Tim Mahasiswa Akuntansi FEB UGM Juara XFest Case Competition 2016




Mahasiswa UGM terus mengukir prestasi. Kali ini giliran tiga mahasiswa Akuntansi FEB UGM, yaitu Nisrina Adelia Roselenny (Akuntansi 2013), Resa Masela Khairunnisa (Akuntansi 2013), dan Rahadian Irfan Istiarto (Akuntansi 2014) membawa nama baik UGM dikancah nasional. Ketiganya berhasil menjadi juara pada XFest Case Competition 2016 yang diadakan kerja sama BCA dan Marketeers. XFest 2016 dilaksanakan di dua tempat yakni di Jakarta pada 12-15 Oktober 2016 dan di Malang pada 26-28 Oktober 2016, tim UGM berhasil masuk hingga tahap final di Malang. Dalam lomba tersebut mereka diminta untuk menyelesaikan dan memberikan solusi untuk produk aplikasi e-wallet BCA yakni Sakuku.

Sebelum diundang untuk mengikuti babak final di Malang, peserta XFest 2016 diminta mengirim solusi tertulis untuk produk Sakuku. Dari solusi tertulis tersebut, dipilih 10 tim terbaik untuk mengikuti babak final di Malang. Pada hari pertama putaran final, masing-masing tim diminta untuk mempresentasikan proposal yang telah mereka ajukan sebelumnya. Setelah  melaksanakan presentasi masing-masing tim akan dievaluasi dan mendapatkan masukan dari para juri. Pada hari yang sama, tim juga mendapatkan mystery case untuk dipecahkan dan dipresentasikan pada hari kedua putaran final.

“Mystery case tersebut lebih menantang dan menuntut kami untuk sangat mendetil dalam menyikapi permasalahan pada salah satu fitur dalam Sakuku,” ujar Nisrina, Selasa (8/11).
Dari 10 tim yang lolos ke babak final, lima tim dinyatakan lolos untuk presentasi pada hari ketiga. Lima tim terpilih tersebut yakni dua tim dari UGM, tiga tim lainnya yakni dari dari Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan STIEBBANK. Pada hari terakhir tersebut, lima tim mempresentasikan ide final dalam menghadapi tantangan untuk aplikasi Sakuku di masa depan. Akhirnya setelah melalui proses kompetisi yang ketat ketiga mahasiswa FEB UGM tersebut berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi tersebut.

 “Kami merasa senang dapat menyelesaikan presentasi dengan baik dan di penghujung acara kami dinyatakan sebagai Juara I Xfest 2016 pada kateogri Case Competition,” ujar Nisrina.

Selain itu, Nisrina juga menambahkan bahwa selama tiga hari mengikuti kompetisi tersebut banyak pelajaran yang bisa diambil terutama dalam berpikir kritis dan memunculkan ide-ide kreatif bahkan di waktu yang sangat terbatas.

Menanggapi prestasi tersebut, Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D., sebagai Ketua Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, merasa senang dan bangga terhadap prestasi anak didiknya. Mahfud Sholihin menambahkan, bahwa prestasi tersebut merupakan salah satu hasil dari upaya perbaikan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh Departemen Akuntansi, terutama terkait dengan softskills, khususnya berfikir kritis dan kreatif.  

“Atas nama Departemen Akuntansi, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung peningkatan program sofskills tersebut hingga membuahkan prestasi dari para mahasiswa,” kata Mahfud. (Humas UGM/Catur)


5 Perbedaan mencolok pemilu di Amerika Serikat dan Indonesia



Amerika Serikat bakal punya presiden baru dalam hitungan jam. Sama seperti pemilu di Indonesia pada 2014 lalu, hanya ada dua kandidat yang menjadi calon Presiden AS. tentu saja persaingan kedua pihak ketat dan berlanngsung cukup panas. 

Pemandangan seperti ini pun biasa terjadi di Indonesia ketika kita memilih presiden setiap lima tahun sekali. Ya, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang sama-sama menganut sistem demokrasi, di mana warga negaranya berhak memilih secara langsung calon presiden mereka.

Namun meski sama-sama menganut sistem yang sama, faktanya kedua negara memiliki perbedaan yang cukup mencolok dalam hal penyelenggaran pemilu. Amerika tentu  Kira-kira apa saja ya? Berikut ulasannya sebagaimana brilio.net olah dari berbagai sumber, Rabu (9/11).

1. Jumlah partai.
Salah satu yang mudah diingat. Jika di Indonesia kita mengenal ada banyak sekali partai yang berpartisipasi dalam pemilu, maka di AS tidak sebanyak Indonesia. Pemilihan umum di AS dikuasai oleh dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Republik. Sebenarnya dalam konstitusi AS tidak ada batasan dalam jumlah partai. Namun dalam sejarah dan tradisinya hanya dua partai besar tersebut yang selalu menguasai pemilu.

2. Cara menentukan calon presiden.
Di Indonesia setiap partai politik bebas mengajukan calon presidennya. Capres ini pun umumnya ditunjukan langsung oleh partai yang mengusungnya. Sementara di AS, masyarakat merupakan pihak yang memiliki pengaruh kuat dalam pemilihan capres dari setiap partai politik. Capres akan ditentukan melalui pemilu pendahuluan, baik melalui sistem kaukus ataupun primary. Selain itu capres dari masing-masing partai akan diseleksi terlebih dahulu melalui konsesi yang melibatkan kader dari masing-masing partai.

3. Cara menentukan pemenang pemilu.
Di Indonesia, siapa pun yang berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilu maka langsung berhak dianggap sebagai pemenang. Namun hal itu tidak berlaku di AS.

Kemenangan seorang capres ditentukan oleh 538 perwakilan negara bagian (electors) yang tergabung dalam electoral college. Keberadaan electoral college ini diatur dalam konstitusi AS Pasal 2 Ayat 3. Sementara itu, untuk memenangkan pilpres dibutuhkan 270 suara elector.

Setelah pemilihan presiden diselenggarakan, maka pada bulan Desember electoral college akan mengadakan. Di kebanyakan negara bagian, anggota electoral college memberikan suara mereka berdasarkan suara mayoritas pemilih di negara bagian mereka. Para pemilih akan memilih di negara bagian pada 15 Desember sementara kongres akan menghitung hasilnya pada Januari mendatang.

4. Waktu pemilu.
Pemilu AS diselenggarakan setiap empat tahun sekali pada bulan November tahun genap. Pemilu selalu jatuh pada hari Selasa. Sedangkan kita semua tahu jika di Indonesia pemilihan presiden jatuh setiap 5 tahun sekali. Uniknya lagi, saat warga AS memilih calon presiden, secara bersamaan mereka juga akan memilih kepala daerah di berbagai tingkatan, pemilihan hakim-hakim baru, bahkan pemilihan supervisor distrik-distrik sekolah publik.

5. Atribut saat pemilu.
Tidak heran, jika sudah masuk musim pemilu, maka kita akan mudah melihat atribut parpol berserakan di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan tak jarang atribut-atribut ini dipasang secara berlebihan sehingga terlihat mengotori berbagai wilayah. Hal semacam ini tidak akan kamu temukan di AS. Di sana jarang terlihat ada spanduk atau pamflet ajakan untuk memilih Hillary atau Trump yang terpampang di jalanan.

sumber: https://www.brilio.net/politik/5-perbedaan-mencolok-pemilu-di-amerika-serikat-dan-indonesia-161109m.html

Mengenal proses Pemilu di Amerika Serikat




Jadwal Pemilu AS sangat baku dan berbeda dari Pemilu di Indonesia, Presiden tidak dipilih langsung oleh suara terbanyak pemilih pada Pemilu,  melainkan oleh suara elektoral pada setiap negara bagian.

Berikut beberapa hal  tentang Pemilu Amerika Serikat, dikutip dari situs resmi pemerintah Amerika Serikat, www.usa.gov.

SYARAT CALON PRESIDEN
Presiden AS harus:
- warga negara AS kelahiran AS
- sekurang-kurangnya berusia 35 tahun
- telah menjadi warga negara AS selama 14 tahun
Siapa pun yang memenuhi ketiga syarat itu bisa menyatakan diri mencalonkan diri sebagai presiden AS. Seorang bakal calon wajib mendaftarkan diri kepada komisi pemilu AS (FEC) begitu mereka menerima sumbangan atau mengeluarkan dana untuk kecalonpresidenannya sebanyak 5.000 dolar AS.

PRIMARY DAN KAUKUS
Sebelum Pemilu, sebagian besar bakal calon presiden harus melewati rangkaian pemilu pendahuluan (primary) negara bagian dan kaukus. Kendati primary dan kaukus berbeda, namun intinya sama memberi kesempatan kepada negara bagian untuk menentukan calon presiden partainya untuk Pemilu.

Primary diadakan oleh pemerintah negara bagian dan lebih rendah di bawah negara bagian, sedangkan kaukus adalah pertemuan tersendiri yang diadakan oleh partai politik.
Baik primary maupun kausus diadakan secara "terbuka", "tertutup", atau campuran keduanya.
Pada primary atau kaukus terbuka, pemilih memberikan suara untuk bakal calon dari partai mana pun.
Pada primary atau kaukus tertutup, pemilih mesti terdaftar pada sebuah partai politik sebelum memilih salah satu bakal calon.
Pada primary atau kaukus semi terbuka dan semi tertuitup adalah variasi dari keduanya.

DELEGASI DAN SUPERDELEGASI
Sekali lagi, penentuan bakal calon presiden AS juga tidak berdasarkan suara terbanyak, melainkan oleh orang yang ditunjuk mewakili pemilih dalam konvensi nasional partai guna memilih calon presiden resmi dari partai mereka. Istilah ini disebut delegasi atau delegasi tersumpah.

Delegasi inilah yang mewakili negara bagian mereka pada konvensi nasional partai. Seorang bakal calon presiden AS harus mendapatkan mayoritas suara delegasi pada konvensi nasional untuk bisa disebut calon presiden resmi partainya. 

Namun jumlah suara delegasi antara Partai Demokrat dan Partai Republik itu berbeda karena tergantung kepada aturan partai pada tingkat negara bagian dan tingkat nasional (di Indonesia disebut Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah) yang dipadukan dengan aturan dari komisi Pemilu pusat dan daerah (di Indonesia, KPU dan KPUD).

Pada 2016, seorang bakal calon presiden dari Partai Demokrat diharuskan minimal mendapatkan 2.383 suara delegasi dari total 4.765 delegasi untuk menjadi calon presiden resmi partai ini. Bakal calon presiden Demokrat harus mendapatkan paling sedikit 15 persen suara dalam primary atau kaukus untuk menerima dukungan delegasi tersumpah.

Sebaliknya pada 2016, seorang bakal calon presiden dari Partai Republik harus mendapatkan minimal 1.237 suara delegasi dari total 2.472 delegasi untuk bisa disebut calon presiden resmi dari partai ini. Republik membuat aturan bahwa delegasi tergantung kepada negara bagian, dan delegasi dipilih secara proporsional atau dalam basis winner-takeS-all (pemenang adalah peraih suara mayoritas), atau menggunakan sistem campuran.

Ada pula istilah superdelegasi atau delegasi tak tersumpah, yang terdiri dari para pejabat partai, para gubernur, dan para wakil rakyat yang berasal dari partai itu. Para superdelegasi tidak terikat pada bakal calon tertentu ketika konvensi nasional diadakan. Mereka bebas memilih siapa saja yang dianggapnya patut menjadi calon presiden partainya.

Ketika primary dan kaukus selesai, partai politik mengadakan konvensi nasional yang akan menentukan calon presiden resmi dari partai.

KONVENSI NASIONAL
Setelah primary dan kaukus selesai, partai politik menggelar konvensi nasional untuk memilih calon presiden dan wakil presiden dari partainya. 
Jadwal dan lokasi konvensi nasional partai pada 2016 adalah:
KONVENSI NASIONAL PARTAI KONSTITUSI di  Salt Lake City, Utah, mulai 13 April 2016.
KONVENSI NASIONAL PARTAI LIBERTARIAN di Orlando, Florida, mulai 26 Mei.
KONVENSI NASIONAL PARTAI REPUBLIK di Cleveland, Ohio, mulai 18 Juli.
KONVENSI NASIONAL PARTAI DEMOKRAT di Philadelphia, Pennsylvania, mulai 25 Juli.
KONVENSI NASIONAL PARTAI HIJAU di Houston, Texas, mulai 4 Agustus.
Konvensi nasional biasanya menjadi ajang memastikan calon yang sudah memenangkan suara delegasi paling banyak melalui primary dan kaukus. Tetapi jika tak ada bakal calon yang menerima suara mayoritas delegasi, maka konvensi nasional menjadi ajang untuk memilih calon presiden dari partai.
Partai-partai memiliki aturan masing mengenai minimal suara delegasi yang harus dimenangkan bakal calon sehingga partainya menjadikan dia sebagai calon presiden resmi:
- Bakal calon Partai Demokrat wajib mendapatkan minimal 2.383 dari total 4.765 suara delegasi
- Bakal calon Partai Republik wajib mendapatkan minimal 1.237 dari total 2.472 suara delegasi.

KAMPANYE CALON PRESIDEN
Kampanye calon presiden dimulai begitu calon presiden resmi dari partai telah terpilih, melalui primary dan kaukus dan kemudian konvensi nasional. Calon presiden akan mengunjungi seluruh negeri untuk menjelaskan visi dan strategi mereka kepada rakyat demi mendapatkan dukungan pemilih potensial. Kampanye, debat dan iklan menjadi bagian besar dari kampanye calon presiden.

PEMUNGUTAN SUARA DAN ELECTORAL COLLEGE
Tidak seperti pemilu di beberapa negara, termasuk Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden AS tidak dipilih langsung oleh rakyat. Alih-alih mereka dipilih oleh apa yang disebut elector yang menjadi penerima mandat partai, sedangkan proses pemilihan elector disebut dengan Electoral College.
Metode ini adalah hasil kompromi konstitusional yang menggabungkan pemilihan presiden dengan suara pemilih paling banyak dengan pemilihan presiden melalui Kongres (DPR dan Senat).

Elector
Jumlah elector pada setiap negara bagian ditentukan oleh berapa banyak anggota Kongres (DPR dan Senat) dari sebuah negara bagian, plus aerah khusus ibu kota Washington D.C yang memiliki tiga elector. Total elector sendiri ada538.  Tapi elector sama sekali bukan anggota Kongres atau pejabat pemerintah/partai.  Setiap partai politik tingkat negara bagian (DPD) memilih elector-nya sendiri untuk mewakili negara bagiannya.

Setelah pemilih memberikan suara pada pemungutan suara Pemilu 8 November nanti, suara pemilih ini dihitung dalam basis negara bagian (bukan nasional seperti terjadi di Indonesia).  Di 48 negara bagian, termasuk daerah khusus ibu kota Washington D.C., kandidat presiden dinyatakan menang di negara bagian jika dia merebut mayoritas jatah suara elektoral di negara bagian itu (winner takes all).  Jadi, misalnya, jika calon presiden mendapatkan 11 dari total 20 suara elektoral di Illinois, maka calon presiden itu dinyatakan menang di Illinois, kendati lawannya meraih 9 suara elektoral di negara bagian ini.

Hanya dua negara bagian yang tidak mengadopsi konsep winner takes all, yakni Maine dan Nebraska. Kedua negara bagian ini menerapkan sistem proporsional.

Karena total ada 538 elector, maka seorang calon presiden dinyatakan memenangkan Pemilu atau dinobatkan sebagai presiden AS ketika dia mendapatkan paling sedikit 270 suara elektoral.

Kendati penghitungan suara Electoral College biasanya baru bisa didapatkan antara pertengahan November dan pertengahan Desember, namun umumnya pemenang Pemilu AS sudah bisa diketahui pada malam setelah pemilih melakukan pemungutan suara.

Konstitusi AS tidak mewajibkan elector memilih berdasarkan suara terbanyak dari daerah yang diwakili elector, namun jarang sekali ada elector yang tak mengikuti suara terbanyak dari negara bagian yang diwakilinya.

MENANG SUARA TERBANYAK TAPI KALAH PEMILU
Kendati tidak biasa, seorang kandidat mungkin saja menang pada Electoral College, namun kalah dalam suara terbanyak pemilih. Itu artinya calon presiden itu menang di tingkat negara bagian dan mencapai 270 suara elektoral atau elector tanpa menjadi pemenang suara mayoritas pemilih secara nasional. Kondisi ini sudah empat kali terjadi pada Pemilu AS, dan yang terakhir terjadi pada Pemilu 2000 ketika George W. Bush dari Republik melawan Al Gore dari Demokrat.

JIKA TAK ADA CAPRES YANG MERAIH 270 SUARA ELEKTORAL
Ini jarang sekali terjadi, namun jika pada 2016 kondisi ini terjadi maka, DPR yang akan memilih Presiden dari tiga calon presiden utama, dan Senat memilih Wakil Presiden dari dua calon wakil presiden utama. 

Situasi ini pernah terjadi pada Pemilu 1824 ketika John Quincy Adams mendapatkan suara terbanyak dari DPR setelah tidak ada satu pun kandidat yang memenagkan mayoritas Electoral College.

PELANTIKAN PRESIDEN
Hari Pelantikan biasanya diselenggarakan pada 20 Januari atau 21 Januari jika tanggal 20 Januari jatuh hari Minggu. Pelantikan berlangsung di Gedung Capitol di Washington DC.
Pada hari libur nasional ini, Presiden dan Wakil Presiden terpilih disumpah dan resmi menjabat jabatannya.

Wakil presiden terpilih adalah yang pertama kali disumpah, diikuti oleh para senator dan para anggota DPR. Bunyi sumpahnya adalah, "I do solemnly swear (or affirm) that I will support and defend the Constitution of the United States against all enemies, foreign and domestic; that I will bear true faith and allegiance to the same; that I take this obligation freely, without any mental reservation or purpose of evasion; and that I will well and faithfully discharge the duties of the office on which I am about to enter: So help me God."

Siangnya, giliran presiden terpilih mengucapkan sumpah, sesuai Pasal II, Bab I UUD Amerika Serikat: "I do solemnly swear (or affirm) that I will faithfully execute the office of President of the United States, and will to the best of my ability, preserve, protect and defend the Constitution of  the United States."

Pelantikan diselenggarakan oleh Komite Gabungan Kongres untuk Seremoni Pelantikan.
Editor: Jafar M Sidik

5 Quote Motivasi Kunci Sukses dalam Bisnis versi Campusnesia





Campusnesia.co.id -- Bisnis bagi sebagain orang mungkin terlihat mudah dilakukan, padahal kenyataanya tak selamanya demikian. Namanya semangat kadang naik kadang turun, maka tidak salah bila kita harus punya pegangan agar motivasi tetap terjaga. Untuk pembaca setia Campusnesia kami hadirkan 5 Quote Motivasi Kunci Sukses dalam Bisnis versi Campusnesia.

1. Jebakan Pengusaha Pemula




2. Manajemen Keuangan





3. Motivasi selain Materi




4. Sebaik-baik Manusia





5. Yang tidak kalah penting dari Laba




Demikian tadi posting kali ini tentang Untuk pembaca setia Campusnesia kami hadirkan 5 Quote Motivasi Kunci Sukses dalam Bisnis versi Campusnesia. semoga bermanfaat untuk para pembaca dan sampai jumpa.

copywriter: Nandar
desain grafis: Nandar

Peserta PL1 RnB Undip Kunjungan Bisnis ke Loetju.com




Sobat Campusnesia, apa kabar di awal bulan november ini? semoga semakin lebih baik ya dari bulan-bulan sebelumnya. 



Malam ini campusnesia hadir dengan liputan menarik seputar tema kewirausahaan lagi, datangnya dari kegiatan teman-teman yang sedang mengikuti seleksi masuk sebuah unit kegitan mahasisiwa di kampus Undip yaitu UKM RnB, dimana para pesertanya diminta melalui berbagai tugas yang menarik menambah ilmu dan wawasan pastinya. Salah satunya adalah tugas kunjungan bisnis yang namanya PL 1 (Prootion Level 1).

Yang akan kita liput hari ini adalah kunjungan bisnis peserta PL1 RnB Undip ke usaha kreatif di Tembalang Semarang yaitu Loetju.com usaha yang bergerak dalam percetakan merchandise dan menjual oleh-oleh souvenir khas kota semarang dan kampus undip.


Kelompok yang datang terdiri dari tiga orang, Desi mahasisiwa FEB Undip 2015, Kristian mahasiswa Teknik Elektro 2014 dan Hendri dari Teknik Kimia angatan 2014 yang semuanya dari Universitas Diponegoro. kunjungan ini diterima langsung oleh CEO Loetju mas Achmad Munandar.

Kunjungan berlangsung lebih kurang 1 jam, diisi dengan pertanyaan dan diskusi seputar sejarah, perjalanan dan perkembangan Loetju. bagi kalian yang belum tahu ternyata Loetju didirikan oleh mahasiswi undip juga lho, yang mendapat pendanaan oleh program mahasiswa wirausaha atau PMW dikti tahun 2009.




Dan ternyata nama Loetju di baca Lucu, dari penjelasan mas nandar pertimbangan memilih nama Loetju karena para founder ingin brand produknya identik dengan perasaan senang, happy, lucu dan bahagia.

Loetju memulai debut memproduksi dan menjual souvenir khas kota semarang dan kampus undip, dalam perjalananya baru kemudian melebarkan sayap dipercetakan merchandise dan digital printing serta baru-baru ini membuka divisi baru yaitu plakat instan indnoesia.

Dalam diskusi juga terkuak bahwa perjalan Loetju tak semulus yang dilihat banyak orang, mas nandar berbagi berbagai tantangan yang dihadapi Loetju dalam proses perkembanganya misalnya tentang modal, sdm persaingan usaha sejenis dan lain-lain, menariknya mas nandar juga berbagai tips solusi apa yang diambil untuk menghadapi tantangan yang dihadapi.


Di akhir sesi mas nandar berbagi tips untuk para peserta kaitanya apabila mereka ingin terjun dan memulai usaha, diantaranya pesan tentang cara memulai usaha ada baiknya mulai saja dulu dari hal kecil dan bisa dilakukan segera, dengan segera memulai dan berjalan maka selama proses akan dengan sendiri belajar tentang hal-hal yang perlu di kembangkan dan diselesaikan. Beliau juga berpesan agar dalam menjalani usaha sebaiknya tidak hanya memiliki motivasi terhadap materi atau uang tetapi juga motivasi tentang kebermanfaatan agar ketika tujuan uang belum tercapai semangat dan motivasi tetap terjaga.

Nah menarik kan sobat campusnesia, sampai ketemu di liputan selanjutnya, salam prestatif. / redakasi

Serunya Pembinaan Kewirausahaan Beastudi Etos Semarang bersama CEO Loetju.com






Sobat Campusnesia, selamat malam selamat datang di awal bulan november. Semoga kita menjadi lebih baik di bulan ini ya. malam ini redaksi kembali hadir di kolom liputan dengan berita menarik seputar tema entrepreneurship, kali ini datang dari kegiatan pembinaan soft skill mahasiswa penerima Beastudi Etos Semarang.

Bagi kalian yang belum tahu, Beastudi Etos adalah beasiswa dari dompet dhuafa untuk mahasiswa yang berprestasi tetapi terbatas dalam hal finansial. selain pembiayaan kuliah, program beasiswa ini juga mengakomodasi asrama gratis selama 3 tahun dan yang paling menarik semua peserta beasiswa akan mendapat pembinaan pengembangan diri selama program yang meliputi aspek akademis, keagamaan, leadership, pengabdian masyarakat dan kemandirian.

Dengan demikian lulusan program beasiswa ini pasca kampus sudah siap menjadi pemimpin yang berkarakter unggul, mandiri dan peka serta peduli terhadap permasalahan sosial di masyarakat.

Malam ini redaksi berkesempatan mengikuti salah satu program pembinaan rutin bulanan para penerima beasiswa ini, yang diadakan oleh angkatan 2015 terdiri dari 4 orang mahasiswa dan 9 mahasiswi dari berbagai jurusan dan fakultas di universitas diponegoro.

Pembinaan berlangsung selepas sholat isya hingga jam 9 malam, di asrama putri yang terletak di jalan iwenisasri tembalang semarang. pembinaan kali ini bertema tentang kiat-kiat dalam berwirausaha dan strategi menghadapi masyarakat ekonomi asean atau MEA.


Materi disampaikan oleh CEO Loetju merchandise, Achmad Munandar, sebuah umkm di semarang yang bergerak dalam industri kreaif tepatnya merchandising dan digital printing.

Selama satu jam, peserta antusias mengikuti jalanya pembinaan yang penuh makna dalam suasana yang sederhana. nuansa kebersamaan dan kekeluargaan terasa dengan acara yang digelar lesehan sembari menikmati gorengan dan makanan kecil. Sekedar informasi ini salah satu ciri khas acara-acara pengembangn diri program beasiswa ini, penuh kesederhanan dalam pelaksanaan namun penuh makna dan esensi.

Mas Nandar sapaan akrab pembicara menyampaikan banyak hal, tapi yang menarik diantaranya penekanan beliau pada poin pentingnya pemahanman pola pikir ketika seseorang hendak memutuskan terjun dalam dunia wirausaha, beliau memberikan contoh pemahaman tentang mindset terhadap tanggung jawab, kejujuran, karakter tidak mudah menyerah serta motivasi-motivasi lain selain uang yang harus dimiliki seorang pelaku usaha, contoh tentang kebermanfaatan yang bisa diberikan bagi masyarakat dengan usaha yang dimiliki.

Setelah bicara tentang mindset beliau masuk pada tataran teknis meulai usaha, mengelola dan mengembangkan dengan sedikit sekali teori dan lebih banyak bercerita tentang pengalaman pribadi ketika menglola Loetju merchandise.

Menjelang akhir sesi di bahas juga tentang peluang dan tantangan di era MEA, salah satu yang perlu dipersiapkan adalah kemampuan berinovasi, kemampuan SDM bersaing dan kemampuan meningkatkan kualitas produk.


Pada sesi tanya jawab, peserta tambah antusias terbukti setidaknya 5 peserta melontarkan aneka pertanyaan, salah satu pertanyaan menarik adalah tentang fenomena kalah bersaingnya produk lokal dengan gempuran produk asing dan fenomena lebih banyaknya impor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. di sini diskusi dua arah menjadi menarik, karena bicara kewirauasahaan tidak hanya seputar laba rugi tetapi lebih luas dari itu termasuk didalamnya ekonomi lebih luas dan  kepentingan politik dll.

Nah menarik bukan, samapai ketemu di liputan selanjutnya, salam prestatif./redaksi

Rampoe UGM Mengharumkan Indonesia di Festival Kesenian Taiwan



Rampoe UGM kembali membawa misi diplomasi budaya di tingkat dunia. Komunitas seni yang bergerak dalam bidang seni tari Aceh ini mewakili Indonesia di Nan Ying International Folklore Festival (NYIFF) di Kota Taina, Taiwan pada 08-16 Oktober 2016.

Nan Ying International Folkore Festival merupakan festival kebudayaan internasional yang rutin diselenggarakan sejak tahun 1996 silam. Kegiatan ini diadakan oleh Council for Cultural Affairs Taiwan. Dalam festival tahun ini diikuti sebanyak 29 kontingen seni dari 15 negara di berbagai belahan dunia.

Ketua rampoe UGM, Yusuf Qardhawi, mengatakan keikutsertaan Rampoe UGM dalam festival seni budaya di Taiwan ini ditujukan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di kancah internasional. Selain itu, sebagai bentuk pelestarian kesenian tradisional, khususnya seni tari Aceh. “Misi ini sebagai upaya kami untuk ikut andil dalam melestarikan kebudayaan di level internasional,” tuturnya, Rabu (19/10) saat dihubungi masih berada di Taiwan.

Dalam festival ini, Rampoe UGM mengirimkan 25 penari, 2 manajer, dan 1 fotografer. Menampilkan tiga tarian di panggung utama yaitu Tari Ratoeh Jaroe, Tari Ratoeh Pukat, dan Tari Rapai Gelang. Sementara itu, pada tour performance menampilkan Tari Likok Pulo.Pada sesi tour performance  Rampoe UGM tampil di 9 distrik yakni Xinying, Jiali, Jiangjyun, Gueiren, Datan, Yongkang, East, Baihe, dan Shanhua Distrik.

Dalam tour performance ini, Rampoe UGM tidak hanya tampil di hadapan masyarakat saja. Namun, mereka juga berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal untuk berbagi pengalaman seni dan budaya.

“Bersyukur sekali Rampoe bisa mengikuti festival ini, karena kami bisa mendapat pengalaman baru terkait kebudayaan lokal dari warga,” tutur Yusuf.
Manajer Rampoe UGM, Sirajuddin Lathif, menambahkan masyarakat Taiwan menunjukkan sambutan hangat pada Rampoe UGM. Bahkan, penampilan mereka mendapatkan standing applause dari masyarakat.

“Bangga dan terharu saat melihat sambutan dan kegembiraan warga saat kita pentas di panggung. Benar-benar menjadi pengalaman luar biasa bagi kami,” urainya.
Sirajuddin menyampaikan Rampoe UGM akan terus menjalankan misi diplomasi budaya untuk mempromosikan seni budaya Indonesia ke mata dunia. Dalam waktu dekat, Rampoe UGM akan kembali menggelar misi diplomasi budaya dengan mengikuti festival seni di Praha dan lomba di Jerman pada 27 Oktober 2016 mendatang. (Humas UGM/Ika)