Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri info herbal. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri info herbal. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Info Seputar Pulau Jeju Latar Drama Korea Our Blues, Destinasi Wisata dan Kuliner Khasnya

0


Campusnesia.co.id - Sabtu 9 April 2022 malam ini jadi hari pertama untuk penanyangan drama terbaru dari tvN berjudul Our Blues setelah sebelumnya slot sabtu dan minggu di isi oleh drama Twenty Five Twenty One.

Tak main-main, drama Our Blues dibintangi aktor papan atas seperti Shin Min A yang sukses lewat drama Hometown Chachacha, Lee Byung Hyun yang populer lewat drama mr Sunshin dan Kim Woo Bin yang akhirnya comeback berperan dalam drama lagi.

Our Blues berlatar kehidupan masyarakat di Pulau Jeju, salah satu pulau populer di korea selatan yang punya 16 destinasi wisata terkenal dan kuliner yang khas.

Lewat postingan kali ini, yuk kita bahas tentang Pulau Jeju yang jadi latar Drama Our Blues.

Korea Selatan memiliki sekitar 3.000 pulau, sebagian besar adalah pulau kecil dan tidak berpenghuni.

Selain pulau Jeju ada pula pulau lainnya misalnya, Pulau Anmyeon, Pulau Bogil, Pulau Ganghwa, Pulau Heuksan, Jindo, Karang Liancourt, Modo, Jindo, Pulau Namhae, Udo, Ulleungdo, Pulau Yeonpyeong.


Sekilas Info tentang Pulau Jeju Latar Drama Our Blues
Pulau Jeju (Jeju-do) adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan

Terletak di Selat Korea, sebelah barat daya Provinsi Jeolla Selatan, yang dahulunya merupakan satu provinsi sebelum terbagi pada tahun 1946. Ibu kota Jeju adalah Kota Jeju (Jeju-si).

Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). Pulau ini bercuaca hangat sepanjang tahun dan pada musim dingin jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.

Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal" yaitu, bebatuan, wanita dan angin. Karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik, Pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea. Dalam catatan sejarah, Jeju disebut dalam berbagai nama, mulai dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra.

Kota pelabuhan terdekat Jeju dengan daratan utama Korea adalah Mokpo, provinsi Jeolla Selatan. Panjang garis pantai 253 km, luas keseluruhan 1.825 km². Suhu di Jeju dapat bervariasi, mulai dari tropis sampai subtropis. 

Suhu rata-rata per tahunnya adalah 14,6 °C dan 4,7° di musim dingin. Keanekaragaman flora yang tumbuh di Jeju sangat berbeda dengan yang ada di Semenanjung Korea. Karena iklimnya yang baik, pulau ini ditumbuhi lebih dari 1.700 jenis tanaman, sehingga Jeju dijuluki sebagai "Pulau Botani" karena kekayaan floranya.

Selama berabad-abad, penduduk Pulau Jeju dijuluki sebagai yukgoyeok (enam jenis pekerja keras) yang merujuk kepada warga yang mengerjakan berbagai pekerjaan sulit dan berat untuk hidup, seperti mencari abalon dan kerang dengan cara menyelam ke dasar laut, membangun pelabuhan, beternak, membuat kapal dan bertani. 

Seringkali mereka diperas demi membayar upeti kepada penguasa di ibu kota. Bencana alam seperti kekeringan dan angin topan juga sering mengakibatkan gagal panen dan kelaparan yang memakan banyak korban jiwa.

Peristiwa paling kelam dalam sejarah rakyat Jeju adalah insiden berdarah pada periode pembentukan Republik Korea pada tahun 1948 sampai periode Perang Korea (1950-1953) di mana banyak warganya dibantai karena dianggap sebagai sarang pemberontak atau pengikut komunis. 

Karena mengalami kehidupan yang keras oleh tekanan penguasa, warga Jeju dikenal sebagai orang-orang yang tabah dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Rakyat Jeju menyatakan tentang kehidupan mereka dengan ungkapan:

"Kebahagiaan itu kecil seperti butir pasir, sementara kesedihan itu sebesar batu karang" 

Sejarah Pulau Jeju
Menurut catatan sejarah Cina kuno, San Guo Zhi, pada abad ke-3 Masehi, Pulau Jeju adalah sebuah kerajaan independen yang bernama Tamra. Pada saat itu Tamra sudah menjalin hubungan dagang dengan Tiga Negara Han di Semenanjung Korea. 

Dari abad ke-5 sampai 9, Tamra juga menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Goguryeo, Silla, Dinasti Tang dan Jepang. Tahun 1105, Tamra diserap dalam teritori Dinasti Goryeo pada masa pemerintahan Raja Gojong (bertahta 1215-1259) dan namanya diganti menjadi Jeju ("daerah"). 

Dengan masuknya Jeju dalam teritori Goryeo, sumber daya alam Jeju diperas demi memberi upeti kepada istana sehingga beberapa kali rakyat Jeju melakukan pemberontakan. Pada tahun 1270, Tiga Polisi Elit (Sambyeolcho) dibantu oleh rakyat Jeju memberontak pada pemerintahan setempat dan penguasa Mongol, namun berhasil dipatahkan.

Para penguasa Mongol memilih Jeju sebagai pangkalan untuk menyerbu ke Jepang. Di pulau ini mereka menternakkan kuda, membuat kapal perang dan mendirikan kuil Buddha bernama Beobhwasa. 

Pada periode Dinasti Joseon (1392-1910), kaum penguasa memandang Jeju sebagai daerah perbatasan. 

Rakyat di daratan utama umumnya menganggap Jeju sebagai tempat asing di mana narapidana dibuang atau diasingkan. Pada abad ke-17, Raja Injo bahkan membuat peraturan bahwa rakyat Jeju dilarang pergi ke daratan utama. 

Peraturan ini bertahan hampir 200 tahun sampai dihapuskannya pada abad ke-19. Akibatnya, rakyat Jeju sangat terisolasi dari dunia luar.

Pada saat penjajahan Jepang, rakyat Jeju menderita kelaparan dan kemiskinan. Banyak di antara mereka pindah ke Osaka pada tahun 1923. Selama periode penjajahan, warga Jeju berpartisipasi dalam perlawanan terhadap kolonialisme. 

Perlawanan terbesar terjadi antara tahun 1931-1932 di desa-desa nelayan di Kecamatan Gujwa dan Seongsan oleh para penyelam wanita (haenyeo). Pergerakan ini adalah perlawanan terbesar yang pernah dilakukan oleh wanita di Korea. 

Namun gerakan ini tidak menemui hasil. Setelah penjajahan berakhir, Pulau Jeju berada di bawah pengawasan militer Amerika Serikat. Pada peringatan Pergerakan 1 Maret 1919 tahun 1947, terjadi insiden berdarah yang disebabkan oleh penembakan polisi. 

Warga Jeju merespon insiden itu dengan mengadakan demonstrasi besar-besaran namun diredam oleh militer Amerika Serikat dengan penangkapan dan pembantaian.

Insiden ini memicu resistensi warga Jeju, terutama dari kaum pemuda yang mulai memberontak dan membangun pertahanan di kaki Gunung Halla. Kelompok ini menolak pembentukan Republik Korea yang dijadwalkan tanggal 10 Mei 1948. 

Pada tanggal 3 April 1948 mereka menyerang 11 pos polisi di seluruh pulau. Peristiwa ini menandai dimulainya Insiden Tiga April di Pulau Jeju. Setelah penyerangan tersebut, militer Amerika Serikat turun tangan dibantu tentara nasional dalam upaya pembersihan terhadap para pemberontak yang dianggap sebagai simpatisan komunis dengan cara membakar desa-desa di kawasan pegunungan. 

Upaya pembersihan berlanjut menjadi genosida mulai bulan Agustus 1948 sampai tahun 1949 yang membunuh ribuan orang.


16 Objek wisata Populer di Pulau Jeju

1. Seongsan Ilchulbong atau Puncak Matahari Terbit adalah kawah gunung berapi yang memiliki luas 99.000 m² dan tinggi 182 m di sebelah timur Jeju.


2. Mokseokwon ("Taman Batu dan Kayu"), terletak 4 km di selatan Kota Jeju adalah taman yang memiliki kumpulan batu-batuan berbentuk unik dan akar-akar pohon tua yang sudah mati. Karena keunikannya, taman ini dijadikan sebagai monumen regional Jeju nomor 25.


3. Halla Arboretum (Kebon Raya Halla), tempat pelestarian sebanyak 506 jenis pohon, 90 spesies herbal. Terletak di sebelah barat Puncak Namjosun, selatan Kota Jeju.

4. Manjanggul (Gua Manjang), gua yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi. Terletak di Desa Donggimnyeong, Kecamatan Gujwa, Kabupaten Jeju Utara, 30 km timur Kota Jeju. Dikenal akan stalaktit-stalaktit sepanjang 70 cm dan batu-batu dari lahar yang sudah membeku.


5. Kebon Raya Yeomiji, kebon raya terluas di Asia (12.210 m²). Mengkoleksi berbagai jenis tanaman anggrek tropis, dilengkapi dengan observatorium, institut ekologi. Di luarnya terdapat replika taman-taman terkenal.

6. Gelanggang Pacuan Kuda Jeju, didirikan oleh Asosiasi Pacuan Kuda Korea untuk mengembangkan olahraga berkuda di Jeju. Pacuan kuda diadakan seminggu sekali tiap hari Sabtu di tempat ini.

7. Gunung Sanbang (Sanbang-san), terletak di Kabupaten Jeju Selatan

8. Institut Seni Bonsai (Bunjae Artpia), terletak di Desa Jeoji, Kec. Hangyeong, Kab. Jeju Utara. Didirikan tahun 1992, adalah tempat pemeliharaan bonsai khas Korea.

9. Air Terjun Cheonjeyeon, terletak sebelah barat kota Seogwipo, Kab. Jeju Selatan. Terdiri dari tiga tingkat. Dilengkapi jembatan dan paviliun.

10. Air Terjun Jeongbang, terletak 1,5 km di tenggara kota Seogwipo, salah satu dari 3 air terjun utama di Jeju. Air terjun Jeongbang langsung bermuara ke laut dan dianggap sebagai salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Seo Bok (Xu Fu;徐福), utusan Kaisar Qin Shi Huang (berkuasa 259 SM-210 SM) dalam perjalanan mencari obat panjang umur. Di dinding dekat air terjun terdapat ukiran yang bertuliskan "徐市過此" ("Seobul gwa cha") yang menandakan kunjungan Seobul.

11. Oedolgae atau "Batu Kesepian" adalah batu karang setinggi 20 meter yang menonjol di pantai selatan kota Seogwipo.

12. Taman Hallim, di dalamnya termasuk Gua Hyeopjae dan Ssangyong. Taman Hallim dilengkapi dengan kebon raya dan fasilitas rekreasi.

13. Yongduam, bermakna "Batu Kepala Naga", dikarenakan bentuknya mirip kepala naga yang muncul dari air laut. Terletak di wilayah Kota Jeju.

14. Kawah Sangumburi, salah satu dari tiga kawah utama di Jeju. Kawasan yang menjadi tempat konservasi flora, sebanyak 420 jenis spesies tanaman iklim subtropis, sedang dan alpen.

15. Chisatgae, kumpulan bebatuan yang membentuk persegi panjang di sepanjang pantai di Desa Daepo, antara Seogwipo dan Jungmun.

16. Kampung Seongeup, kampung tradisional yang mempertahankan gaya hidup khas rakyat Jeju. Terletak sebelah barat daya Seongsan, Jeju bagian timur.

Kuliner di Pulau Jeju
Kuliner rakyat Jeju sangat berbeda dengan yang ada di daratan utama. Mereka banyak bekerja sebagai nelayan sehingga bahan makanannya kebanyakan adalah hasil dari laut. 

Orang Jeju gemar mengkonsumsi makanan segar seperti ikan mentah. Hasil utama lain adalah rumput laut, abalon dan buah-buahan. Salah satu masakan Jeju yang paling terkenal adalah Jeonbokjuk, bubur abalon.


Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Info Seputar Pulau Jeju Latar Drama Korea Our Blues, Destinasi Wisata dan Kuliner Khasnya. Semoga bermanfaat.


===
Baca Juga:




Upcoming search pulau jeju angker, fakta menarik tentang pulau jeju, why jeju island is famous, pulau di korea, pantai jeju, jeju province, jeju-do, jeju earthquake.

Info Herbal: Kandungan dan Manfaat Semanggi Air Marsilea crenata Presl Bagi Kesehatan dan Lingkungan

0



Campusnesia.co.id -- Semanggi pasti menjadi salah satu nama tanaman yang tidak asing di telingga kita, namun apakah Sobat tahu apa sih kandungan dan manfaat tanaman ini? Yuk simak penjelasan berikut.

Semanggi air atau bisa disebut Marsilea crenata Presl. merupakan jenis tumbuhan paku-pakuan yang tumbuh di daerah danau, rawa dan sawah. Tanaman semanggi ini memiliki morfologi daun yang sangat khas yaitu bentuk daun yang meyerupai payung yang tersusun dari empat kelopak anak daun yang berhadapan. 

Kandungan mineral pada daun dan tangkai semanggi air adalah kalium, fosfor, besi, natrium, kalsium, seng, dan tembaga. Semanggi juga memiliki kandungan fitokimia seperti alkaloid, steroid, flavonoid, karbohidrat, gula pereduksi, dan asam amino. Kandungan mineral dan fitokimia yang berfungsi sebagai melarutkan kristal kalsium oksalat (CaOx) adalah kalium dan flavonoid (4).

Semanggi air (Marsilea crenata Presl.) berpotensi untuk diolah menjadi produk obat herbal karena khasiat yang dimilikinya. Beberapa manfaat Marsilea crenata Presl. antara lain sebagai peluruh air seni, ekspektoran, analgesik, mengobati kusta, demam, keracunan pada darah dan terapi untuk penyakit hepar (6). 

Ekstrak semanggi juga dapat menurunkan kadar trigliserida (3). Tanaman semanggi juga memiliki kandungan fitoestrogen. Aktivitas estrogenik dari fitoestrogen didukung karena terdapatnya gugus -OH pada struktur kimia penyusunnya seperti yang terdapat pada hormon estradiol (1).

Daun tanaman semanggi berfungsi menurunkan panas (antipiretik), menetralisir racun, antibioti, anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah, stomakikum, dan diuretik, juga dalpat megobati demam dan flu (7). 

Semanggi mengandung minyak atsiri, saponin, dan zat samak, dan secara turun temurun telah digunakan sebagai obat penyakit asma, batu empedu, batu ginjal, batuk, busung perut, hati membesar, infeksi saluran kemih, radang amandel, radang kerongkongan, sakit kuning, selesma, dan centengan (8).

Tanaman semanggi air (Marsilea crenata Presl.) memiliki kemampuan fitoremediasi atau kemampuan menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik (5). 

Namun karenanya berdampak pada penimbunan logam berat pada tanaman semanggi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga menurunkan kualitas tanaman semanggi. Penggunaan tanaman semanggi yang memiliki kadar logam berat yang tinggi tidak direkomendasikan karena berbahaya untuk kesehatan tubuh (2).


Daftar Pustaka

1. Affiyati, A.N, Ciptono, dan Nurcahyo, H., 2018. Pengaruh Ekstrak Semanggi Air (Marsilea crenata) Terhadap Jumlah Kelenjar Endometrium dan Ketebalan Lapisan Endometrium Tikus Putih Betina (Rattus norvegicus, L.). Jurnal Prodi Biologi, Vol. 7 No. 1.

2. Agil, M., Kusumawati, I, dan Neny P. N., 2017. Phenotypic Variation Profile of Marsilea crenata Presl. Cultivated in Water and in the Soil. Hindawi Journal of Botany. Volume 2017.

3. Hayudanti D, Wirjatmadi B., dan Adriani M., 2018. Effect Of Water Clover (Marsilea Crenata) Extract on Triglicerydes of The Hypertriglycerides Rats. International Journal of Public Health and Clinical Sciences e-ISSN: 2289-7577. Vol. 5: No. 6.

4. Nurjanah, A.A. dan Abdullah, A. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Semanggi Air (Marsilea crenata). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Volume 1 : 152-158.

5. Purakayastha T.J. dan Chonkar P.K. 2010. Phytoremediation of Heavy Metal Contaminated Soils. Springer. Berlin Heidelberg.

6. Puspitasari, Y, Suciati, dan Agil, M., 2015. Isolasi Senyawa Terpenoid Dari Fraksi N- Heksana Daun Marsilea crenata Presl. Pada Hasil Kcv Fraksi No.2. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.2 No.1.

7. Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

8. Sari. W, Lili S., dan Oei D. 2008. Care Yourself, Hepatitis. Penebar Plus. Jakarta.


Info Herbal: Kandungan Senyawa dan Khasiat Tanaman Binahong Bagi Kesehatan

0


 

Campusnesia.co.id -- Binahong menjadi salah satu tanaman obat yang sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alternatif untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berasal dari dataran Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi. 

Bagian dari tanaman binahong hampir semuanya dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, bunga, umbi, dan daun, akan tetapi bagian yang banyak digunakan sebagai bahan obat herbal adalah bagian daun (Manoi, 2009). Seluruh bagian tanaman menjalar mulai dari akar, batang, dan daunnya bisa diolah dengan direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya. Sekarang tanaman binahong juga telah dikemas dalam bentuk kapsul sehingga lebih praktis untuk dikonsumsi. 

Berdasarkan hasil penelitian oleh Katno (2006), binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, asam oleanolik, dan minyak atsiri. Asam oleanolik tersebut mempunyai khasiat sebagai anti inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri pada luka bakar.

Daun binahong diketahui mempunyai kandungan asam oleanolik. Asam oleanolik merupakan golongan triterpenoid yang merupakan antioksidan pada tanaman. Mekanisme perlindungan oleh asam oleanolik adalah dengan mencegah masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam oleanolik juga memiliki zat anti inflamasi. Kandungan nitrit oksida pada asam oleanolik juga menjadi anti oksidan, yang dapat berfungsi sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri. Jadi dengan adanya asam oleanik ini akan memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi dan memperbaiki sel sehingga sel dapat beregenerasi dengan baik.

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) serta berbagai persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enzimatik, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pewangi kosmetik dan sabun.

Tumbuhan ini telah dikenal memiliki khasiat penyembuhan pada luka bakar. Dimana kandungan yang terdapat dalam daun binahong antara lain adalah anti mikroba. Daun binahong juga memiliki kandungan asam askorbat yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan mempercepat penyembuhan (Rochmawati, 2007). 

Sebagai obat luka, binahong mengandung beberapa kandungan kimia yaitu flavonoid, asam oleanolik, protein, saponin, dan asam askorbat. Kandungan asam askorbat pada tanaman ini penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan kolagen, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Susetya, 2012).

Daun binahong mengandung flavonoid, alkoloid polifenol dan saponin sebagai antimikroba. Aktivitas farmakologi dari flavonoid adalah sebagai anti-inflamasi, analgesik dan anti-oksidan (De Padua dkk. 1999). Sebagai anti-kanker, ekstrak daunnya dapat menghancurkan sel-sel kanker servik (Yuliani dkk. 2015). Ekstrak daunnya dibuat salep untuk menyembuhkan luka bakar pada kulit (Hidayati 2009). Ekstrak batang dan daun binahong juga berpotensi untuk menghambat pertumbuhan berbagai macam bakteri, temasuk Escherichia coli dan jamur (Kumalasari dan Sulistyani 2011).

Dikenal sebagai tanaman obat ajaib karena binahong memiliki banyak khasiat, antara lain adalah melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, mempercepat penyembuhan luka, mempercepat pemulihan kesehatan pasca operasi dan melahirkan (Miladiyah dan Prabowo 2012). Selanjutnya juga menyembuhkan luka dalam, asam urat, radang usus, maag, ambeien, sariawan berat, diabetes, rematik, mencegah stroke, menambah dan mengembalikan vitalitas dan daya tahan tubuh, serta melancarkan buang air besar dan air kecil (Manoi 2009).


Penulis: Ika Shintya


Daftar Pustaka

De Padua LS, Bunyaprahastra, Lemmens JR. 1999. Plant Resources of Southeast Asia 12 (1) Medicinal and Poisonous Plant. Porsea. pp. 286-287. Bogor.

Hidayati IW. 2009. Uji Aktivitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada Kulit Punggung Kelinci. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Katno, dkk. 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi V1.  Departemen Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Penelitian Tanaman Obat, Hal 16 – 17. Jakarta.

Kumalasari E, Sulistyani N. 2011. Aktivitas antifungi ekstrak etanol batang binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) terhadap Candida albicans serta skrining fitokimia. J Ilmiah Kefarmasian 1:51-62.

Manoi F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) sebagai obat. J Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 15:3.

Miladiyah I, Prabowo BR. 2012. Ethanolic extract of Anredera cordifolia (Ten.) Steenis leaves improved wound healing in guinea pigs. Univ Med 31:4-11.

Susetya D. 2012. Khasiat & Manfaat Daun Ajaib Binahong Cetakan 1. Pustaka Baru Press. p.25. Yogyakarta.

Yuliani SH, Anggraeni CD, Sekarjati W, Panjalu A, Istyastono EP, Setiawati A. 2015. Cytotoxic activity of Anredera cordifolia leaf extract on HeLa cervical cancer cells through p53-independent pathway. Asian J Pharm Clin Res 8:328-331.

Info Herbal: Mengenal Kandungan dan Manfaat Tanaman Seledri

0

 



Campusnesia.co.id - Seledri merupakan herba tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik

yang khas, batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, petualangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih mekar secara bertahap. Buahnya kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, dan berwarna hijau kekuningan (Dalimartha, 2003). 

Menurut Rusdiana (2018) seledri merupakan tumbuhan serbaguna jenis herba Apium graveolens Linn memiliki batang yang lembek dan garing serta memiliki daun berwarna hijau segar dengan aroma dan cita rasa yang khas dimana termasuk keluarga Apiaceae yang tumbuh pada daerah beriklim subtropis dan tropis di benua Eropa. 

Menurut Arisandi dan Sukohar (2016) seluruh bagian seledri terdapat senyawa fenol seperti flavonoid, apiin, apigenin, isokuersitrin serta senyawa lain yakni tanin, seleri, bergapten, apiumosida, apiumetin, apigravrin, ostenol, isopimpinellin, isoimperatorin, selereosida, dan 8-hidroksi metoksipsoralen juga minyak atsiri dan beberapa vitamin. 

Tabel Kandungan gizi seledri dalam 100 gram bahan menurut Pamplona dan George (2016):

Kandungan

Jumlah

Energi

Protein (gram)

karbohidrat (gram)

Serat (gram)

Niasin (mg)

Folat (µg)

Zat Besi (mg)

Vitamin E (mg α-TE)

Kalsium (mg)

Magnesium (mg)

Fosfor (mg)

Potassium (mg)

Zinc/Seng (mg)

Vitamin A
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Vitamin B6 (mg)
Vitamin C (mg)
Total Lemak (gram)
Lemak Jenuh (gram)
Sodium (mg)

16 kkal = 67 kj

0.75

1.95

1.7

0.049

28

0.4

0.36

40

11

25

287

0.13

13 µg RE
0.046
0.045
0.087
7
0.14
0.037
87


Tanaman seledri mengandung flavonoid yang berkhasiat sebagai anti  oksidan, apigenin yang berkhasiat sebagai hipotensif, lipase untuk mencerna lemak, dan kandungan mineralnya yang cukup tinggi seperti kalsium, magnesium dan fosfor dapat memperkuat masa tulang. Selain itu seledri juga mengandung saponin, tannin 1%, minyak atsiri 0.033%, vitamin (A, B, dan C), kolin, dan zat pahit. 

Akarnya mengandung asparagin, zat pati, minyak astiri dan tirosin. Sedangkan pada buah seledri mengandung apiin, atsiri, apigenin, dan alkohol. Secara tradisional tanaman seledri digunakan sebagai pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruhan air kencing, dan penurunan hipertensi (Dalimartha, 2000).

Beberapa kandungan senyawa fitokimia utama yang ada pada seledri seperti fenol, alkaloid, karbohidrat dan steroid serta vitamin C, flavonoid, dan vitamin A yang menjadikan seledri sebagai pengobatan secara alami berfungsi untuk memelihara kesehatan tubuh (Rusdiana, 2018). 

Mengkonsumsi seledri juga memiliki manfaat bagi kesehatan seperti mengobati encok, keasaman metabolis, hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol berlebih, diabetes, psoriasis erupsi kemerahan dan kerak pada kulit), antipasmodik, anti-asma, anti-rematik, dan anti-bronkitis, menstruasi yang tidak teratur, dan diuretik (Pamplona dan George, 2016). 

Sedangkan menurut Abdou dkk (2012), manfaat dari tanaman seledri adalah, daun yang dimanfaatkan sebagai penambah aroma masakan, akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik) sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, anti rematik, penenang (sedatif), dan anti hipertensi.

Penulis: Ika Shintya

Daftar Pustaka:

1. Abdou, H.S., Salah,S.H., Hoda, B.F., Abdel, R.E.A., 2012. Antioksidan Effect of Calery Against Carbontetracloride Induced Hepatic Damage in Rats. African Journal of Microbiology Research. 6(27). 5657-5667.

2. Arisandi, R. dan Sukohar A. 2016. Seledri (Apium graveolens L.) sebagai Agen Kemopreventif bagi Kanker. Majority. Vol.5 No.2.

3. Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Trubus Agriwidya. Jakarta.

4. ___________ 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Puspa Swara. Jakarta.

5. Pamplona. R dan George D., M.D. 2016. Makanan Menyehatkan. Seri Pola Hidup Baru. Hal 232-233. Indonesia Publishing House. Bandung.

6. Rusdiana, T. 2018. Telaah Tanaman Seledri (Apium Graviolens L.) sebagai Sumber Bahan Alami Berpotensi Tinggi dalam Upaya Promotif Kesehatan. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal. Vol. 3, No. 1.



Info Herbal: Mengenal Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Manfaatnya bagi Kesehatan

0



Campusnesia.co.id - Halo sobat campusnesia, kita kembali dalam segmen info herbal, segmen yang membahsa aneka tanaman herbal asli indonesia dan manfaatnya bagi tubuh ini. Kali ini yang akan kita bahas adalah sebuah rempah yang pasti di jumpai di setiap dapur kita, yaitu bawang putih atau dikenal dengan nama Allium Sativum L dalam bahasa latin. Selain menambah rasa lezat dalam sambal bawang dan ayam geprek, Bawang Putih juga banyak sekali manfaatnya bagi tubuh kita, yuk kenal lebih dekat.

Morfologi Bawang Putih

Bawang putih merupakan tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun, memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun dan termasuk dalam genus Allium. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil, setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih termasuk tumbuhan daerah dataran tinggi namun di Indonesia jenis tersebut juga dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut (6).

Kandungan Bawang Putih

Komposisi kimia bawang putih per 100 gr: protein 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 mg, vitamin C15 mg, kalori 95 kalori, posfor 134 mg, kalsium 49 mg dan besi 1 mg (8).  

Menurut Lingga dan Rustama (4) bawang putih mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan tanin, sedangkan berdasarkan penelitian Safithri (5), bawang putih mengandung karbohidrat, protein, sterol, alkoloid, flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.

Tanaman bawang putih juga terkandung zat aktif pertama yaitu allicin yang menghasilkan bau bawang putih (aroma) yang khas dihasilkan ketika senyawa sulfur dan allicin bereaksi dengan enzim alinase (1). Adapun kandungan sulfur lainnya adalah aliiri, ajoene, allylpropyl disulfide,
diallyl trisulfide, sallylcysteine, vinyldithinnes, dan lainnya. Selain itu juga terdapat enzim-enzim antara lain : allinase, peroxides, mirosinase dan lain-lain. (3).

Khasiat Bawang Putih bagi Kesehatan

Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman penyakit (bersifat antibakteri). Berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri gram positif maupun gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoate. Allicin dianggap sebagai antioksidan utama, namun studi terbaru menunjukkan bahwa senyawa lain mungkin memainkan peran yang lebih, seperti senyawa polar fenolik dan steroid, yang menawarkan berbagai sifat farmakologi tanpa bau dan juga panas yang stabil (2).

Bawang putih merupakan contoh obat tradisional yang banyak digunakan masyarakat Indonesia karena memiliki berbagai macam khasiat. Bawang putih memiliki khasiat sebagai antibakteri, antifungi, antipertensi, antioksidan yang memiliki efek hipoglikemik dan anti agregasi platelet (7).

Dari beberapa penelitian bawang putih mengandung zat aktip allicin, enzim alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah), sativine (mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf), selenium (mikromineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan), skordinin (antioksidan). Kandungan bawang putih bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida dan dapat menghambat pertumbuhan jamur maupun mikroba lainnya (8).


Penulis: Ika Shintya
Editor: Nandar


Daftar Pustaka
1. Evennett, K. 2006. Khasiat Bawang Putih. Hal 11:21. Jakarta: Arcan.
2. Gebreyohannes, G. 2013. Medical Valueof Garlic: A Review, International Journal of Medicine and Medical Science. Vo. 5 (9): 400-402.
3. Kemper, K.J. 2000. Garlic (Allium sativum). Longwood Herbal Task Force. 1: 1-49.
4. Lingga, ME dan Rustama, MM. 2005. Uji Aktivitas dari Ekstrak Air dan  Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang Lobster (Panulirus sp.), dan Udang Rebon (Mysis dan Acetes). Jurnal Biotika.5 (2).
5. Safithri M. 2004. Aktivitas Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Bakteri Mastitis Subklinis secara in vitro dan in vivo pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Bogor: IPB.
6. Savitri, E.S. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Al-Qur’an. Malang: UIN-Press.
7. Shokrzadeh, M and A.G. Ebadi. 2006. Antibacterial effect of Garlic (Allium sativum L.) on Staphylococcus aureus. Pak. J. Biol. Sci. 9: 1577-1579.
8. Solihin. 2009. Manfaat Bawang Putih. Jakarta: Media Management.

**Baca Juga artikel menarik seputar tanaman herbal dan rempah asli indonesia yang kaya manfaat di sini >> Info Herbal

Info Herbal: Kandungan dan Manfaat Tanaman Zaitun




Campusnesia.co.id - Tanaman zaitun (Olea europaea) memiliki pohon dengan tinggi mencapai 3-15 m. Bunga berwarna putih atau krem dan berukuran kecil-kecil, pada bulan Oktober sampai Maret bunga tersebut berkembang dan mempunyai panjang 6-10 mm. Dalam bentuk buah, zaitun muda yang berwarna hijau kekuningan kerap disantap begitu saja atau sebagai penambah rasa. Zaitun matang berwarna ungu kehitaman biasanya dibuat acar atau diperas diambil minyaknya. Buah zaitun matang mengandung 80 persen air, 15 persen minyak, serta 1 persen protein, karbohidrat, dan serat. Untuk menghasilkan buah dan berproduksi secara penuh, pohon zaitun harus berumur 15-20 tahun (6).

Minyak zaitun terdiri dari zat-zat minyak yang dinamakan glesiredat (ester) dengan persentase 97% dan zat-zat minyak lainnya. Minyak zaitun juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B, C, D, dan vitamin E. Minyak zaitun mengandung mineral, protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, dan asam folat, dan zat-zat penting yaitu: nutrisi, squalene, zat besi, polifenol, asam lemak, dan omega 9 (4). 

Salah satu komponen penting minyak zaitun adalah tokoferol (vitamin E), terdiri atas tokoferol alfa, beta, gama, dan delta. Jenis alfa paling tinggi konsentrasinya, hampir mencapai 90 persen dari total tokoferol. Karena itu, minyak ini sangat ideal sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel dari radikal-radikal bebas yang berbahaya. Zaitun adalah sumber istimewa dari polyphenols, senyawa antioksidan yang membantu mencegah penggumpalan darah yang berbahaya. Sebuah studi dalam Journal of American College of Cardiology mengaitkan senyawa ini dengan peningkatan kadar nitric oxide, molekul jantung sehat yang meningkatkan pelebaran pembuluh darah dan aliran darah (2).


Manfaat minyak zaitun diantaranya adalah dapat menurunkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol, pencegahan kanker dan jantung koroner. Kandungan polifenol dalam minyak zaitun lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan teh hijau yang digadang-gadang sebagai antikanker, darah tinggi, diabetes, stroke, dan jantung koroner, oleh karena itu sangat cocok sebagai pilihan untuk mendapatkan kesehatan (7).


Polifenol adalah senyawa kimia alami sebagai antioksidan yang membantu melindungi sel-sel dari radikal bebas dan dapat mencegah resiko penyakit jantung. Polifenol memberikan efek vasodilator dalam pembuluh darah melalui peningkatan Nitric Oxide Syntase (NOS), merangsang quanylate cyclase dan membentuk cGMP sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah (1). 


Minyak zaitun memiliki konsentrasi squalene paling tinggi diantara minyak nabati lainnya. Kadarnya berkisar 2.500-9.250 miugram/g. Squalene bermanfaat untuk mengobati penyakit kanker. Komponen ini juga meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit TBC, hepatitis, flu, dan lain-lain. Minyak zaitun mengandung mengandung 55-85 %  asam oleat, yang mampu mereduksi serum LDL  (kolesterol jahat). Sehingga akan menghindarkan penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung dan darah tinggi (3).


Riset menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti minyak nabati, buah-buahan, sayuran, gandum dan kacang memiliki resiko serangan jantung dan kanker yang lebih rendah.1
Vitamin E juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara umum, dengan cara meningkatkan kemampuan tubuh menangkal penyakit dan infeksi (5).


Daftar Pustaka
1. Athiroh, N. 2012. Mechanism of Tea Mistletoe Action ob Blood Vessels. Jurnal Kedokteran Brawijaya 27 (1) : 1-7. 

2. Kinanthi. 2009. Minyak Zaitun (Sumber Lemak Nabati). Jakarta : EGC.

3. Orey. C., 2008. Khasiat Minyak Zaitun Resep Umur Panjang Ala Mediterania. Jakarta : PT. Mizan Publika.

4. Savitri, C. Y., 2011. Perbaikan Daya Kelembaban Minyak Zaitun (Olea europeae) dan Gliserol dalam sediaan Krim Tangan. Medan : Fakultas Farmasi USU.

5. Selby, Anna. 2005. Makanan berkhasiat : 25 Makanan Bergizi Super untuk Kesehatan Prima. Jakarta : Erlangga.

6. Susilo, T.Y., 2012. Khasiat Minyak Zaitun (Olive Oil) dalam Peningkatan Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Darah Tikus Wistar Jantan (Skrisi). Jember : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

7. Trubus. 2010. My Healthy Life : Trio Herbal. Depok : PT. Trubus Swadaya.

penulis: Ika Shintya

Info Herbal: Mengenal Kandungan dan Manfaat Umbi Gembili




Campusnesia.co.id - Sobat campusnesia kembali bertemu dalam segmen Info Herbal, kali ini sebenarnya lebih tepay jika disebut segmen umbi-umbian karena kita akan membahas salah satu jenis umbi yang mungkin jaman sekarang banyak yang tidak tahu, namanya Gembili. 

Daunnya mirip sirih namun lebih lebar dan merambat, dulu waktu saya kecil tahun 1990an tanaman gembili banyak tumbuh di pekarangan rumah merambat di pagar, ketika musim hujan dipanen diolah sederhana hanya dengan di kukus, rasanya biasa ada manis-manisnya dan pera di mulut. Belakangan mulai populer kembali sebagai pengganti nasi dan lebih sehat serta banyak dicari orang, yuk kenal lebih dekat dengan tanaman umbi Gembili.

Mengenal Kandungan dan Manfaat Umbi Gembili
Gembili (Dioscorea esculenta L.) merupakan umbi dari keluarga Dioscoreacea yang mempunyai keunggulan dapat tumbuh di lingkungan secara liar. Namun,  sampai saat ini gembili masih merupakan tanaman subsiten, yaitu bukan tanaman pokok yang dibudidayakan, karena pemanfaatannya masih terbatas (4).  

Tanaman gembili berbentuk perdu yang memanjat atau membelit,
tingginya antara 3-5m. Batangnya bulat, berbulu halus, ada yang berduri, dan ada yang tidak berduri. Daunnya tunggal, letaknya berseling, berbentuk jantung. Pangkal daunnya berlekuk dan permukaan daun berbulu halus. Umbinya berbentuk bulat panjang dan umbi dapat dipanen setelah berumur 8-9 bulan. Warna daging umbi bervariasi ada putih bening atau putih keruh. Bunganya tersusun dalam bulir yang berwarna hijau kekuningan (6). 

Umbi gembili memiliki susunan kandungan gizi yang bervariasi sesuai dengan spesies dan varietasnya. Komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat sebesar 27–37%. Tepung gembili memiliki kadar karbohidrat yang tinggi dan kadar inulin sebesar 14,77%. Kadar ini lebih tinggi dibanding kadar inulin dari beberapa jenis umbi lain (8). 

Inulin adalah salah satu karbohidrat yang berfungsi sebagai prebiotik yang efektif, didefinisikan sebagai komponen pangan yang tidak dapat dicerna dan dapat merangsang secara selektif pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang menguntungkan di dalam saluran pencernaaan (2). Gembili mengandung inulin sebesar 14,629%. Inulin dapat mengurangi resiko kanker usus besar, menormalkan kadar gula darah dan membantu mempengaruhi penurunan kesehatan jantung dan mencegah kanker kolon (1).

Bila ditinjau dari sifat fisiokimianya, gembili memiliki kadar protein tinggi dengan viskositas rendah sehingga baik dikembangkan sebagai tepung komposit untuk produk pangan. Tepung gembili mengandung serat pangan tak larut air berupa selulosa, serta sedikit lignin dan hemiselulosa. (5). Penelitian praklinik pada objek diabetes menunjukkan bahwa pemberian tepung gembili dapat menurunkan kadar glukosa darah (7). Serat pangan tak larut air berperan dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti konstipasi, kanker usus besar, dan infeksi usus buntu (3). 

Sebagai umbi dengan kandungan pati tinggi, umbi gembili sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tepung umbi yang kemudian dapat diaplikasikan menjadi filler pada nugget. Sejauh ini, beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai tepung gembili yaitu penambahan tepung gembili pada proses pembuatan pangsit, cookies, dan flakes. 


Daftar Pustaka
1. Azhar, M. 2009. Inulin Sebagai Prebiotik. Jurnal Sainstek. Vol. 12, No. 1
2. Marsono, Y. 2004. Serat Pangan dalam Perspektif Ilmu Gizi. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. 
3. Muchtadi, D. 2001. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. 12, o. 1.
4. Prabowo, A.Y., Teti E., dan Indria P., 2014. Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L.) Sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 2, No. 3, Hal. 129-135.
5. Richana, N., dan Titi C. S., 2004.  Karakterisasi Sifat Fisiokimia Tepung Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan Gembili.  Jurnal Pascapanen. Vol. 1, No. 1, Hal. 29-37.
6. Richiana, N., 2012. Araceae & Dioscorea “Manfaat Umbi-umbian Indonesia”. Bandung: Nuansa.
7. Setiawan, R.B., Khumaida, N. & Dinarti, D. 2015. Induksi mutasi kalus embriogenik gandum (Triticum aestivum L.) melalui iradiasi sinar gamma untuk toleransi suhu tinggi. Jurnal Agronomi Indonesia, 43 (1), 36–44.
8. Utami, R., Esti W., dan Annisa D.A.R.D., 2013. Kajian Penggunaan Tepung Gembili (Dioscorea esculenta) dalam Pembuatan Minuman Sinbiotik Terhadap Total Bakteri Probiotik, Karakter Mutu, dan Karakter Sensoris. Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 2, No. 3.

Penulis: Ika Shintya

Info Herbal: Mengenal Tanaman Sirih dan Khasiatnya



Campusnesia.co.id - Sobat campusnesia, kembali ke segmen info herbal yang berisi konten seputar tanaman herbal dari indonesia yang kaya manfaat, kali ini tanaman yang akan kita bahas adalah tanaman sirih, sudah ada sejak jaman dahulu kala, sering dimanfaatkan oleh nenek kita untuk "Nginang" daun sirih dicampur dengan pinang, gambir, tembakau, kapur, cengkih lalu dikunyah. Manfaatnya menjaga kesehatan mulut dan gigi, makanya jangan heran nenek buyut kita justru giginya masih utuh walau sudah usia lanjut.

Bagaimana dengan tanaman sirih? yuk kenalan lebih dekat.

Morfologi Tanaman Sirih
Sirih hijau (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan perdu merambat dan bersandarkan pada batang pohon lain, batang berkayu, berbuku-buku, beralur, warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau, perbungaan bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuan. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun warna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berbuku-buku. Daun sirih yang subur berukuran lebar antara 8-12 cm dan panjangya 10-15 cm (Damayanti dkk, 2006).


Kegunaan Daun Sirih sebagai Antibakteri
Daun sirih (Piper betle L) secara umum telah dikenal msyarakat sebagai bahan obat tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, daun sirih juga mempunyai daya antibakteri. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri yang sebagaian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer Eugenol allypyrocatechine, Cineol methyl eugenol, Caryophyllen (siskuiterpen), kavicol, kavibekol, estragol dan terpinene (Sastroamidjojo, 2007).

Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol terhadap Staphylococcus aureus. Kavikol dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Estragol mempunyai sifat antibakteri, terutama terhadap Shigella sp. Monoterpana dan seskuiterpana memiliki sifat sebagai antiseptik, anti peradangan dan antianalgenik yang dapat membantu penyembuhan luka (Zahra dan Iskandar, 2007).

Daun sirih hijau dapat digunakan sebagai antibekteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen (sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen (Hermawan dkk, 2007).

Hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa infusa daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab pneumonia dan Gaseus gangrene. Air rebusan daun sirih dapat digunakan untuk mengobati batuk maupun berfungsi untuk bakteriosidal terutama terhadap Haemophylus influenza, Staphylococcus aureus dan Streptococcus haemoliticus (Mursito, 2002). 


Dafar Pustaka
Darmayanti, R., Mulyanto, dan Mulyono. 2006. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih Obat Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta : Agro Media Pustaka.

Hermawan, A., Eliyati, H., dan Tyasningsih, W. 2007. Pengaruh Ekstrak daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus auerus dan Escherchia coli dengan Metode Difusi Disk. Jurnal Penelitian. 4 (7), 1-7.

Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. Jakarta : Penebar Swadaya. 

Sastroamidjojo, S. 2007.Obat Asli Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.

Zahra, S., dan Iskandar Y. 2007. Kandungan Senyawa Kimia dan Bioaktivitas. Jurnal Farmaka. 15 (3), 143-152.

*Baca info tanaman herbal asli Indonesia lainya beserta khasiat dan manfaatnya di segmen Info Herbal klik di sini.

Penulis: Ika Shintya
Editor: Nandar

Info Herbal: Mengenal Tanaman Mahkota Dewa yang Kaya Manfaat



Campusnesia.co.id - Mahkota dewa dinamai berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana. Namun, ada pula yang memberikan nama berdasarkan ukuran buahnya yang besar (makro), yaitu Phaleria macrocarpa. Sebutan atau nama lain untuk mahkota dewa cukup banyak. 

Ada yang menyebut dengan nama Mustaka Dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota, dan masih banyak lagi. Di Jawa Tengah, orang orang menyebutnya dengan nama Makuto Mewo, Makuto Rojo dan Makuto Ratu. Ada pula orang banten yang menyebut mahkota dewa dengan sebutan Raja Obat (4).


Morfologi Mahkota Dewa
Tanaman ini memiliki tinggi batang pohon yang dapat mencapai hingga 4 meter, kulit batangnya berwarna coklat kehijauan dengan batang kayu dalam yang berwarna putih. Buah mahkota dewa saat masih muda berwarna hijau dan saat sudah mulai tua berwarna merah terang, bentuknya bulat dengan diameter 3cm-5cm. 

Daging buah memiliki serat dan berair. Cangkang buah di bagian dalam setelah daging buah merupakan kulit biji dan strukturnya keras, bijinya berbentuk bulat lonjong berwarna coklat dengan bagian dalamnya berwarna putih. Bunganya berwarna putih dengan daun yang memanjang dengan satu tulang  daun berjari dan ujung daun runcing (1).

Manfaat Mahkota Dewa
Tanaman mahkota dewa pada awalnya berasal dari Papua dan selanjutnya telah menyebar ke berbagai negara tropik. Tanaman ini, antara lain pada buahnya mengandung berbagai zat bioaktif dari jenis-jenis senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki daya kerja sebagai anti-oksidan dan anti-inflammatori. 

Kandungan berbagai zat-zat tersebut menyebabkan tanaman mahkota dewa telah dikenal luas sebagai tanaman obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit seperti kanker, diabetes, penyakit hati, gangguan ginjal, stroke, migraine, serta berbagai penyakit kulit dan alergi (2).

Budidaya Mahkota Dewa
Tanaman herbal ini dapat hidup dengan baik di daerah beriklim tropis dan produksi buah tidak mengenal musim. Mahkota dewa dapat dibudidayakan pada ketinggian 10-1200 Mdpl. Lokasi pembudidayaannya sebaiknya di daerah yang jauh dari polusi agar tanaman tidak tercemar oleh unsur-unsur polutan berupa logam berat, arsen, dll. 

Untuk kegiatan konservasi tanah, mahkota dewa dapat ditanam di bibir teras pengolahan lahan. Tujuannya, adalah sebagai tanaman penguat teras, menghindari erosi, dan longsor. Selain itu, penanaman mahkota dewa dapat ditumpangsari dengan tanaman obat lain. Dalam budidaya mahkota dewa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari resiko yang tidak diinginkan, yaitu pengolahan lahan, pengadaan bibit, penanaman, perawatan, panen,dan pasca panen (3).

Penulis: Ika Shintya

Daftar Pustaka
- Harmanto N. 2003. Mahkota Dewa : Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta: Agromedia Pustaka.
- Hendra, R. et al. 2011. Antioxidant, Anti-infammatory and Cytotoxicity of Phaleria macrocarpa (Boerl.) Scheff Fruit. BMC Complementary and Alternative Medicine. 11, 110-119.
- Winarto, W.P., 2003. Mahkota Dewa, Budidaya dan Memanfaatan untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.