Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Sesi 4 Kuliah Alternatif Ke-VII Griya Peradaban Bahas Tema Job Preparation

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 4. Acara ini digelar pada hari Sabtu (27/1/24).

Sesi ke 4 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai Job Preparation yang diawali sambutan oleh bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Dani Akhyar selaku Smartfren Community dan Brelyantika selaku Mentor Griya Peradaban. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Ika Laila selaku Host.

Pada sesi kali ini kita semua diajak oleh para pemateri untuk mengetahui tentang Job Preparation. " Komunikasi yang efektif itu dapat mempermudah kesuksesan dalam mencari pekerjaan." Jelas pemateri Dani Akhyar. 

Selain itu, pemateri juga menerangkan bahwa menggunakan komunikasi yang baik dan persiapan yang matang sebelum melamar pekerjaan itu adalah hal yang harus di perhatikan, mulai dari memperhatikan body language, membuat CV yang menarik, lalu sebelum interview disarankan untuk mempelajari instansi yang ingin kita lamar, selanjutnya pada saat hari H diarahkan agar tidak salah kostum, dan beberapa tips untuk menjawab pertanyaan.

Adapun pemateri kedua membahas terkait networking yang di bimbing langsung oleh Brelyantika. Apa sih networking? Lalu apakah ini penting untuk mendapatkan pekerjaan? Networking dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai memperluas jaringan dan skill yang paling berpengaruh dalam dunia kerja. Pengantar dalam kesuksesan dalam dunia kerja yaitu memiliki interpersonal skill. Lalu dilanjutkan dengan personal branding karena akan mempengaruhi nilai kita dalam persepsi orang lain dalam dunia kerja. Bangun persepsi positif orang pada kita, sebarkan, dan pertahankan.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“Diri kita hari ini adalah hasil dari keputusan kita di masa lalu dan apa jadinya kita di masa depan adalah hasil keputusan kita di hari ini.”

(Kamal/Griya Peradaban)

Sesi 3 Kuliah Alternatif Ke-VII Griya Peradaban Angkat Tema Mental and Spiritual Healthy

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 3. Acara ini digelar pada hari Sabtu (20/1/24).

Sesi ke 3 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui google meet. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai mental and spiritual healthy dengan diawali sambutan oleh Muhammad Miftahul Kamal selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Nadea Lathifah sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Astuti Rahayu selaku Host.

“Kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dalam diri dengan cara yang positif dan dapat secara efektif menghadapi berbagai perubahan dalam hidup." Jelas pemateri, Nadea Lathifah. 

"Di sini pemateri membahas tentang macam-macam kecerdasan yang terbagi menjadi tiga yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spritual. Generasi muda sekarang adalah tonggak harapan bangsa, bahkan sejarah Indonesia adalah sejarah yang dibentuk oleh para pemuda. Maka mereka di harapkan dapat memenuhi dari tiga bentuk kecerdasan tersebut. Akan tetapi sangat di sayangkan kenyataannya mereka bermasalah dalam hal kesehatan mental, banyak dari mereka yang minder, mental ilnes, burnout, dan sensian. Nah bagaimana cara mengatasinya? Ada beberapa cara yang bisa di lakukan yaitu dengan meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual. Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional? Dengan memvalidasi perasaan kita, berdamai dengan diri sendiri, live in the present, asking (why you live and for whom?), live with the pain, confident to step ahead, lalu sertakan tuhan dan pasrahkan." 

Adapun pemateri kedua membahas terkait spiritual healthy yang dipimpin langsung oleh M Yunus Mustofa. Mengutip sedikit dari apa yang di sampaikan oleh pemateri bahwa penyebab dari GenZ yang sering terganggu kesehatan mentalnya dan kurang cakap dalam mengelola kecerdasan emosional nya. Hal itu dikarenakan kurang cakapnya mereka dalam mengelola kecerdasan spritualnya. Lalu sebenarnya apa yang dinamakan kesehatan spiritual? Yaitu kesehatan yang mencakup kehidupan yang memiliki tujuan, transendensi, dan aktualisasi berbagai dimensi dan kapasitas manusia. Kesehatan spiritual menciptakan sebuah keseimbangan antara aspek fisik, psikologi, dan sosial, dalam kehidupan manusia. Maka pada saat kita memiliki kecerdasan spiritual dan kesehatan spiritual yang baik maka itu akan menyeimbangkan semuanya yang ada pada fisik maupun psikologis kita.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 37 peserta Gmeet ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. “Indonesia butuh anak muda yang berperan bukan yang baperan.” (Kamal/Griya Peradaban)

Masuk Sesi 2 Kuliah Alternatif Ke-VII, Griya Peradaban Angkat Tema Literasi Digital

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 2. Acara ini digelar pada hari Sabtu (13/1/24).

Sesi ke 2 Kuliah Alternatif ini melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai literasi digital dengan diawali sambutan oleh Dian Kurnia Sari selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Khoirul Anwar sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Dina Lorenza selaku Host.

“Apa sih cyberbullying?  Yaitu penindasan atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi dimedia sosial, platform pengiriman pesan, platform game, maupun telepon seluler. Tindakan seperti ini dilakukan berulang kali yang bertujuan untuk menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan orang yang menjadi korban." Jelas pemateri, Khoirul Anwar. 

"GenZ sekarang ini, sedang terjangkit krisis moral yang mengakibatkan maraknya cyberbullying. Hal ini disebabkan karena minimnya pemahaman akan dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas itu dimana seharusnya media sosial menjadi ajang silaturahmi dan menjaling hubungan baik dengan orang lain, malah menjadi sarana mengolok-olok dan menjatuhkan martabat orang lain. Bahkan saking tinggi nya kasus cyberbullying di Indonesia, sampai menobatkan Indonesia sebagai negara dengan kesopanan dunia maya terendah di Asia Tenggara. Maka dari itu harus menjadi perhatian bagi kita semua kalangan GenZ untuk bisa mejaga etika dan sopan santun dalam bersosial media."

Adapun pemateri kedua membahas terkait bagaimana berkreativitas dan berinovasi di sosial media yang dipimpin langsung oleh Muhammad Syafi'i. Mengutip sedikit dari apa yang disampaikan pemateri bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial, seperti halnya YouTube, Tiktok, Facebook, WhatsApp, dan Instagram. 

Maka dari itu kita para GenZ harus dapat memanfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dengan membuat konten kreatif, inovatif yang menarik, serta mengedukasi penonton nya. Nah bagaimana sih konten yang menghibur sekaligus informatif?, yaitu konten yang menyampaikan informasi akan tetapi disampaikan kan dengan cara dan gaya yang menarik target konten tersebut.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“ Kita harus menanamkan toleransi, etika, empati dan memanusiakan manusia didalam bersosial media .”

(Kamal/Griya Peradaban)

Awali Kuliah Alternatif Griya Peradaban Ke-VII Tahun 2024 Angkat Tema Future Leadership

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 1. Acara ini digelar pada hari Sabtu (6/1/24).

Kuliah alternatif pada sesi 1 ini dilakukan melalui Google meet berbeda dari kuliah alternatif sebelumnya yang menggunakan zoom meeting. Hal ini di karenakan ada trouble menjelang pelaksanaan. 

Pada sesi ke-1 ini, pegiat Griya Peradaban menyantumkan tema Future Leadership bagi peserta Kuliah Alternatif agar lebih mengenal kepemimpinan di masa depan. Dengan sapaan dan senyuman hangat dari host Maulaya Zulfa, maka kuliah alternatif dimulai pada pukul 09.30. Kemudian disampaikan langsung oleh Ricza Irhami sebagai pemateri pertama. 

“Kepemimpinan Adaptif, pemimpin yang baik adalah yang dapat menjaga loyalitasnya dan loyalitas anak buahnya. Tantangan mendasar yang menjadikan perlu adanya penyiapan kepemimpinan baru diantaranya adanya dampak kepemimpinan toxic, konsekuensi turnover, dan budaya negatif dalam sebuah organisasi. Penyebab pentingnya neuroleadership dalam membangun keterampilan kepemimpinan pada Gen Z” jelas pemateri, Ricza Irhami. 

Penjelasan terkait pentingnya Generasi Z dalam kepemimpinan, "Generasi Z harus memperhatikan keahlian dalam bidang  kepemimpinan dikarenakan sebagai agen perubahan masa depan. Future leadership menawarkan kesempatan untuk para pemuda agar dapat mengolah dirinya dalam bidang kepemimpinan dan menumbuhkan pemimpin yang berkualitas. Disini membuktikan pentingnya dukungan dan kebijakan pemimpin agar dapat mempertahankan keberlangsungan sebuah organisasi atau sebuah perusahaan.”

Kemudian dilanjutkan oleh pemateri kedua oleh Luqyana mengenai bagaimana sustainable leadership dapat mengurangi dampak krisis lingkungan. Mengutip sedikit apa yang disampaikan pemateri agar dapat mencegah krisis lingkungan kita harus memperhatikan kepemimpinan berkelanjutan, yang memiliki tiga prinsip yaitu mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi organisasi, mengembangkan visi dan nilai nilai keberlanjutan, serta mendorong inovasi dan adaptasi berkelanjutan. 

Di akhir acara, usai pemaparan materi tak lupa ada sambutan dari Bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban. Kemudian ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama dengan 68 peserta. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“ Orang yang dapat memimpin dirinya sendiri maka ia dapat memimpin orang lain.”
(Kamal/Griya Peradaban)

Pegiat Griya Peradaban, Khoirul Adib Cicipi Kuliah 6 Bulan Di Amerika Serikat

0
 


Campusnesia.co.id - Khoirul Adib, Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa semester 5 pada Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan aktif sebagai koordinator tim program pada Perkumpulan Griya Peradaban. Adib ini kuliah di jurusan Teknologi Informasi yang lolos seleksi MOSMA Kemenag dan dapat beasiswa kuliah di Amerika.

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri selama 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Khoirul Adib, anak muda asal Tuban yang dipenuhi prestasi gemilang. Puluhan gelar ia dapatkan bersama timnya, baik di level nasional maupun internasional. Tiap harinya, Adib sebagai marbot masjid di wilayah kampusnya serta mengajari anak-anak mengaji usai jama’ah shalat maghrib. 

Setiap kebaikan yang ditanam, tentu akan bertumbuh kebaikan lainnya. Takdir baik pun menghampiri, melalui program MOSMA. MOSMA menjadi bagian dari implementasi program Beasiswa Indonesia Bangkit. Adib merasa ini menjadi peluang baginya untuk merengkuh asa. Semua proses dilengkapi untuk memastikan dia bisa mendaftar.

"Saya tertarik untuk mempelajari dan mendaftar. Lika-liku perjalanannya saya lalui untuk bisa ikut mendaftar program tersebut," kata Adib.

"Ini bukan semata tentang mimpi saya, tapi juga harapan orang tua," sambungnya.

Pendaftaran MOSMA dibuka dari 15 Juni - 5 Juli 2023. Total ada 451 pendaftar, memacu Khoirul untuk bersiap menyongsong persaingan. Dari hasil seleksi administrasi, terpilih 192 peserta yang masuk tahap seleksi. Dan, nama Khoirul Adib tercantum dalam pengumumannya. Adib tergabung dalam kelompok S1 beserta 106 peserta lainnya. Ada 78 peserta untuk jenjang S2, dan 7 mahasiswa untuk jenjang S3. 

Jelasnya, ini merupakan hadiah yang akan dipersembahkan untuk ibunda tercinta yang  beberap waktu lalu telah menghadap keharibaan Allah Swt. Adib terpaksa tidak bisa menyaksikan pemakaman ibunda tercinta karena posisinya masih mengikuti lomba dan meraih juara dua di korea Selatan. 

"Namun saya tetap kuat dan harus meneruskan perjuangan ibu, agar bisa menjadi orang bermanfaat untuk semua orang," tekadnya.

Adib mengenang, bahwa dia sebenarnya juga mendapat tawaran untuk diterima kuliah satu semester di Columbia University, salah satu Ivy League Universities di Amerika Serikat (salah satu universitas top di AS). Tapi tidak sempat menindaklanjuti pendaftaran, karena sampai penutupan, dia harus merawat ibunya yang sakit keras kala itu.

"Batal masuk Columbia University, saya alhamdulillah diterima di Rochester Institute of Technology, salah satu universitas bergengsi juga di AS," ucapnya penuh syukur.

Pendiri perkumpulan griya peradaban, Ma’as Shobirin sangat bahagia mendengar kabar salah satu pegiatnya memperoleh beasiswa di Amerika. 

"Rasa bahagia tentu saya rasakan. Adib saya amanahi sebagai koordinator tim program di perkumpulan griya peradaban beberapa bulan lalu. Semoga Adib akan terus memperoleh kebaikan berikutnya melalui program ini,” tegasnya.




Penulis
Alfiana

Sesi 3 Kuliah Alternatif Ke-VI Griya Peradaban Angkat Tema Adaptability

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VI sesi 3. Acara ini digelar pada hari Sabtu (22/7/23).

Kuliah alternatif pada sesi 3 ini dilakukan melalui zoom meeting seperti halnya kuliah sebelumnya. 

Tema pada sesi ketiga ini yaitu mengenai adaptability yang diawali dengan sambutan dari Dina Lorenza selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Dito Alif Pratama yang merupakan founder Santri Mengglobal. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Irma Noviana selaku Host. 

"Adaptability adalah kemampuan sesuatu untuk beradaptasi terhadap suasana ataupun situasi yang baru. Jika kita merasa bisa melatih diri terhadap kondisi baru, fleksibel dengan dunia baru. Why not? Karena kenapa? Pendidikan itu bisa didapat dari mana saja." Jelas pemateri. 

Selain itu, mengutip sedikit apa yang disampaikan oleh pemateri bahwa santri yang baik itu bukan santri yang hanya menunjukkan akhlak yang baik di pesantren saja, tetapi dil uar Pesantren juga. Hal ini karena tantangannya akan berubah dan ini tentu akan berkaitan dengan adaptability. 

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 49 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab antara peserta dan pemateri dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
"It is neither the strongest nor the most intelijen of the species taat survei es. It is the one that adapts to change the best. Be adaptive!". (Zahro/ Griya Peradaban)

Sesi 2 Kuliah Alternatif VI Griya Peradaban 2023 Angkat Tema Personality Development

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VI sesi 2. Acara ini digelar di hari Sabtu (15/7/23).

Seperti halnya kuliah alternatif sebelumnya, pada sesi 2 ini dilakukan secara online melalui zoom meeting. 

Sesi kegiatan kedua dalam kuliah alternatif memiliki tema personality development. Dimana para peserta diberikan ilmu dalam mengembangkan kepribadian. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.38 ini disampaikan langsung oleh Wildan Hefni sebagai pemateri pertama mengenai personality development. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Khoirul Adib selaku Host. 

"Dulu tidak memiliki kepercayaan diri dalam berbicara,  tidak memiliki nalar kritis untuk menyampaikan. Tapi dengan adanya Kuliah Alternatif Griya Peradaban setidaknya bisa mengubah atau meningkatkan kepercayaan diri" jelas Wildan Hefni selaku pemateri. 

Adapun pemateri kedua pada kegiatan pagi ini dipimpin langsung oleh Ratih Pratiwi, owner Soul Cafe. Pada sesi ini dijelaskan mengenai peningkatan kapasitas dan bagaimana cara mengenal jati diri. Mengutip sedikit apa yang disampaikan oleh pemateri bahwa dalam mengenali jati diri dan meningkatkan kapasitas itu tergantung dari mindset masing masing. Baik itu fixed atau growth mindset yang dimilikinya. 

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 57 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab antara peserta dan pemateri dan juga foto bersama. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ulil Albab saat sambutan. 

"Harapannya teman-teman mampu dan lebih interaktif disesi pertanyaan dan di perjalanan kuliah sesi ini" jelas Ulil Albab salah satu pegiat Griya Peradaban. (Zahro/Griya Peradaban)

Sambut Kuliah Alternatif VI, Pegiat Griya Peradaban Adakan QnA Bersama Alumni

0
 


Campusnesia.co.idPegiat Griya Peradaban adakan ngobrol series seputar kuliah alternatif VI pada Minggu, 18 Juni 2023. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 19.00 ini digelar secara live di instagram @griyaperadaban.id. Sehingga sasaran tertuju kepada masyarakat umum. 

"Apa sih yang membuat kamu masih ragu untuk mendaftar di Kuliah Alternatif VI?" merupakan tema yang diambil dalam ngobrol series kali ini. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh salah satu pegiat Griya Peradaban yaitu Emamatul Qudsiyah dan salah satu alumni kuliah alternatif batch 3. 

Adapun ketentuan pada kegiatan ini yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada QnA story @griyaperadaban.id yang telah dibuka pada Jumat, 16 Juni 203. Setelah itu, pertanyaan akan dijawab pada ngobrol series malam ini. 

Berbagai pertanyaan seputar kuliah alternatif telah disampaikan dalam ngobrol series malam ini. Dimulai dari sistematika pendaftaran, kegiatan yang dilakukan di kuliah alternatif, hingga manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kuliah alternatif.

Selaku salah satu alumni kuliah alternatif, host pada acara malam ini mengungkapkan pesan bahwa jangan ragu mendaftar di Kuliah Alternatif VI.  "Mendapat informasi mengenai kuliah alternatif menjadi salah satu berkat bagi saya sehingga saya dapat belajar dan tergabung dalam komunitas hebat dan berkolaborasi dengan generasi hebat. So, jangan ragu lagi. saya alumni 3, kamu?" ungkapnya. 

(Zahro/Griya Peradaban)

Pegiat Griya Peradaban Raih Medali Emas di Ajang World Young Inventors Exhibition Malaysia

0
 


Campusnesia.co.idTiga mahasiswa raih medali emas di ajang World Young Inventors Exhibition di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia pada 11-13  Mei 2023.

Ketiga mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Teknologi Informasi (TI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Tim yang dinamakan Tim ByShare ini terdiri dari Khoirul Adib, M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, dan Abdullah Isbarul Fahmi dengan pembimbing Wenty Yuniarti, S.Pd, M.Kom san Dr. Nur Khasanah, M.Kes. Diantara ketiga mahasiswa tersebut, keduanya yaitu Khoirul Adib dan M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq merupakan pegiat Griya Peradaban. 

Acara yang diikuti oleh 19 negara ini terdiri dari 730 peserta yang diselenggarakan oleh International Invention Innovation & Technology Exibition (ITEX). ITEX merupakan sebuah platform internasional untuk para peneliti memamerkan inovasi dan penemuannya.

M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, selaku salah satu anggota tim menjelaskan asal mula berani mengajukan inovasi ByShare yaitu keinginan dalam diri membawa inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang orang yang membutuhkan dengan konsep Zero waste. Selain itu juga mereka berprinsip selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi. 

"Latar belakangnya yaitu, keinginan kami untuk membawa inovasi kami, yaitu ByShare ke masyarakat luas di seluruh dunia. ByShare sendiri merupakan sebuah inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan, dengan konsep zero waste. Selain itu, sudah selayaknya kami selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi karena hal itu merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Sebab dengan adanya prestasi ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional" tuturnya 

Ajang kompetisi yang bertaraf internasional ini ternyata memakan waktu kurang lebih 3 bulan untuk pembuatan inovasi ByShare. Hal ini tentu mengundang rasa bangga bagi para pegiat Griya Peradaban. 

Selaku salah satu pegiat Griya Peradaban sekaligus ketua tim, Khoirul Adib mengungkapkan harapannya untuk bisa selalu berinovasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. 
"Harapanya semoga temen temen yang ada digriya perdaban bisa selalu berinovasi dan meningkatkan kolaborasi untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat" tuturnya. 

"Merasa bangga dapat kembali mengukir prestasi di ajang internasional, karena mengukir prestasi merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Dan dengan adanya prestasi ini, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional, " tuturnya.

(Zahro/Griya Peradaban)

Griya Peradaban Undang Seorang Pendidik Oxford Bahas Tema Pentingnya Nilai Religi untuk Hadapi Era Disrupsi

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban mengadakan ngobrol sore menjelang buka puasa di Bulan Ramadhan pada Sabtu (15/04). Kegiatan ini merupakan kedua kalinya Griya Peradaban mengadakan ngobrol sore di Bulan Suci Ramadhan. 

Acara yang dimulai pada pukul 16.00 WIB ini dilakukan secara live instagram @griyaperadaban.id. Tema yang dipilih dalam acara sore ini yaitu "Hidupkan Nilai Religi, Siap Hadapi Era Disrupsi". Disrupsi sendiri dapat dikatakan sebagai suatu fenomena ketika terjadi perubahan besar yang mengubah suatu tatanan.  

Ditemani oleh host dari pegiat griya peradaban yakni Irma Noviana, acara ngobrol sore ini mengundang narasumber yang hari ini sedang berada di Oxford. Beliau adalah Irfan L. Sarhindi. Beliau merupakan Probationer Research Student (PRS) di Departemen Pendidikan, Universitas Oxford

Sesuai dengan bidang penelitiannya yaitu persilangan antara pedidikan islam, pendidikan digital, dan identitas, narasumber kali ini menjelaskan mengenai bagaimana keberagaman di era disrupsi sekarang ini. 

Salah satunya yaitu maraknya tren religi yang mencover dirinya terlihat religius. Sehingga sulit dibedakan antara yang benar benar mengamalkan nilai nilai religius yang sesungguhnya dan yang tidak mengamalkannya. 

Di era disrupsi ini, narasumber menjelaskan beberapa cara menegakkan sifat religius sebagai seorang pemuda. Pertama, dengan menginternalisasi nilai agama dalam keberagaman itu sendiri. Kedua, pentingnya etika belajar, ilmu, dan orang yang berilmu. Selain itu, dijelaskan juga bahwa jangan sampai terjebak dengan ilmu ilmu yang sumbernya belum terkredibel. 

Acara yang berlangsung selama 45 menit ini diakhiri dengan closing statement dari narasumber "Disrupsi itu sesuatu hal yang yang tidak bisa dipungkiri atau ditolak untuk terjadi. Kita tidak tau juga seberapa besar pengaruhnya. Nilai keberagaman dapat dijadikan sebagai pegangan kita untuk bisa survive", jelas Irfan L. Sarhindi selaku narasumber ngobrol sore ini. 




Penulis:
Zahro


===
Baca juga:

Sesi Terakhir Kuliah Alternatif V Griya Peradaban Angkat Tema Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban selenggarakan Kuliah Alternatif Angkatan V sesi kelima pada Sabtu (4/2/2022). Kegiatan tersebut diikuti oleh 45 peserta kuliah alternatif dan alumni. 

Layaknya kuliah alternatif sebelumnya, kuliah alternatif kali ini juga memiliki antusiasme yang tinggi dari para peserta. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya peserta yang menghidupkan kamera saat jalannya diskusi serta saat waktu perkuliahan dimulai dan aktif bertanya saat sesi perkuliahan akan ditutup

Pegiat Griya Peradaban, Naila Rahmatika menyambut sesi perkuliahan ini dengan penuh semangat. Beliau menyambut para peserta perkuliahan dengan salam lintas agama, kemudian beliau juga menyampaikan Terimakasih banyak terhadap narasumber dan peserta kuliah alternatif. "Baik Assalamualaikum wr. wb. Shalom Om Swatyastu Namo Budaya Salam Kebajikan Salam Sejahtera untuk kita semua” Ucapnya.

Sesi 5 Kuliah Alternatif V mengangkat tema Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis. Tema tersebut tentu saja berangkat dari permasalahan perlunya ruang aktualisasi untuk menguatkan jiwa jiwa entepreneurship di kalangan anak muda.

Acara yang digelar melalui platform Zoom Meetings ini menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa, diantaranya adalah Nurul Khasanah (Mentor Griya Peradaban, Sarjana Hubungan Internasional Unwahas) dan Galih Wicaksono (Owner Bhanda Kopi, Sarjana FEB Unika Soegijapranata). 

Owner Bhanda Kopi, Galih Wicaksono menyampaikan tentang bagaimana cara memanajemen bisnis agar bisa berkelanjutan dihadapan waktu yang kian berjalan. Beliau menyimpulkan bahwa metode untuk bertahan dengan alokasi waktu yang berkelanjutan adalah dengan metode POLC atau dengan kepanjangan Planning Organizing Leading dan Controlling. 

"Dalam etikanya kita berbisnis itu sudah ada planning, maka bisa ditata dari segi manapun baik human resources, finansial maupun alokasi tempat yang akan menjadi pusat bisnis yang kemudian berlanjut ditahap organizing leading dan controlling secara bertahap dan berkelanjutan" ucapnya.

Tidak kalah menarik dengan narasumber pertama, Mentor Griya Peradaban, Nurul Khasanah selaku narasumber kedua menyampaikan terkait Ruang Aktualisasi dalam berwirausaha. Beliau ini menyatakan bahwa wirausaha itu berbeda dengan entepreneurship. menurutnya Pengusaha adalah Orang yang memiliki bisnis dalam skala besar maupun kecil tetapi tidak semua pengusaha memiliki jiwa entepreneurship. 

Sedangkan Entepreneur adalah seseorang yang pasti mempunyai jiwa pengusahandimana dapat memanfaatkan peluang yang ada. Menurutnya dalam membangun jiwa mandiri berwirausaha itu harus memiliki syarat penting diantaranya niat keyakinan, tanggap, belajar, modal, focus, dan kemampuan promosi.

Pada akhir sesi, Nurul Khasanah juga memberikan sebuah motto bahwasannya dalam menghadapi tantangannya ke depannya kita harus bersikap mandiri dan jangan lupa untuk berdoa .

"Salah satu cara menumbuhkan motivasi adalah wirausaha dengan selalu belajar mandiri dan ikhtiar disertai doa di setiap Langkah yang diambilnya." ucapnya dalam bahasa Indonesia.



Penulis
Muhammad Ridho

Kuliah Alternatif Griya Peradaban Angkat Tema Building Researh Mindset

0
 


Campusnesia.co.idSabtu (28/01/2023) Griya Peradaban kembali menggelar Kuliah Alternatif dengan mengangkat topik Building Researh Mindset. 

Building Research Mindset merupakan materi baru yang diangkat dalam Kuliah Alternatif. Hal tersebut tentu saja berangkat dari urgensi dari riset itu sendiri, dimana sekarang semuanya harus sesuai dengan data. 

Sesi 4 yang digelar melalui Zoom Meetings tersebut mendatangkan dua pembicara yang berkonsentrasi dalam bidang riset, yaitu Tedi Kholiludin (Ketua Yayasan Elsa) dan Fachrizal Afandi (President of ASSLESI). Diskusi yang dikomandoi oleh Frima Fiscal juga dihadiri oleh sekitar 70 peserta Kuliah Alternatif. 

Tedi Kholiludin selaku pembicara pertama mengangkat terkait pentingnya mentradisikan riset dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan riset sebagai gaya hidup. 

Pria kelahiran Kuningan Jawa Barat tersebut juga menyampaikan terkait dataisme. Menurutnya yang dikutip dari Homo Deus, "Dataisme mendeklarasikan bahwa alam semesta terdiri dari aliran data, dan nilai setiap fenomena atau entitas ditentukan oleh kontribusinya pada pemrosesan data," ungkapnya. 

Pembicara kedua, Fachrizal Afandi juga tidak kalah menarik dari pembicara pertama. Topik yang diangkat yaitu berkaitan dengan Ekosistem Riset di Kalangan Pemuda. Materi tersebut mengangkat terkait definisi, pokok-pokok, prinsip, dan tantangan dalam membangun riset di kalangan pemuda. Ia juga menyampaikan terkait struktur kelembagaan yang terdapat di Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (AlMI).


Penulis
Feby Alfiana 

Sesi 3 Kuliah Alternatif V Griya Peradaban Angkat Tema Manajemen Waktu di Era Diskrupsi

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban selenggarakan Kuliah Alternatif Angkatan V sesi 2 pada Sabtu (21/1/2022). Kegiatan tersebut diikuti oleh 60 peserta kuliah alternatif dan alumni. 

Layaknya kuliah alternatif sebelumnya, kuliah alternatif kali ini juga memiliki antusiasme yang tinggi dari para peserta. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya peserta yang menghidupkan kamera saat jalannya diskusi dan aktif bertanya saat sesi perkuliahan akan ditutup.

Pegiat Griya Peradaban, Astuti Rahayu menyambut sesi perkuliahan ini dengan penuh ceria. Beliau menyampaikan banyak terimakasih kepada narasumber yang bisa meluangkan waktunya dan juga tidak terlupa bagi para peserta yang turut hadir perkuliahannya dari awal hingga akhir nanti. Selain itu , Kak Astuti juga memberikan arahan agar tetap mengikuti selalu perkuliahan alternatif ini "Harapannya kalian nanti (para peserta perkuliahan) tetap ikuti perkuliahannya ya sampai akhir karena banyak sekali hal hal yang bermanfaat." ucapnya dalam pembukaan Kuliah Alternatif V Sesi lll.

Sesi lll Kuliah Alternatif V mengangkat tema Change Management In Discruption Era. Tema tersebut tentu saja berangkat dari permasalahan perlunya solusi dalam menghadapi atau memanajemen waktu dan mental pada era diskrupsi.

Acara yang digelar melalui platform Zoom Meetings ini menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa, diantaranya adalah Maria Ulfa (Founder Neswa.Id) dan Mahmud Yunus Musthofa (Awardee Beasiswa LPDP dan Kemenag Republik Indonesia). 

Founder Neswa.Id, Maria Ulfa menyampaikan tentang bagaimana memanajemen waktu dan mental saat menghadapi era disrupsi. Menurutnya isu penting dalam menghadirkan hasil manajemen tersebut berpengaruh pada potret penggunaan aplikasi internet digital. Beliau menyimpulkan bahwa anak anak muda sekarang harus bisa memilah milih waktu dalam penggunaan internet agar lebih baik dalam keefisiennya. " Kenapa digital? karena dunia tersebut dapat menyatukan masyarakat dilanjut perubahan perilaku, Penggunaan data yang lebih baik dan Efisien waktu" ucapnya.

Tidak kalah menarik dengan narasumber pertama, Awardee beasiswa Kemenag RI, Mahmud Yunus Mustofa yang sekarang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di UIN Walisongo selaku narasumber kedua menyampaikan terkait Aktualisasi manajemen perubahan diri. Beliau juga menyatakan bahwa terdapat 3 perubahan yaitu menurutnya Indikator penting dari perubahan tersebut adalah speed surprise dan sudden shift. "Kita tidak bisa merubah lingkungan, kalau kita belum merubah diri kita sendiri" ucapnya.

Pada akhir sesi, Mahmud Yunus Mushtofa juga memberikan saran agar bidang yang ditekuninya bisa maksimal."Fokus terhadap bidang masing masing, jangan membuang buang energi untuk hal yang tidak bermanfaat. Fokus ke bidang yang diminati dan yang nantinya akan berdampak maksimal ke perubahan" ucapnya dalam bahasa Indonesia.


Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Feby Alfiana

Khoirul Adib Menjadi Utusan Perkumpulan Griya Peradaban Pada Program International Islamic Comparative Study 2022

0


Campusnesia.co.id - Khoirul Adib merupakan salah satu anggota Perkumpulan Griya Peradaban dan tercatat sebagai mahasiswa aktif semester 3 pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. ia berkesempatan mengikuti program International Comparative Study yang berlangsung di beberapa negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura dan Thailand. Kegiatan ini diinisiasi oleh Yayasan santri mengglobal dan berlangsung pada tanggal 7-12 September 2022.

Beberapa agenda terjadwal dengan rapi di tiap kunjungannya. Mulai dari Study on Historical Site di Melaka hingga kunjungan di pusat peribadatan. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, peserta juga melakukan Site Visit di UCSI University, National University Singapore (NUS) dan Songklah University Thailand. Kegiatan ini diikuti oleh 28 peserta yang terdiri dari Mahasiswa, Dosen maupun pegiat komunitas. 

Khoirul Adib juga mengungkapkan “Dengan adanya program ini, semoga bisa memberikan pengalaman baru bagi saya, yang harapan, saya mampu menerapkan dan berbagi pengetahuan kepada temen yang ada di kampus maupun perkumpulan”.


“Terima Kasih untuk seluruh elemen yang membantu saya dalam program ini, termasuk dari segi finansial dan persiapan dalam segala hal.” Tutur Khoirul Adib yang juga aktif di perkumpulan Griya Peradaban.

Pada kesempatan lain, Ma’as Shobirin selaku pendiri perkumpulan Griya Peradaban merasa bangga ada salah satu anggotanya yang memiliki keinginan kuat mengikuti program ke Luar Negeri. 
“Saya mengapresiasi atas keteguhan dan tekad kuat Saudara Adib untuk ikut serta pada program tersebut. Adib, tercatat sebagai alumni Kuliah Alternatif Angkatan IV Perkumpulan Griya Peradaban. Kebetulan, Yayasan Santri Mengglobal juga menjalin kemitraan dengan Griya Peradaban sejak tahun 2020”, ujarnya.

Kuliah Alternatif IV Sesi VI,  Kembali dengan Pembahasan Flexibelity dan Adabtability

0


Campusnesia.co.idGriya Peradaban kembali gelar sesi Kuliah Alternatif IV pada Sabtu (13/8/2022) melaui platfom zoom dengan tema "Flexibelity and Adabtability". Tema ini tentu saja diangkat karena permasalahan pemuda dan pemudi yang muncul sehingga menimbulkan adanya rasa gelisah dan ketakutan dalam menghadapi kegiatan sehari hari. 

Dengan menghadirkan Wildani Hefni selaku Mentor Griya Peradaban dengan membahas kemampuan flexibelitas dalam menyelesaikan masalah serta mampu mempertahankan keseimbangan keperluan pribadi dan pekerjaan. Serta bagaimana cara menyeimbangkan keperluan pribadi, perkerjaan dan aktivitas dalam kesehariannya. 

"Indikator utama yang ingin saya sampaikan untuk kemudian kita berbicara tentang aksesibilitas dan fleksibelitas adalah yang pertama adalah dengan intelektual fleksibelity, yaitu pemikiran kita atau konstruksi pemikiran kita untuk berpikir secara terbuka," ungkapnya. 

Membuka pikiran dapat diartikan dengan membuka pikiran secara seluas luasnya dan tidak berpikir secara dikotomis. 

"Yang kedua yaitu dengan aksesibilitas, sebenarnya jika kita berbica tentang aksesibilitas atau kita sedang berbicara tentang jalan tengah dalam konteks pemikiran," ungkapnya. 

Ia mengartinya hal tersebut sebagai tindakan yang tidak terpaku dalam sudut pandang yang terlalu konvensional dan juga tidak terlalu revisionalis. 

Ia juga menambahkan bahwa manusia itu membutuhkan motode coba-coba dan eksperimen untuk mendapatkan pengembangan dalam diri manusia tersebut.


Penulis
Nabilatun Nisa 

Kuliah Alternatif Sesi IV Bawa Tema Creativity and Innovation For Developing Community

0
 


Campusnesia.co.idSetelah libur sepekan, Sabtu (6/8/2022) Griya Peradaban kembali hadir pada Kuliah Alternatif sesi IV dengan Tema yang tentunya berkaitan dengan problematika saat ini "Creativity And Innovation For Developing Community". 

Dua hal tersebut diangkat sebagai bentuk menumbuhkan nalar khususnya para pemuda dan remaja tentang bagaimana pentingnya kreatifitas dan inovasi untuk persaingan di zaman yang terus berkembang.

Habib Musthofa sebagai bagian dari salah satu pegiat Griya Peradaban mengawali kembali Kuliah Alternatif sesi IV dengan sambutan singkat. Dua pemateri terbaik dihadirkan dalam forum diskusi ini. 

Diskusi ini diawali oleh Nurul Intan Krisnayanti sebagai pemateri I yaitu menyampaikan materi tentang “Best Practice Dalam Menciptakan Inovasi Melalui Pemberdayaan Pemuda”. 

"Pemuda menjadi salah satu kekuatan yang tentunya di harapkan dapat membuat kehidupan masyarakat  lebih baik. Karena jika pemuda bisa memaksimalkan kualitas dan potensi dirinya masing-masing maka akan dipastikan masa depan masyarakat ini akan berubah lebih baik. Namun pertanyaannya bagaimana cara kita menjadi pemuda yang memiliki kualitas, memberikan inovasi khususnya dalam kebermasyarakatan saat ini?" ujarnya.

Diskusi ini hadir menjawab pertanyaan tersebut salah satunya, apa yang harus kita punya yang diantaranya karakter, kreatif dan kolaborasi. Selain itu, kita juga perlu memahami potensi diri kita sendiri untuk kemudian mengupgrade diri dengan hal-hal baru sehingga mampu menjad inspirasi dalam suatu kelompok tertentu. 

Pada pemateri II Nailu Rokhmatika memaparkan terkait komunitas, seberapa penting komunitas dan apa itu kreatifitas. Dalam sesi ini juga menjelaskan 3 keyword yang meliputi satu kesamaan, saling memiliki serta ingin tumbuh bersama. 

Sehingga diakhir pemateri menyampaikan terkait banyaknya manfaat berkomunitas dan cara memiliki dan menumbuhkan kreatifitas. 



Penulis
Ice Uliya Sari

Lewat Entrepreneurship Education, Griya Peradaban Bangun Perilaku Entrepreneur Pada Generasi Milenial

0


Campusnesia.co.id - Griya Peradaban kembali hadir untuk menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV pada sabtu (23/7/2022) melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema “Entrepreneurship”. 

Tema kali ini berhasil dan sukses mengajak para peserta untuk membangun kontruksi berfikir dalam proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.


Nurul khasanah sebagai pemateri pertama sekaligus sebagai Duta Santripreneur mengatakan bahwa, mengapa seseorang menjadi Entrepreneur ?. “itu semua disebabkan oleh tiga faktor yang pertama ialah karena terpaksa dengan presentase sebesar 15%, lalu yang kedua ialah karena garis keturunan dengan presentase 25%, dan yan terakhir keinginan dan kemauan yang kuat memiliki presentase yang sangat besar yaitu 60% ,” ucapnya dengan pembawaan yang sangat semangat.


Terjadinya perkawinan antara sains dan teknologi membuat kemajuan yang sangat pesat dalam segala bidang. Perlunya manajement resiko dalam setiap pengambilan keputusan.

“Manajemen risiko itu proses mengindentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan dan serta berusaha untuk menekan sebanyak mungkin atau menghilangkan risiko yang dihadapi oleh pemilik perusahaan. Manajement risiko diterapkan oleh para penguasa untuk mencegah terjadinya kerugian pada usaha (perusahaan),” tuturnya. 

Pada forum tersebut ia menjelaskan tentang mengapa seseorang harus menjadi Entrepreneur, bagaimana melakukan manajement risiko, dan terobosan alternatif bisnis millennial. 
Dilanjutkan oleh pemateri kedua oleh Vania Indy Dhea Sylva selaku Mentor Griya Peradaban. Ia menyampaikan bahwa sebagai generasi milenial harus memiliki lima karakteristik yang diantaranya ialah melek teknologi, bergantung pada mesin pencari, learning by doing, tertarik pada multimedia dan membuat konten internet.

Di era yang terjadi pasar bebas kali ini generasi milenial harus jeli dalam melihat peluang membuka usaha. 

“Sebagai generasi milenial harus dapat menilai peluang membuka usaha dan itu terbagi menjadi tiga yaitu the opportunity (peluang), the entrepreneur (pengusaha), dan yang terakhir yaitu the resources needed to start the company and make it grow (sumber daya yang dibutuhkan untuk memulai perusahaan dan membuatnya tumbuh). 

Diskusi tersebut diakhiri dengan quotes yang sangat luar biasa “pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang sama untuk bisa menjadi pelaku usaha,” ucapnya diakhir materi. 


Penulis: Khavid Joni Nurvauzi
Editor: Feby Alfiana


Kuliah Alternatif Sesi III Angkatan IV, Kembali Angkat Topik Komunikasi dan Sosial Network

0


Campusnesia.co.idGriya Peradaban kembali menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV pada sabtu(16/7/2022) melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema "Communication And Social Network". Tema ini sukses mengajak peserta untuk membangun keterampilan berbicara dan mengembangkan struktur sosial dengan menjalin simpul relasi satu sama lain. 

Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Diki Afriza sebagai perwakilan Pegiat Peradaban yang mengatakan bahwa adanya Griya Peradaban berperan sebagai mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi pemuda.

"Griya Peradaban ini merupakan mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi bagi generasi muda. Griya Peradaban hadir untuk berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas muda melalui kegiatan training, mentoring, sekaligus memperdayaan," ucapnya.

Dalam diskusi pertama, pembahasan terkait membangun keterampilan dalam komunikasi oleh narasumber Atin Anggraini Surono selaku mentor Griya Peradaban. Bahwasannya komunikasi itu juga memiliki ilmu yang harus dimiliki agar dapat menyampaikan informasi dengan tepat. 

"Sebuah seni yang sebenarnya seringkali kita butuhkan dan amat sangat dekat dengan kehidupan kita, tapi dianggap sepele padahal ini bukan ilmu yang sepele" ucapnya.

Pada forum tersebut, ia menjelaskan tentang cara membangun keterampilan berbicara. Kemudian dilanjutkan dengan manfaat dari melatih keterampilan berbicara terhadap informasi yang disampaikan.
Ia menambahkan beberapa hal yang dilakukan untuk mengelola stres menjadi produktif.

Dilanjutkan dengan pemateri kedua oleh H. Imam  Fadhilah selaku Pendiri Rumah Pergerakan yang membahas terkait Sosial Network. Ia menyampaikan bahwasannya untuk menjadi seorang yang sukses dalam menjalin struktur sosial hendaklah dapat memahami relasi dalam simpul relasi.

"Untuk menjadi orang besar, kita harus merasa kecil. Hindari merasa besar sendiri, agar tidak mengecilkan yang lain," ungkap H. Imam Fadhilah.

Ia juga menegaskan bahwa komunikasi adalah soal inner beauty, kecantikan serta keanggunan yang muncul dari perkataan dan perbuatan.

"Berbuat baiklah kepada siapapun, tanpa terkecuali. Termasuk kepana orang yang tidak berbuat baik kepada kita" ucapnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan perihal menyikapi seorang yang besar diri. Kemudian pentingnya membangun sosial network kepada siapapun dengan mengondisikan diri agar tidak besar diri dan selalu merasa kecil.



Penulis: Nabilatun Nisa
Editor: Feby Alfiana