, mulai dari pelatihan pembuatan suplemen pakan UMMB, edukasi hukum transaksi ternak, pencatatan keuangan, hingga digitalisasi branding produk. Dengan adanya pemetaan ini, warga dusun kini memiliki sarana informasi berbasis spasial yang membantu mereka mengenali wilayah sekitar, memetakan potensi dan masalah, serta menjembatani komunikasi antar peternak. Kegiatan ini juga mendukung upaya menjadikan Dusun Sikandri sebagai model integrasi peternakan rakyat dan IPTEK berbasis komunitas. “Kami berharap data ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah desa maupun lembaga pendukung untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam pengembangan ketahanan pangan lokal,” tambahnya. 

Program ini tidak berdiri sendiri. Kolaborasi antar mahasiswa lintas disiplin dari bidang akuntansi, hukum, biologi, kedokteran, hingga teknik membentuk pendekatan menyeluruh dalam menciptakan sistem peternakan yang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga keberlanjutan, kesehatan, legalitas, dan ekonomi rumah tangga. Melalui UMMB sebagai suplemen pakan dan perbaikan manajemen peternakan berbasis data, KKN Tim Dusun Sikandri membuktikan bahwa integrasi antar keilmuan dapat membawa perubahan nyata bagi ketahanan pangan desa.



Editor:
Achmad Munandar

Pencatatan Keuangan Sederhana: Langkah Awal Menuju Peternakan Mandiri di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idDusun Sikandri, Batang - Dusun Sikandri, yang terletak di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, merupakan salah satu kawasan dataran tinggi dengan kontur alam subur dan curah hujan yang tinggi. Dengan kondisi geografis seperti ini, mayoritas warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, meskipun memiliki potensi agraria yang besar, pengelolaan sektor peternakan di dusun ini masih bersifat tradisional, terbatas, dan belum menyentuh pendekatan manajerial yang sistematis. Salah satu ciri khas peternakan di Sikandri adalah dominasi ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba, yang dikelola dalam skala rumah tangga. Hampir setiap kepala keluarga di dusun ini memiliki satu atau dua ekor ternak sebagai sumber pendapatan tambahan, tabungan hidup, atau cadangan darurat. 

Sayangnya, potensi ekonomi dari usaha ternak ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Ketidaktahuan tentang pengelolaan usaha, minimnya pencatatan keuangan, dan ketergantungan pada metode warisan menyebabkan sebagian besar peternak di Dusun Sikandri tidak benar-benar mengetahui apakah usaha mereka memberikan keuntungan atau justru menyebabkan kerugian. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro 2025 memilih Dusun Sikandri sebagai lokasi implementasi program multidisiplin bertema “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil.”

Program ini merupakan kolaborasi lintas keilmuan dari mahasiswa berbagai fakultas, yang hadir untuk mengintegrasikan pendekatan teknis, edukatif, sosial, dan manajerial dalam membenahi sistem peternakan di dusun tersebut. Beberapa program di antaranya mencakup edukasi kesehatan ternak dan lingkungan, pelatihan pembuatan pakan suplemen UMMB (Urea Molases Mineral Block), pemetaan kandang dan jumlah ternak, hingga penguatan kapasitas warga dalam memahami aspek hukum dalam transaksi ternak dan perjanjian bagi hasil. Keseluruhan kegiatan ini diarahkan untuk membangun model peternakan desa yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan zaman. 

Dari keseluruhan rangkaian program tersebut, salah satu kontribusi utama datang dari Bagus Puji Prayogi, mahasiswa dari Program Studi Akuntansi Perpajakan, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Bagus mengambil peran penting dalam memberikan edukasi dan pelatihan tentang pembukuan keuangan sederhana untuk peternak ruminansia kecil. Dalam praktiknya, Bagus turun langsung ke masyarakat, mengadakan diskusi kelompok dengan para peternak, lalu menyusun dan mendemonstrasikan format pembukuan manual yang mudah dipahami dan langsung bisa diterapkan.

 
Melalui pelatihan ini, warga peternak diperkenalkan pada cara mencatat pengeluaran harian seperti pembelian pakan, obat-obatan, serta biaya perawatan kandang, disertai dengan pencatatan pemasukan hasil penjualan ternak. Format pembukuan yang dikenalkan sangat sederhana - cukup menggunakan buku tulis, kolom pemasukan, pengeluaran, dan saldo - namun mampu memberikan pandangan nyata mengenai arus keuangan mereka. Selain itu, Bagus juga mengajarkan peternak membuat laporan laba-rugi sederhana untuk menilai apakah usaha mereka benar-benar memberikan profit dalam periode tertentu. Edukasi ini disampaikan secara partisipatif, dengan simulasi kasus nyata yang diangkat dari pengalaman peternak setempat, sehingga mereka merasa relevan dan mudah memahami manfaatnya.

Tak berhenti di situ, Bagus juga memberikan wawasan dasar mengenai pentingnya legalitas usaha dan kesadaran pajak secara ringan. Menurutnya, meskipun sebagian besar peternak di Dusun Sikandri belum dalam skala UMKM formal, namun membiasakan pencatatan dan memahami peran legalitas adalah langkah strategis menuju kemandirian ekonomi desa. Dalam jangka panjang, peternak yang memiliki catatan rapi akan lebih mudah mengakses program bantuan pemerintah, kredit usaha, dan bertransformasi menjadi pelaku ekonomi produktif yang diakui secara administrasi. 
 

Dalam wawancaranya, Bagus menyatakan bahwa inisiatif ini bukan sekadar mengajarkan cara mencatat angka, tetapi mengubah cara pandang peternak terhadap usahanya. "Selama ini, banyak peternak tidak tahu apakah usaha ternaknya menguntungkan atau tidak. Dengan pembukuan sederhana, mereka bisa melihat sendiri kondisi usahanya dan merencanakan langkah selanjutnya," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kebiasaan mencatat secara konsisten dapat menjadi kebiasaan yang menular dan mengakar dalam budaya usaha masyarakat desa.

Melalui sinergi antara edukasi pencatatan keuangan, perbaikan nutrisi ternak, dan pendataan sistematis, kegiatan KKN Tematik Multidisiplin UNDIP di Dusun Sikandri menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan ilmu pengetahuan dapat membawa dampak langsung bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Dari pencatatan sederhana yang dikenalkan oleh Bagus Puji Prayogi, lahirlah kesadaran baru bahwa usaha ternak bisa dikelola secara profesional, meskipun dalam skala kecil. Harapannya, langkah kecil ini bisa menjadi awal dari terbentuknya peternakan rakyat yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal.



Editor:
Achmad Munandar

Solusi Penyimpanan UMMB: Upaya Mahasiswa KKN-T Tim 41 UNDIPuntuk Dukung Ketahanan Pakan Ternak di Dusun Sikandri Desa Tumbrep

0


Campusnesia.co.idTim KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) tim 41 Universitas Diponegoro yang terdiri dari 4 tim diterjunkan di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang selama 30 hari yaitu sejak tanggal 1 Juli hingga 30 Juli. KKN Tim 41 dibawah bimbingan tiga dosen pembimbing lapangan (DPL) yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, yakni Migie Handayani, S. Pt., M. Si., Ir. Surono, M. P., dan Dr. Ir. Marry Christiyanto, M. P., IPM.

Diterjunkannya KKN-T di Desa Tumbrep didasari karena adanya Program Studi Diluar Kampus Utama Batang atau yang biasa dikenal PSDKU Batang. Dengan salah satu Program Studi unggulan adalah S1 Agribisnis karenanya kampus PSDKU  Batang akan dijadikan pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan agribisnis yang berbasis pertanian dan peternakan. 

Ketua KKN-T tim 41 yang juga selaku ketua lembaga PSDKU Batang Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU., mengangkat tema utama "Penerapan IPTEK Agribisnis berbasis ternak ruminansia kecil secara terintegrasi untuk mendukung ketahanan pangan di Desa Tumbrep". 

Kelompok 1 KKN-T Undip tim 41 yang berjumlah 11 mahasiswa difokuskan berkegiatan di Dusun Sikandri. Dusun yang terletak di dataran tinggi dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai peternak dan petani. Kedua sektor tersebut sebenarnya memiliki potensi yang besar, tetapi hingga saat ini belum dioptimalkan secara terpadu dan berkelanjutan. Melihat kondisi tersebut, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam agribisnis ruminansia kecil secara terintegrasi dapat menjadi sangat relevan. Salah satu pendekatan inovatif dalam meningkatkan produktivitas ternak di Dusun Sikandri adalah dengan mengenalkan Urea Molases Mineral Block (UMMB) sebagai suplemen pakan tambahan untuk hewan ruminansia.

Melalui pengenalan UMMB, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil ternak, dengan menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif. Hal tersebut menjadi langkah konkret dalam mendukung penguatan ketahanan pangan di Dusun Sikandri, sekaligus membuka jalan menuju terbentuknya sistem peternakan yang berkelanjutan dan berbasis pada optimalisasi sumber daya lokal.

Pengenalan UMMB ini dilaksanakan 2 sesi yang berbeda, yaitu dengan dikumpulkannya kelompok ternak di posko KKN untuk dilakukannya pemaparan materi dan demonstrasi pembuatan UMMB oleh tim KKN pada tanggal 8 Juli 2025 dan dilakukannya kegiatan mandiri oleh masing-masing kelompok ternak di RT 1, 2, 3, dan 4 yang dikoordinir oleh ketua RT setempat dan didampingi oleh perwakilan tim KKN secara merata. 

Unzilla Masyaprilia salah satu anggota KKN- T tim 41 melakukan pendampingan pembuatan UMMB di masing-masing RT dan memaparkan rancangan desain tempat penyimpanan pakan dan produk UMMB sederhana yang hanya membutuhkan drum bekas. 

Untuk menjaga kualitas produk UMMB diperlukannya perlakuan khusus yaitu tidak boleh terpapar matahari secara langsung dan tidak berada di tempat yang lembab, sehingga pengenalan produk UMMB yang dilakukan oleh kelompok 1 KKN-T tim 41 tidak hanya pendampingan cara pembuatan saja tetapi juga dengan diberi pengarahan agar kualitas UUMB yang dibuat dapat bertahan lama dengan tidak menurun kulitasnya. Dengan dasar ilmu arsitektur yang diampu Unzilla dapat melengkapi dan menyempurnakan susunan kelompok 1 KKN-T tim 41, kelompok peternak di Dusun Sikandri tidak hanya dikenalkan dengan inovasi UMMB namun juga dengan cara penyimpanan yang dapat menjaga kualitas produk dalam jangka panjang.

Rangkaian kegiatan ini telah terlaksana dengan baik dan mendapat sambutan positif dari kelompok peternak di Dusun Sikandri. Ketika selesai dilakukannya praktik pembuatan UMMB di RT 3 & 4 yang dilaksanakan bersamaan salah satu wargamendatangi perwakilan dari kelompok kami dan menyampaikan pesan “Warga Sikandri sangat menghargai kehadiran mahasiswa apalagi dengan memberikan keterampilan praktis yang diberikan secara langsung kepada masyarakat.”

Pada tanggal 22 Juli 2025 tim 41 & 50 KKN-T UNDIP mengadakan Gelar Karya, sebuah ajang memamerkan dan mempresentasikan produk dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama 22 hari berkegiatan di Desa Tumbrep. Gelar Karya tersebut dilaksanakan dengan mendapat dukungan penuh oleh pemerintah dan masyarakat setempat. 


Muhammad Najib selaku Kepala Desa Tumbrep menyambangi stand kelompok 1 tim 41 KKN-T dan mengapresiasi luaran produk UMMB yang dibawa. Selain memperkenalkan inovasi UMMB ke kelompok ternak Dusun Sikandri, kelompok 1 tim 41 KKN-T memanfaatkan sumber daya yang sudah ada di Dusun Sikandri setempat yaitu dengan mengganti dedak halus yang biasa ada di pasaran dengan dedak hasil penggilingan keliling yang rutin memutar pagi hari di sekitar Dusun Sikandri.

Melalui dukungan masyarakat dan kerjasama yang solid, diharapkan pengenalan produk UMMB ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata yaitu dengan meningkatnya kualitas hasil ternak, sehingga dapat menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif bagi kelompok peternak di Dusun Sikandri.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Dorong Penguatan Ketahanan Pangan Lewat Pendataan Peternak di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tim 41 Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan kegiatan multidisiplin di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Salah satu program unggulannya yaitu penguatan ketahanan pangan berbasis optimalisasi pengelolaan ternak ruminansia kecil, seperti sapi dan kambing, khususnya di Dusun Sikandri.

Safira Faelasufah, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Kampus Rembang yang tergabung dalam Tim 41, melaksanakan pendataan langsung peternak di wilayah tersebut dengan metode (door to door) ke setiap rumah warga di seluruh RT Dusun Sikandri. Kegiatan ini menjadi bagian awal dari penyusunan basis data peternak sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan.

“Dengan data ini, Dusun Sikandri memiliki arsip peternak. Jika suatu saat ada program pelatihan, bantuan, atau kegiatan lain yang membutuhkan informasi peternak, sudah ada datanya,” ujar Safira Faelasufah

Pendataan ini tidak hanya mencatat nama peternak, namun juga jenis ternak yang dipelihara, jumlah hewan, serta pakan apa yang diberikan setiap harinya . Salah satu tokoh masyarakat yang turut didata adalah Pak Muji, warga RT 4, yang telah berkecimpung dalam dunia peternakan selama kurang lebih 60 tahun. Saat ini, beliau memelihara dua ekor sapi salah satunya dari jenis Brahmana dan tiga ekor domba.


Pemilihan tema besar “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil” bukan tanpa alasan. Dusun Sikandri diketahui memiliki potensi besar dalam bidang peternakan, khususnya sapi dan kambing. Namun sayangnya, sistem peternakan di wilayah ini masih dikelola secara perseorangan, belum terintegrasi, dan cenderung tradisional. Bahkan, beberapa ternak yang dipelihara oleh warga merupakan titipan dari pemilik lain, dengan sistem bagi hasil saat terjadi transaksi jual beli. Hingga saat ini, belum pernah ada pendataan terkait peternak dan jenis ternak yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dilakukan penataan data dan sistem.

Menariknya, data yang dikumpulkan Safira tidak hanya menjadi arsip desa, tetapi juga digunakan oleh rekan KKN lainnya untuk kegiatan lanjutan seperti pembuatan Urea Molasses Mineral Block (UMMB). UMMB merupakan pakan tambahan yang bergizi dan dirancang secara praktis serta ekonomis untuk meningkatkan kualitas pakan ternak ruminansia. Program ini diharapkan bisa mendukung peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan ternaknya.

“Program UMMB akan lebih efektif jika diawali dengan basis data yang jelas, karena bisa menyesuaikan siapa saja yang akan diundang untuk melakukan pembuatan UMMB,” tambah Safira.

Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat ini menjadi contoh nyata sinergi akademisi dan desa dalam menjawab isu ketahanan pangan berbasis potensi lokal. Dengan data yang tersusun rapi dan kegiatan yang terarah, Dusun Sikandri diharapkan bisa menjadi model pengelolaan peternakan ruminansia kecil yang lebih terorganisir dan berdaya saing.



Editor:
Achmad Munandar

Dari Sampah Jadi Berkah: Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Olah Sampah Organik Jadi Kompos

0
 


Campusnesia.co.idSampah organik menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh warga Dusun Sikandri, khususnya sampah rumah tangga seperti sisa makanan dan dedaunan yang seringkali dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang tepat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah menyebabkan penumpukan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan inisiatif nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal melalui program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan sampah rumah tangga sekaligus memperkuat pemanfaatan limbah organik sebagai sumber daya yang bernilai.

Sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput, yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian warga. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal dan mempraktekkan cara membuat kompos dengan metode sederhana dan mudah diterapkan di rumah masing-masing.

“Kami melihat potensi besar dari sampah organik yang sering dianggap tidak berguna. Dengan sedikit edukasi dan praktik sederhana, sampah tersebut bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Melfanny.

Program pelatihan pembuatan pupuk kompos ini dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Juli 2025 oleh Melfanny Dwi Putri Adliyana dari Program Studi Biologi dan Sausan Mahirah dari Program Studi Kimia, sebagai bagian dari kegiatan KKN Undip di dusun Sikandri dalam memanfaatkan sampah organik yang melimpah di sekitar.
 

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kompos. Warga diajarkan cara membuat kompos menggunakan bahan seperti dedaunan kering, sisa sayur, air gula, dan EM4 sebagai bioaktivator. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 3-4 minggu.

“Kami sengaja menggunakan metode yang sederhana agar mudah dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya agar kegiatan ini bisa berlanjut setelah KKN berakhir,” tambah Sausan.

Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada desa, sejalan dengan misi KKN Undip untuk membangun desa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.



Editor:
Achmad Munandar

Penerapan Akuntansi Manajerial dalam Efisiensi Pengelolaan Peternakan Ruminansia Kecil di Dusun Srikandi

0
 


Campusnesia.co.idDusun Srikandi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam bidang peternakan, khususnya peternakan ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Potensi ini menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat setempat, baik sebagai mata pencaharian utama maupun sebagai usaha sampingan yang menopang kebutuhan harian. Lebih dari sekadar sumber pendapatan, peternakan ruminansia kecil juga memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan lokal karena menyediakan sumber protein hewani yang bergizi dan mudah diakses oleh masyarakat sekitar.

Namun, potensi besar ini masih dibayangi oleh berbagai tantangan, terutama dalam hal efisiensi pengelolaan keuangan dan produksi. Salah satu permasalahan yang paling menonjol adalah tidak adanya sistem pencatatan keuangan yang teratur dan sistematis. Para peternak cenderung mengandalkan ingatan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha mereka. Akibatnya, banyak peternak yang tidak mampu menghitung biaya produksi secara tepat, tidak mengetahui apakah usaha mereka menghasilkan keuntungan atau justru mengalami kerugian, serta kesulitan dalam menetapkan harga jual yang sesuai dengan kondisi pasar. Tanpa dasar data yang kuat, para peternak juga kesulitan merancang strategi pengembangan usaha, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengalami stagnasi bahkan kemunduran usaha tanpa menyadarinya.

Melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada 19 Juli 2025, mahasiswa hadir dengan menawarkan solusi berupa penerapan akuntansi manajerial dalam kegiatan usaha peternakan. Penerapan akuntansi manajerial menjadi langkah strategis untuk membantu peternak merencanakan, mengendalikan, serta mengevaluasi aktivitas usahanya secara lebih efisien dan berorientasi pada keuntungan. Berbeda dengan akuntansi keuangan yang lebih bersifat pelaporan eksternal, akuntansi manajerial fokus pada penggunaan data untuk pengambilan keputusan internal dan operasional.

Dalam pelaksanaan program yang dipandu oleh Farrelia Luthfiana Naila Safitri, para peternak diperkenalkan dengan konsep dasar pencatatan keuangan secara sederhana. Mereka diajarkan untuk mulai mencatat pemasukan dari hasil penjualan ternak serta pengeluaran dari pembelian pakan, obat-obatan, perawatan kandang, dan kebutuhan lainnya. Catatan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menyusun laporan laba-rugi sederhana, sehingga peternak dapat mengetahui kondisi keuangan usaha mereka secara periodik. Tidak hanya itu, peternak juga mulai belajar bagaimana menganalisis waktu terbaik untuk menjual ternak agar memperoleh harga maksimal, serta kapan sebaiknya membeli pakan dalam jumlah besar guna menekan biaya produksi. Semua ini dilakukan melalui pendekatan yang komunikatif dan menggunakan media yang mudah dipahami agar sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat setempat.

Hasil dari penerapan akuntansi manajerial ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Para peternak mulai dapat mengambil keputusan usaha dengan lebih tepat karena mereka kini memiliki data dan informasi keuangan yang lebih jelas dan akurat. Kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan keuangan pun meningkat. Peternak yang sebelumnya mengabaikan pencatatan kini mulai terbiasa memeriksa kondisi keuangan usaha mereka sebelum melakukan tindakan penting, seperti membeli pakan, memperluas kandang, atau menjual ternak. Mereka menjadi lebih rasional dalam merencanakan langkah ke depan karena sudah memiliki gambaran yang konkret tentang keuntungan dan kerugian usaha mereka.

Selain itu, penerapan akuntansi manajerial juga terbukti meningkatkan efisiensi usaha. Dengan pencatatan yang baik, para peternak mulai menyadari komponen biaya yang paling besar dalam usaha mereka dan mencoba mencari alternatif atau strategi yang lebih hemat. Mereka juga lebih berhati-hati dalam menggunakan sumber daya yang ada, seperti pakan dan tenaga kerja, karena kini mereka memahami bahwa setiap keputusan operasional berdampak pada hasil akhir usaha. Keberhasilan ini turut memperkuat upaya keberlanjutan usaha peternakan sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal. Ketika usaha peternakan dikelola secara lebih profesional dan efisien, maka hasil produksinya pun menjadi lebih stabil dan berkualitas, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat sekitar.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka peluang keberlanjutan jangka panjang. Peternak yang sudah terbiasa dengan pencatatan dan pengelolaan berbasis data memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan usahanya secara mandiri. Bahkan, mereka dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi peternak di dusun-dusun lain yang memiliki tantangan serupa. Melalui kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, program ini membuktikan bahwa pendekatan yang sederhana namun tepat sasaran dapat membawa perubahan nyata dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan ekonomi desa.

Dengan melihat hasil yang positif ini, diharapkan pemerintah desa maupun pihak terkait dapat memberikan dukungan lanjutan agar penerapan akuntansi manajerial terus berkembang dan membudaya di kalangan peternak. Program semacam ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lokal secara menyeluruh. Maka, program kerja ini layak dipertahankan dan diperluas sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan penguatan ketahanan pangan desa.




Editor:
Achmad Munandar