Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri film korea. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri film korea. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Review Film Korea Kingmaker, Drama tentang Konsultan Politik Era 1960an

0


Campusnesia.co.id - Di tengah hiruk-pikuk isu dan wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden pak Jokowi jadi 3 periode di Indonesia yang tak lagi malu-malu, beberapa hari yang lalu saya menyelesaikan sebuah film drama politik asal korea selatan berjudul Kingmaker.

Kingmaker adalah sebuah film drama politik Korea Selatan tahun 2022, yang ditulis dan disutradarai oleh Sung-Hyun untuk Seed Film. 

Dibintangi oleh Sol Kyung-gu, Lee Sun-kyun yang sukses dalam film Parasite dan Yoo Jae-myung, film ini menggambarkan mimpi seorang politisi untuk mengubah dunia dengan ahli strategi kampanye pemilihan yang sangat baik. 

Awalnya dijadwalkan akan dirilis secara teatrikal pada 29 Desember 2021 tetapi karena peningkatan pesat pandemi COVID-19, dirilis pada 26 Januari 2022 bertepatan dengan liburan Tahun Baru Korea. Film ini juga secara resmi diundang di bagian kompetisi di Festival Film Timur Jauh Udine ke-24 yang akan diadakan dari 22 hingga 30 April 2022.

Di box office, saat ini berada di posisi ke-2 di antara semua film Korea yang dirilis pada tahun 2022, dengan pendapatan kotor US$6,00 juta dan penerimaan 761.334.


Daftar Pemain Film Korea Kingmaker
1. Sol Kyung-gu sebagai Kim Woon-beom
2. Lee Sun-kyun sebagai Seo Chang-dae, ahli strategi politik
3. Yoo Jae-myung sebagai Kim Young-ho
4. Jo Woo-Jin sebagai Direktur Lee
5. Park In-hwan sebagai Kang In-san
6. Bae Jong-ok sebagai Hee-ran
7. Lee Hae-Young sebagai Lee Han-Sang
8. Kim Sung-oh sebagai sekretaris Park
9. Seo Eun-soo sebagai Soo-yeon, staf pendukung
10. Kim Sae-byuk sebagai Myung-sook
11. Park Hyung-soo sebagai Jeong-hyeon
12. Jeon Bae-soo sebagai asisten Lee
13. Jung Woo-hyuk sebagai Kepala Kepala Staf Gabungan
14. Yoon Kyung-ho sebagai Tuan Kim, politisi dari partai yang berkuasa
15. Lee Hwa-ryong sebagai anggota parlemen oposisi
16. Yoon Se-woong sebagai sekretaris Kim Woon-beom
17. Kim Joo-ryoung
18. Son Kyung-won sebagai juru kampanye Partai Demokrat Baru


Sol Kyung-gu berperan dalam film pada Juli 2018 sebagai politisi dan Lee Sun-kyun sebagai ahli strategi politik. Sutradara Byun Sung-Hyun dan Sol Kyung-gu bekerja sama setelah film thriller kriminal 2017 The Merciless. Pada tanggal 29 Maret 2019 setelah selesainya daftar pemain, situs pembacaan naskah terungkap dengan merilis foto.

Sutradara Byun Sung-Hyun bekerja dengan tim lamanya untuk film tersebut. Art director Han Ah-reum, Kim Hong-jip dan Lee Jin-hee (musik) dan Lee Gil-gyu, direktur Lighting telah bekerja dengannya di The Merciless. Film ini diproduksi dengan perkiraan biaya 12 miliar. Pengambilan gambar utama dimulai pada 25 Maret 2019.

Film ini dirilis di 1184 layar pada 26 Januari 2021. Sesuai jaringan komputer terintegrasi Dewan Film Korea (Kofic), film tersebut dibuka di tempat ke-2 dengan 58.974 penerimaan di box office Korea. Ini mempertahankan posisi no 2 di box office Korea selama 14 hari berturut-turut setelah dirilis.

Pada 27 Februari 2022, film tersebut berada di posisi ke-2 di antara semua film Korea yang dirilis pada tahun 2022, dengan pendapatan kotor US$6,00 juta dan penerimaan 761.334.


Jalan Cerita dan Review Film Kingmaker 2022
Seo Chang-dae yang diperankan oleh aktor Lee Sun-kyun adalah imigran dari korea utara, film ini mengambil setting tahun 1960 hingga 1970 di mana ia tidak bisa bekerja di bidang formal dan mempublikasikan diri karena sentimen anti komunis yang tinggi di masa itu.

Kim Woon-beom diperankan oleh Sol Kyung-gu adalah politisi idealis asal daerah kecil dari partai Demokrat Baru yang saking jujurnya kalah dalam 7 kali pemilihan semacam anggota DPR D.

Seo Chang Dae yang selama ini bekerja sebagai apoteker merasa cocok dengan gagasan yang diperjuangkan Kim Woon Beom dan punya ide cara memenangkannya. Ia mengajukan diri menjadi Kingmaker tim kampanye Kim Won Beom atau kalau versi indonsia semacam konsultan politik dan spin doctor lah ya.

Walau setting film ini korea tahun 1960 hingga 1970 tapi beberapa cara-cara kampanye politisi meraih kemenangan relate dengan apa yang pernah terjadi di indonesia.

Seo Chang Dae mengusulkan strategi negatif campaign terhadap lawan politik Kim Won Beom sehingga berhasil memenangkan pemilu pertama dengan rumor negatif pada keluarga sang lawan.

Strategi lainnya adalah sandiwara berpura-pura menjadi tim lawan melakukan kegiatan dan cara kampanye negatif agar para pendukung lawan marah padahal semua itu adalah sandiwaira. Dalam pemilu modern hal seperti ini sering terjadi terutama di dunia maya lewat sosial media, pihak A menyamar jadi pihak B membuat gaduh agar pihak A mendapat sentimen negatif.

Bagi-bagi sembako ternyata juga sudah dilakukan sejak dahulu kala setidaknya demikian yang ditampilkan dalam film Kingmaker ini, begitu pula dengan strategi blusukan hingga pelosok, mendatangi komunitas dan tokoh kunci yang punya pengaruh bahasa kerennya Key Opini Leader.

Semua perjuangan Seo Chang Dae berhasil membawa Kim Won Beom hingga pertarungan tingkat provinsi memperebutkan sebuah jabatan perwakilan daerah, semacam DPR RI kali ya kalau di sini.

Kali ini lawannya adalah tokoh nasional menteri dari presiden yang sedang menjabat, dengan segala strategi Seo, Kim berhasil membuat gerah partai penguasa yaitu Republik hingga saking desperatenya sang presiden yang berasal dari partai yang sama datang ke daerah pemilihan yang cukup terpencil untuk mengkampanyekan calonnya, familiar ya.

Konflik kemudian muncul antara Seo Chang Dae dan Kim Won Beom saat mereka sedang bertarung untuk pencalonan Presiden Korea Selatan.

Presiden sebelumnya yang sudah memimpin selama 2 periode mengubah undang-undang untuk menambah masa jabatan periode ke 3 dan seterusnya, hmm lagi-lagi familiar ya dengan di negara mana gitu he he. 

Kali ini Kim Won Beom tak setuju dengan strategi "drama" ala Seo Chang Dae "Playing Victim" seakan jadi korban rezim untuk mendapatkan simpati publik dan dukungan masyarakat.

Seo Chand Dae sakit hati karena merasa dikhianati oleh Kim Won Beom padahal ia adalah Kingmaker yang berhasil membawanya memenangi pemilu berkali-kali. Seo akhirnya bergabung dengan pihak rezim pemerintah dan menggunakan semua strateginya gantian untuk melawan calon yang selama ini ia perjuangkan hingga kalah.

Secara keseluruhan film korea Kingmaker adalah drama politik yang sangat menarik, di awal ada disclaimer bahwa film ini memang terinspirasi dari kisah nyata namun hanya cerita fiksi.

Kisah nyatanya terletak pada sejarah politik korea selatan, pada masa presiden Park Chung-hee. Ia adalah presiden yang merupakan mantan jenderal Tentara ROK dan diktator Republik Korea pada periode 1961-1979. 

Ia dianggap berjasa melakukan modernisasi Korea Selatan melalui industrialisasi berorientasi ekspor, tapi juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia pada periode tambahan kepresidenannya. 

Park Chung-hee dipilih sebagai salah satu dari "100 Orang Asia Abad Ini" ("100 Asians of the Century") oleh Time Magazine pada 1999. Ia pernah lolos dari beberapa percobaan pembunuhan sampai akhirnya terbunuh pada 26 Oktober 1979 oleh Kim Jae-kyu, direktur KCIA dan teman lamanya.

Pada tanggal 15 Agustus 1974, dalam satu percobaan pembunuhan yang menewaskan istrinya, Yuk Yeong-su, oleh agen Korea Utara, Mun Se-gwang, ia meneruskan pidatonya tanpa memperdulikan kondisi istrinya yang kritis.

Kisah tentang presiden Park Chung-hee dan kediktatorannya ini pernah dibuat dalam film yang sangat bahus berjudul The Man Standing Next reviewnya bisa dibaca di sini.


Oke demikian tadi sobat Campusnesia, Review Film Korea Kingmaker, Drama tentang Konsultan Politik Era 1960an. Sampai jumpa.


Penulis
Nandar

Alur Cerita dan Review Film Hansan Rising Dragon, Tangguhnya Armada Laut Korea Era 1592

0


Campusnesia.co.id - Sukses dengan film pertamanya berjudul The Admiral: Roaring Currents, Lotte Entertainment merilis film sekuelnya yang berjudul Hansan: Rising Dragon.

Hansan: Rising Dragon adalah sebuah film aksi perang Korea Selatan tahun 2022 yang disutradarai oleh Kim Han-min. Film ni adalah film kedua dari trilogi Kim tentang pertempuran yang dipimpin oleh Yi Sun-sin, yang dimulai dengan film tahun 2014 The Admiral: Roaring Currents.

Film Hansan Rising Dragon menggambarkan sejarah Pertempuran Hansan yang terjadi lima tahun sebelum Pertempuran Myeongnyang yang digambarkan dalam The Admiral. Dirilis pada 27 Juli 2022 dalam format IMAX, 4DX dan ScreenX.

Pada tahun 2013, saat memproduksi The Admiral: Roaring Currents, Big Stone Pictures mengungkapkan rencana mereka untuk memproduksi dua film lagi yang berhubungan dengan Yi Sun-sin, berjudul Emergence of Hansan Dragon dan Noryang: Sea of ​​Death sebagai sekuel, tergantung pada kesuksesan The Admiral.

Menyusul kesuksesan box office The Admiral yang menjadi film paling banyak ditonton dan terlaris sepanjang masa di Korea Selatan, produksi sekuelnya telah dikonfirmasi.

Adegan pertempuran laut di Hansan difilmkan menggunakan efek visual, berbeda dengan film sebelumnya The Admiral yang sebenarnya difilmkan di atas kapal yang mengapung di laut. 

Set VFX untuk adegan pertempuran laut dibangun di Stadion Speed ​​Skating Gangneung yang digunakan untuk Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Untuk adegan yang diambil di darat, satu set khusus dibangun di Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan.


Sinopsis Film Korea Hansan Rising Dragon
Pada tahun 1592, Laksamana Yi Sun-sin dan armadanya berhadapan dengan kekuatan angkatan laut Jepang yang menyerang dan kapal perangnya yang tangguh. Saat pasukan Korea jatuh ke dalam krisis, laksamana menggunakan senjata rahasianya, kapal kura-kura, untuk mengubah gelombang pertempuran epik di laut ini.


Pemeran  Film Korea Hansan Rising Dragon
Park Hae-il sebagai Yi Sun-sin, Laksamana yang memimpin angkatan laut Joseon

Byun Yo-han sebagai Wakisaka, Laksamana yang memimpin angkatan laut Jepang

Ahn Seong-gi sebagai Eo Yeong-dam, Komandan angkatan laut Joseon yang mengawasi perairan selatan

Son Hyun-joo sebagai Won Gyun, ahli strategi Joseon Admiral

Kim Sung-kyu sebagai Junsa, seorang tentara anti-Jepang

Kim Sung-kyun sebagai Kato, Jenderal Jepang dan saingan militer Wakizaka

Kim Hyang-gi sebagai Jeong Bo-reum, seorang mata-mata yang menyusup ke kamp musuh Jepang sebagai wanita penghibur

Ok Taec-yeon sebagai Lim Jun-young, seorang pengintai yang memata-matai pergerakan musuh

Gong Myung sebagai Yi Eokgi, Jenderal Joseon dan bawahan Yi Sun-sin

Park Ji-hwan sebagai Na Dae-yong, pria yang mendesain kapal kura-kura

Jo Jae-yoon sebagai Manabe Samanozo, seorang jenderal Jepang

Park Hoon sebagai Yi Un-ryong, gubernur Gyeongsang-wo

Yoon Jin-young sebagai Song Hee-rip, Jenderal Joseon dan bawahan Yi Sun-sin

Park Jae-min sebagai Watanabe Shichiemon, Jenderal Jepang dan bawahan Wakisaka

Lee Seo-jun sebagai Sahee, keponakan Wakisaka

Kim Jae-young sebagai Jung-woon, seorang jenderal pemberani di samping Laksamana Yi Sun-sin.

Park Ji-hwan sebagai Na Dae-yong, adalah jenderal yang merancang perahu penyu.


Poster Film Korea Hansan Rising Dragon



Trailer Film Korea Hansan Rising Dragon




Review  Film Korea Hansan Rising Dragon
Satu kata, Megah! 
Bagi sobat penyuka film kolosan perang era jaman kerajaan Hansan Rising Dragon wajib ditonton.

Masih bercerita tentang laksamana Yi Sun-sin dengan armada lautnya, strategi perangnya dan kapal penyunya melawan armada laut jepang dengan kekuatan yang jauh lebih besar.

Sejauh ini film perang paling epik masih dipegang Red Clif yang dibintangi Tony Leung dan jika ditanya apa nomer duanya, jawaban saya adalah film ini Hansan Rising Dragon.

Dengan durasi yang 2 jam lebih, awal hingga pertengahan rawan membuat ngantuk, tapi setengah berikutnya hingga akhir kita akan disajikan perang apik adu strategi di tengah lautan.

Saya garis bawahi, Red Clif keren dengan pertarungan kolosalnya di daratan, Hansan The Rising Dragon istimewa dengan scene-scene pertempuran di lautnya.

Kebayang pasti produksinya lebih sulit dan butuh effort lebih, dari sisi cgi dan practical effectnya juga jauh lebih bagus dari film pendahulunya.


Sekali lagi rekomended terutama bagi sobat pecinta film kolosal.



Pada tanggal 25 Juli 2022, dua hari sebelum rilis teaternya, Hansan: Rising Dragon mencatat 147.909 presales, memecahkan rekor penjualan tiket presale terbanyak dalam sejarah, yang sebelumnya dipegang oleh film pemenang Oscar Parasite (2019).

Film ini dirilis di 2.223 layar pada 27 Juli 2022. Pembukaannya mencatat 386.000 penonton dan menduduki puncak box office Korea Selatan. Film ini melampaui 1 juta penerimaan kumulatif dalam 4 hari rilis dan 2 juta penerimaan dalam 5 hari rilis.

Pada hari ke-8, film tersebut menjadi film Korea pertama tahun 2022 setelah The Roundup yang melampaui 3 juta penonton. Pada hari ke-15 rilis, itu melampaui 5 juta penerimaan.

Pada tanggal 31 Agustus 2022, ini adalah film Korea terlaris ke-2 tahun 2022 dengan pendapatan kotor US$53.320.084 dan 7.080.266.



===
Baca juga:



Review Film Korea The Man Standing Next, Drama Politik Intelijen Pembunuhan Presiden Park Chung-hee



Campusnesia.co.id - Makin ke sini, kualitas film korea selatan memang semakin meningkat dengan segala kearifan lokal mereka. Baru-baru ini saya menonton film korea dengan genre drama politik yang sangat menarik berjudul The Man Standing Next. Diangkat dari sebuah peristiwa nyata Pembunuhan Presiden Park Chung-hee Pada 26 Oktober 1979 oleh Kim Jae-kyu, Direktur kCIA (Badan Intelijen Korea Selatan).

Film ini rilis 22 januari 2020 di korea dan 26 Februari 2020  di Indonesia, disutradarai oleh Woo Min-ho, diangkat dari novel sejaran berjudul Namsanui Bujangdeul karya Kim Choong-sik, skenario film ini ditulis oleh Woo Min-ho dan Lee Ji-min.

Trailer The Man Standing Next 


Dijajaran pemain nama-nama besar iku ambil bagian, diantaranya Lee Byung-Hun sebagai Kim Kyu-Pyeong (ketua badan intelijen korea), Lee Sung-Min sebagai Presiden Park Chung-hee, Kwak Do-Won sebagai Park Yong-Kak (mantan ketua badan intelijen korea dalam pelarian ke amerika), Lee Hee-Joon sebagai Kwak Sang-Cheon (ketua paspampres) dan Kim So-Jin sebagai Debra Shim.

The Man Standing Next berdurasi 114 menit berhasil merajai box office korea. diproduksi sejak 20 oktober 2018 hingga 28 februari 2019.

Review
Pada 26 Oktober 1979 terjadi sebuah tragedi dalam sejarah korea selatan, Presiden Park Chung-hee yang sudah berkuasa selama 18 tahun mati ditembak dalam sebuah acara makan malam yang juga dihadiri oleh ketua paspampres dan pejabat lain.

Film The Man Standing Next menceritaka 40 hari sebelum peristiwa tersebut terjadi. Dimulai dari pelarian mantan ketua badan intelijen korea (KCIA) Park Yong-Kak yang bersaksi di amerika serikat bahwa presiden park sudah tidak layak memimpin da cenderung otoriter.

Kim Kyu Pyeong diperankan oleh Lee Byung Hun yang menjabat ketua badan intelijen saat itu, mengusulkan agar masalah ini diselaikan dengan baik-baik, ia datang ke amerika untuk membujuk Park Yong Kak agar menyerahkan naskah memoir yang akan diterbitkan sebagai buku dan di koran serta meyarankan ia meminta maaf pada presiden agar diampuni dan bisa kembali ke korea.

Satu sisi, situasi dalam negeri mulai tidak kondusif, intrik politik dan masyarakat mengadakan demontrasi di beberapa wilayah. Kwak Sang Cheon ketua paspampres dengan sekutunya di militer setuju bahwa masalah harus diselaikan dengan pendekatan militer, bahkan pengerahan tank di jalanan untuk membubarka masa, namun ditentang oleh Kim Kyu Pyeong.

Scene ala intelijen saling sadap diperlihatkan sangat epik, walau secara aksi tidak seinten franchise jason bourne tetapi bagi penyuka film bergenre drama inteligen dan politik pasti penasaran dengan alur yang disajikan walau kita sudah tahu endingnya karena ini film diangkat dari sejarah.

Secara keseluruhan film ini menurut saya mengambil sudut pandang dari Kim Kyu Pyeong, ia merasa sang presiden yang selama ini didukung dan diperjuangkan sejak masa revolusi telah melenceng dari tujuan awal revolusi. Tidak lagi mementingkan rakyat, cenderung diktator, dan enggan mundur.

Ia yang jengah dengan perilaku presiden dengan segala kebijakannya, akhirnya memilih agar terjadi sukses di korea selatan, cara yang diambil sangat ekstrim yaitu dengan menembak sang presiden dan beberapa pengikutnya termasuk ketua paspampres yang dalam film digambarkan sangat militeristik dan diktator.

Tergambar jelas juga, karakter presiden yang memang tidak konsisten, setidaknya ditampilkan dalam film sebanyak 2 kali, bagaiman ia memberi angin segar ke ketua intelijen sebelumnya agar melakukan "tindakan yang diperlukan" untuk mengatasi sebuah masalah, ia berjanji akan mendukung tindakan itu, namun ketika efek negatif secara politik terjadi presiden dengan mudah menyingkirkan ketua intelijen tersebut, terjadi 2 kali.




Kim Kyu Pyeong dihukum mati yang ditetapkan dalam pengadilan militer, 47 hari setelah pembunuhan presiden militer kembali melakukan kudeta untuk mengambil alih kendali pemerintahan. Diakhir film kita akan ditunjukan rekaman sejarah peristiwa ini, Versi militer, motif pembunuhan presiden yang dilakukan Kim Kyu Pyeong adalah karena kecemburuannya karena presiden lebih memilih ketua paspampres dan ambisinya untuk jadi presiden, namun kalau kita flashback sepanjang film justru jalan cerita menampilkan sebaliknya. Menarik sih ini, melalui film si pembuat bisa menuangkan prespektif dan bisa jadi mengungkap kebenaran sebuah sejarah.

"aku ingin menyatakan tujuan revolusiku tanggal 26 oktober, semata-mata untuk memulihkan demokrasi liberal. serta menghentikan negara ini dalam mengorbankan lebih banyak lagi warga negaranya. aku berevoluasi bukan karena menjadi presiden. aku sorang prajurit, oleh karena itu kedepannya aku membuat pernyataan terkahir ini bukan untuk mengemis supaya nyawaku diampuni. karena itu, mohon hakim ketua ikuti apa yang anda yakini. berikan padaku hukuman yang sepantasnya" pernyataan Kim Kyu Pyeong dalam sidang militer.

Film tentang pembunuhan presiden ini mengingatkan saya pada film serupa dari hollywood semacam Lincoln film biografi presiden amerika ke 16 tahun 2012 yang juga berakhir tragis dengan penembakan, serta film JFK sebuah film thriller hukum-konspirasi sejarah Amerika 1991 yang disutradarai oleh Oliver Stone. Film tersebut meneliti peristiwa-perisitwa yang membuat terjadinya pembunuhan Presiden John F. Kennedy dan kemudian menyoroti kesaksian mantan jaksa agung distrik New Orleans Jim Garrison.

Secara keseluruhan sangat rekomended untuk ditonton, apalagi bagi sobat yang suka film bergendre intelijen, drama dan politik. Indonesia sebenarnya tidak kalah banyak kisah-kisah untold story berbau intelijen dalam peralihan sejarah kita, lengsernya Presiden Soekarna, Lengsernya presiden Soeharto misalnya, andai bisa dibuat film sejarah seperti ini pasti akan sangat menarik, hanya saj sayang film-film dengan unsur politik masih sangat sensitif di indonesia. Selamat menonton.

penulis: Nandar

Baca Juga:

Alur Cerita dan Review Film Korea Carter Ketika Joo Won Jadi Pembunuh Bayaran 2022

0
 


Campusnesia.co.id - Sejak Michael Bay menggunakan Drone untuk shooting film The Ambulance, kini beberapa sineas film dan drama korea juga turut menggunakannya seperti film The Gray Man dan Drama Korea Admas.

Pengambilan gambar dengan Drone memungkinkan mengcapture angle dan celah-celah sempit yang tak mungkin dilakukan dengan practical efek konvensional serta manuver yang sulit.

Bulan Agustus ini, Netflix kembali menghadirkan film action yang hanya dari trailernya nampak tak biasa dipenuhi adegan action yang sudah menjanjikan, judl film yang saya maksud berjudul Carter.

Duduk di bangku sutradara ada Jung Byung-Gil yang pernah menyutradari The Villainess, Confession of Murder, Action Boys dan naskah ditulis oleh Jung Byung-Gil. IMDb memberi skor 8,1/10 Pada Maret 2021, Joo Won dikonfirmasi untuk membintangi. Pada Mei 2021, Lee Sung-jae mengkonfirmasi penampilannya.

Pembuatan film berlangsung di Osong, Provinsi Chungcheong Utara pada akhir Juni 2021.

Carter adalah film thriller aksi Korea Selatan mendatang yang disutradarai oleh Jung Byung-gil, dibintangi oleh Joo Won dalam peran utama bersama Lee Sung-jae, Jeong So-ri dan Kim Bo-min. Film ini berkisah tentang seorang agen amnesia yang dilemparkan ke tengah misi misterius. Itu dirilis pada 5 Agustus 2022, oleh Netflix.



Sinopsis Film Korea Carter 2022
Carter terbangun dua bulan menjadi pandemi mematikan yang berasal dari DMZ yang telah menghancurkan Amerika Serikat dan Korea Utara. 

Tanpa ingatan masa lalunya kecuali perangkat misterius di kepalanya, bom mematikan di mulutnya, dan suara di telinganya yang memberinya perintah untuk menghindari terbunuh, Carter dilemparkan ke dalam operasi misterius sementara CIA dan kudeta Korea Utara mengejar. dia dekat.

Ketika seorang pria bangun, dia tidak ingat apa-apa tentang dirinya sendiri atau bahkan namanya. Pada saat itu, dia menerima pesan dan orang lain mengatakan kepadanya "Namamu Carter (Joo Won)." Dia kemudian terdaftar dalam operasi impor tanpa mengetahui alasannya.



Pemeran Film Korea Carter 2022
Joo Won sebagai Carter
Lee Sung-jae sebagai Kim Jong-hyuk
Jeong So-ri
Kim Bo-min sebagai Jung Ha-na
Jung Jae-young sebagai Dr. Jung Byung-ho
Jung Hae Kyun



Poster Film Korea Carter 2022


Trailer Film Korea Carter 2022




Review Film Korea Carter 2022
Tak sabar rasanya melihat Joo Won, pertama kenal dengan aktor satu ini saat memerankan dokter autis dalam Good Doctor tayang tahun 2013 yang kemudian diadaptasi sebagai series hollywood dengan judul yang sama.

Lalu dala drama yang bertema kedokteran juga berjudul Yong-pal ia berperan sebagai dokter untuk para mafia dengan sangat apik tayang tahun 2015.

Review film Carter yang dibintangi Joo Won coming soon ya.




Bagi sobat yang mau nonton film korea Carter sub indo bisa langsung ke Netflix, klik di sini.

Alur Cerita dan Review Film Korea Kill Boksoon, Ketika Jeon Do-Yeon Jadi Ibu Mematikan

0
 



Campusnesia.co.id - Setelah sekian lama berlalu pasa film korea The Man from Nowhere dan The Killer: A Girl Who Deserves to Die kini hadir lagi film aksi laga asal korea dengan tema serupa berjudul Kill Boksoon.

Kill Boksoon dalam bahasa Hangul 길복순; RR: Gilbogsun adalah film laga kejahatan Korea Selatan tahun 2023 yang disutradarai dan ditulis oleh Byun Sung-hyun, dibintangi oleh Jeon Do-yeon, Sol Kyung-gu, Esom, dan Koo Kyo-hwan. Film ini dijadwalkan akan dirilis di Netflix pada tanggal 31 Maret 2023.

Jika melihat track record penulis naskah dan sutradaranya yaitu Byun Sung-hyun yang juga pernah menggarap film Kingmaker dan The Merciless maka penonton bisa berharap akan mendapatkan sajian jalan cerita dan sinematografi yang apik.

Belum lagi sang pemeran utama yaitu Jeon Do-Yeon terbukti tampil apik dalam perannya di film Emergency Declaration, Ashfall dan Memories of the Sword jadi tidak sabar melihat aktingnya kali ini di film Kill Boksoon.



Sinopsis film korea Kill Boksoon
Gil Bok-Soon (Jeon Do-Yeon) adalah seorang ibu tunggal. Dia juga seorang pembunuh mematikan, dengan tingkat keberhasilan 100% pada pembunuhan kontrak. Dia bekerja untuk M.K. Ent, yang dijalankan oleh Cha Min-Kyu (Sol Kyung-Gu). 

Dia melatih Gil Bok-Soon sebagai pembunuh dan mereka saling menghormati satu sama lain. Di saat yang sama, Gil Bok-Soon menyadari bahwa Cha Min-Kyu adalah orang berbahaya yang dapat mengambil segalanya darinya. Cha Min-Hee (Esom) adalah adik dari Cha Min-Kyu dan dia bekerja sebagai eksekutif di M.K. Ent. 

Dia tidak menunjukkan perasaannya kepada orang lain. Han Hee-Sung (Koo Gyo-Hwan) adalah pembunuh untuk M.K Ent. Dia sangat terampil dalam pekerjaannya, tetapi dia tidak diakui oleh orang lain untuk pekerjaannya.

Tepat sebelum Gil Bok-Soon diatur untuk memperbarui kontraknya, dia terlibat dalam konfrontasi pembunuhan atau pembunuhan.



Pemeran film korea Kill Boksoon
Jeon Do-Yeon sebagai Gil Bok-Soon

Sol Kyung-Gu sebagai Cha Min-Kyu

Kim Si-A Gil sebagai Jae-Young

Esom Cha sebagai Min-Hee

Koo Gyo-Hwan sebagai Han Hee-Sung 

Kim Sung-Oh sebagai Sergeant Shin

Choi Byung-Mo sebagai Hyun-Chul
 



Poster film korea Kill Boksoon



Trailer film korea Kill Boksoon




Review film korea Kill Boksoon
Dari sinopsisnya wajar jika penonton akan mengatakan bahwa Kill Boksoon serupa dengan Kill Bill, sama-sama diperankan oleh aktor utama perempuan dan berkisah tentang pembunuh bayaran, tapi untuk review selengkapnya tunggu saya selesai menonton ya.





===
Baca juga:



Alur Cerita dan Review Film Thailand Horor The Medium 2021

0
 



Campusnesia.co.id - Selama beberapa hari ini, film horor asal Taiwan berjudul Incantation yang baru saja rilis di Netflix jadi bahan perbincangan dan trending topik di Twitter. Lalu banyak yang merekomendasikan bagi yang suka dengan film Incantation mungkim bakal suka film sejenis yang juga sempat viral dan jadi bahan obrolan yaitu sebuah film asal Thailand berjudul The Medium.

The Medium yang dalam Bahasa Thailand: Rang Song, secara harfiah artinya media atau wadah adalah sebuah film horor supernatural Thailand-Korea Selatan tahun 2021 yang ditulis bersama dan diproduksi oleh Na Hong-jin dan disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun. 

Film ini adalah produksi bersama dari GDH 559 Thailand dan Showbox Korea Selatan Film ini ditayangkan perdana di Festival Film Fantastis Internasional Bucheon ke-25 pada 11 Juli 2021.

Dirilis secara teatrikal di Korea Selatan pada 14 Juli 2021. Film tersebut terpilih sebagai perwakilan Thailand untuk Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-94 tetapi tidak dinominasikan.

Film tersebut dinilai sebagai film fitur terbaik di Festival Film Fantastis Internasional Bucheon ke-25 dan dianugerahi Penghargaan Pilihan Bucheon untuk film terbaik. Di box office menurut data Dewan Film Korea, film ini berada di peringkat ke-15 di antara semua film yang dirilis pada tahun 2021 di Korea Selatan, dengan pendapatan kotor US$7,35 juta dan penerimaan 831.126, per 26 September 2021. Merupakan film Korea terlaris ke-6 tahun 2021.


Sinopsis dan alur cerita film The Medium
Berkisah tentang sebuah tim dokumenter Thailand melakukan perjalanan ke bagian timur laut Thailand, Isan untuk mendokumentasikan kehidupan sehari-hari media lokal, Nim, yang dirasuki oleh roh Bayan, dewa lokal yang disembah penduduk desa. 

Bayan adalah Dewa leluhur dan telah memiliki wanita dalam keluarga Nim selama beberapa generasi. Yang terbaru dalam garis suksesi adalah saudara perempuan Nim, Noi. Namun, Noi tidak ingin menjadi perantara dan beralih ke agama Kristen. Semangat Bayan pindah ke Nim dan telah bersamanya sejak itu.

Saat dalam perjalanan ke pemakaman suami Noi, Wiroj, Nim mengungkapkan kemalangan selalu menimpa para pria di keluarga Wiroj; pabrik ayahnya bangkrut dan dia bunuh diri setelah dia ketahuan membakar pabrik karena penipuan asuransi; putranya, Mac, meninggal karena kecelakaan sepeda motor. 

Noi hanya memiliki satu anak perempuan yang tersisa, Mink, yang tidak percaya pada Shamanisme dan menghadiri Gereja bersama ibunya.

Keluarga dan teman-teman Mink, serta kru dokumenter, melihat Mink menampilkan perilaku aneh dan agresif, bersama dengan menampilkan kepribadian ganda seperti salah satu dari orang tua, pemabuk, anak-anak, dan pelacur. 

Dia mulai mengalami mimpi aneh, mendengar suara-suara di kepalanya, dan mengalami nyeri perut dan alat vitalnua yang melemahkan. Dia dipecat dari pekerjaannya setelah bosnya memergokinya berhubungan dengan banyak pria di tempat kerja. 

Nim awalnya yakin Bayan ingin Mink menggantikan Nim, tapi Noi menolak untuk membiarkan Nim melakukan Upacara Penerimaan untuk memindahkan arwah Bayan ke putrinya.

Nim kemudian mulai curiga bahwa Bayan sebenarnya tidak terlibat. Dia menemukan bahwa Mink memiliki hubungan inses dengan mendiang saudara laki-lakinya, Mac, dan bahwa dia sebenarnya tidak meninggal karena kecelakaan sepeda motor tetapi gantung diri. 

Dia menyimpulkan bahwa Mac mencoba membunuh Mink dan terlibat dalam upacara untuk meyakinkan Mac agar tidak membunuh Mink. Sementara itu, setelah menemukan Mink di kamar mandi dengan celah pergelangan tangannya, Noi yakin Bayan menghukum Mink karena penolakan Noi untuk menjadi penerus dan mengatur agar Upacara Penerimaan dilakukan oleh dukun lain tanpa sepengetahuan Nim. 

Upacara penerimaan gagal dan Nim terlambat menyadari bahwa Mac juga tidak terlibat. Kondisi Mink memburuk setelah upacara dan dia memukul Noi dengan kamera dari kru. Nim naik ke gunung untuk berdoa dan sedih ketika dia menemukan bahwa seseorang telah memenggal patung Bayan, tanda ejekan terhadap berhala suci.

Nim mencari bantuan dari teman Dukunnya, Santi, dan dia mengatakan kepadanya bahwa Mink tidak hanya dirasuki oleh satu roh, tetapi ratusan roh yang telah dipenggal oleh nenek moyang Wiroj. Santi menjelaskan bahwa Upacara Penerimaan pada dasarnya telah menjadikan Mink sebagai wadah yang siap untuk arwah. Murid-murid Santi, Nim, dan Santi menyiapkan ritual untuk mengusir Mink. 

Pada hari-hari menjelang ritual, Mink tampaknya kerasukan dan menghantui keluarga dengan berbagai cara, seperti merebus anjing keluarga hidup-hidup dan memakannya, memakan daging mentah dari lemari es, dan naik ke tempat tidur Noi saat dia tidur dan mengejek. dia. Sehari sebelum ritual, Nim meninggal dalam tidurnya dalam keadaan misterius.

Santi melanjutkan ritual dengan menggunakan Noi sebagai wadah. Namun, ritual itu gagal setelah bibi mertua Mink merobek kain suci Yantra yang membuat Mink terkunci di kamarnya, yakin bahwa putranya terkunci di dalam bersama Mink. 

Kekacauan dan kekerasan segera mengikuti ketika roh-roh jahat mulai merasuki, mereka mulai menari dengan gila dan tiba-tiba saling bertarung, menyerang dan membunuh Dukun, murid-muridnya, dan semua orang yang terlibat dalam upacara, termasuk kru dokumenter, dengan menusuk, menggigit dan memakan. mereka hidup. 

Bayan yang tampaknya memiliki Noi menyebabkan jeda singkat, karena Noi mulai mengarahkan siswa yang masih hidup untuk melanjutkan ritual. Dia melantunkan doa sambil menyentuh Mink, tetapi terganggu ketika dia memanggil ibunya, dan akhirnya kewalahan. 

Film berakhir dengan Mink membakar ibunya hidup-hidup yang teriakannya dapat didengar saat kamera berfokus pada boneka voodoo dengan jarum yang menonjol darinya, diberi label dengan nama keluarga Mink "Yasantia".

Sebuah adegan mid-credit terjadi pada siang hari sebelum kematian Nim saat mempersiapkan ritual. Nim terlihat frustrasi karena persiapannya tidak berjalan dengan baik. Dia menderita krisis iman dan mengaku mempertanyakan apakah Bayan pernah merasukinya sebelum mogok di luar layar.


Pemeran Film Horor The Medium 2021
- Nailya Gulmongkolpech sebagai Mink

- Sawanee Utoomma sebagai Nim, seorang dukun dan bibi Mink

- Sirani Yankittikan sebagai Noi, kakak perempuan Nim dan ibu Mink

- Yasaka Chaisorn sebagai Manit, kakak laki-laki Nim dan paman Mink

- Boonsong Nakphoo sebagai Santi, teman dukun Nim


Disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun, Skenario oleh Chantavit Dhanasevi dan Na Hong-jin, Cerita oleh Na Hong-jin dan Choi Cha Won.

Diproduksi oleh Na Hong-jin dan Banjong Pisanthanaku, Sinematografi Naruphol dan Chokanapitak.  Diedit oleh Thammarat Sumethsupachok Musik oleh Chatchai Ponhprapaphan

Produksi oleh perusahaan GDH 559, Tanggal rilis 11 Juli 2021 (BIFAN), 14 Juli 2021 (Korea Selatan) dan 28 Oktober 2021 (Thailand).

Durasi film 130 menit, Bahasa Thailand berhasil menetak Box office US$7,23 juta.


Poster Film Horor The Medium 2021


Trailer Film Horor The Medium 2021


Syuting The Medium dilakukan di provinsi Loei (Loei) di Timur Laut (Isan) Thailand. Film ini diumumkan pada Februari 2021, dan dijadwalkan untuk rilis Juli 2021 di Korea Selatan.

The Medium tersebut dijual oleh Finecut untuk Pasar Film Eropa yang akan datang dan hak film tersebut telah diperoleh oleh The Jokers untuk rilis teater di masa depan di Prancis, dan oleh Koch Films ke wilayah berbahasa Jerman. Pada September, Shudder telah memperoleh hak streaming keseluruhan dan akan streaming di AS pada 14 Oktober.

Di Asia, film ini telah dilisensikan ke Edko Films untuk Makau dan Hong Kong (22 September 2021), MovieCloud untuk Taiwan (25 Agustus 2021), Synca Creations untuk Jepang, hingga Encore Films untuk Malaysia (2 Desember 2021) dan Indonesia (20 Oktober 2021), Golden Village untuk Singapura (12 Agustus 2021), M Pictures untuk Kamboja (26 November 2021) dan Laos dan Lumix Media untuk Vietnam (19 November 2021).

Film ini ditayangkan perdana pada 11 Juli 2021, di Festival Film Fantastis Internasional Bucheon ke-25, dan dirilis secara teatrikal di Korea Selatan pada 14 Juli 2021.

Film ini tersedia untuk streaming dan penyiaran di Korea Selatan pada IPTV, Skylife, TV kabel HomeChoice, KT Seezn dan lainnya mulai 16 September 2021.

Film ini dirilis pada 14 Juli 2021, pada 1403 layar. Menurut jaringan komputer terintegrasi untuk penerimaan bioskop oleh Dewan Film Korea (KoFiC), film ini menempati peringkat pertama di box office Korea pada hari pembukaan dengan mengumpulkan 129.917 penonton, melampaui penonton Black Widow. 

Pada hari ke-4 perilisannya, film tersebut menjadi film dengan pendapatan kotor tertinggi dalam genre horor dengan melampaui US$2,67 juta. Penonton kumulatif film ini mencapai 403.019 pada 17 Juli 2021.

Menurut data Dewan Film Korea (KOFIC), film ini berada di peringkat ke-6 di antara semua film Korea yang dirilis pada tahun 2021, dengan pendapatan kotor US$7,32 juta dan penerimaan 831.126, per 26 September 2021. Rating skor IMDb 6,5/10 



Review Film Horor The Medium 2021
Coming soon

Alur Cerita, Review dan Penjelasan Ending Film Korea Unlocked, Ketika Im Si Wan jadi Mas-mas Hacker

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah tampil apik dalam film Emergency Declaration jadi psikopat yang menyebar virus di pesawat, Im Si-Wan yang kita kenal lewat drama legendaris Misaeng kembali bermain film.

Kali ini Im Si-Wan tampil dalam film original Netflix berjudul Unlocked dengan peran yang psikopat juga.

Film Unlocked tayang secara global bisa disaksikan di Netflix sejak tanggal 17 Februari 2023, sutradara oleh Kim Tae-Joon, diangkat dari novel populer Sumaho o Otoshita dake yang ditulis oleh Akira Shiga dipublikasikan pada bulan April 2017 oleh Takarajimasha bunko dan Kim Tae-Joon.



Sinopsis film korea Unlocked
Lee Na-Mi (Chun Woo-Hee) bekerja sebagai pemasar di sebuah perusahaan start-up. Dia adalah pekerja kantoran biasa yang bekerja keras setiap hari. Pada hari yang menentukan, Lee Na-Mi kehilangan ponsel cerdasnya, tetapi untungnya dia mendapatkan kembali ponselnya. Sejak saat itu, hari damainya yang biasa terancam. 

Oh Jun-Yeong (Im Si-Wan) kebetulan mengambil smartphone Lee Na-Mi. Oh Jun-Yeong, yang mendekati Lee Na-Mi dengan menggunakan smartphone miliknya, melakukan kejahatan menggunakan smartphone.

Sementara itu, Detektif Woo Ji-Man (Kim Hee-Won) menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan mayat yang ditemukan di gunung terpencil. Di sana, dia menemukan petunjuk yang mengarah ke putranya Woo Jun-Yeong sebagai kemungkinan pelakunya.


Pemeran film korea Unlocked
Chun Woo-hee sebagai Nami
Seorang pemasar di sebuah perusahaan startup.

Im Si-wan sebagai Jun-yeong
Seorang pria yang mendekati Nami setelah tidak sengaja mengambil ponselnya.

Kim Hee-won sebagai Ji-man
Seorang detektif mengejar pelaku kasus pembunuhan.

Park Ho-san

Kim Ye-won

Jeon Jin-oh

Kim Joo-ryoung

Lee Jae Woo

Oh Hyun-kyung sebagai Bos


Poster film korea Unlocked







Trailer film korea Unlocked




Review film korea Unlocked
Film ini diadaptasi dari novel Jepang berjudul sama karya Akira Teshigawara, yang diadaptasi menjadi film Stolen Identity tahun 2018. Fotografi utama dimulai pada Maret 2021 dan berakhir pada 27 Juni 2021.

Film ini awalnya dijadwalkan untuk dirilis di bioskop oleh CJ E&M, tetapi kemudian diputuskan untuk dirilis di Netflix.

Bagi sobat yang suka Im Si Wan karena perannya di Misaeng mas-mas yang manis dan polos, di beberapa film lainnya seperti The Merciless tahun 2017 yang penuh aksi dan psikopat di The Emergency Declaration, di Unlocked ia tampil memukau juga.


Dua kata untuk film Unlocked, Bagus Banget!

Dari sisi cerita sangat relate dengan kehidupan masyarakat kita bagaimana screen time dengan handphone sangat panjang nyaris tidak bisa dipisahkan dan semua hal penting dalam hidup kita ada di hp.

Kemudahan itu juga membawa resiko dan peluang bagi para Hacker dengan beragam tujuan, dari yang sekedar mengincar uang dengan modus penipuan hingga psikopat seperti yang digambarkan dalam film unlocked ini.

Apa mungkin memata-matai dengan handphone dari jarak jauh?

Jawabannya sangat mungkin, persis dengan cara menanamkan malware di hp target, aplikasi ini akan jadi mata-mata, hp bisa dikendalikan jarak jauh dan mengakses data-data penting.

Baru-baru ini pasti sobat pernah membaca berita atau postingan di sosial media tentang modus hacking dengan malware yang dikirim penipu menymar sebagai kurir paket.

Aplikasi malware dipalasukan sebagai foto paket, ketika diklik akan langsung terunduh dan terinstal sendiri, apliaksi ini bisa dijalankan dari jauh untuk memantau sms masuk, dari yang sudah kejadian adalah pencurian sms kode OTP dan korban isi tabunganya terkuras.

Apa mungkin sebuah malware bisa secanggih dalam film unlocked?

Jawabannya sangat mungkin, bahkan yang lebih gila sudah pernah terjadi di tahun 2008, virus komputer yang mentarget alat tertentu di pengayaan uranium iran dan bisa berjalan sendiri tanpa remote hacker, bagi yang pensaran bisa nonton film dokumenter berjudul Zero Days.

Dalam konteks film yang mengangkat fenomena di masyarakat, korea saya acungi jempol. Film unlocked bisa jadi cara sosialiasi agar masyarakat aware tentang bahaya di tengah canggihnya teknologi. Mereka pernah juga membuat film tentang penipuan lewat telpon yang kalau di Indonesia biasanya nyaar dari undian berhadiah mobil bisa disaksikan dalam film On The Line.


Penjelasan Ending film korea Unlocked

Bagi sobat yang bingung dengan ending film Unlocked saya akan coba jelaskan, kejanggalan dimulai ketika dari awal saat polisi mencurigai pelaku pembunuhan adalah sang anak namun tidak pernah sekalipun ditunjukkan wajah anaknya sehingga penonton mengira anak itu adalah im si wan.

Kejanggalan kedua saat dua polisi hendak menangkap Jun Yeong namun tidak jadi karena orang yang berbeda. Saya sempat menduga bahwa Jun Yeong mungkin operasi plastik, tapi kalau cuma operasi plastik kenapa sang ayah sama sekali tidak mengenali anaknya? aneh.

Semua terjawab di ending film bahwa, Jun Yeong yang diperankan oleh im si wa adalah orang yang sama sekali berbeda. Dia hanyalah mas-mas tukang service HP yang freak, psikopat dan tukang hacking.

Semua korbannya diawali dengan ponsel jatuh yang ia temukan, modusnya sama berpura-pura menemukan tidak sengaja menjatuhkan dan rusak, menitipkan di tempat service dan saat korban mengambil posnselnya dimintai sandi, sambil memperbaiki dipasanglah malware dan kamera pengintai, ngeri.

Digambarkan sosok Jun Yeong pandai memprofiling calon korban dari siapa saja temannya, isi saldonya, sandi pintu masuk rumah, siapa saja yang suka dan tidak suka, hingga hal sederhana makanan favorit, tempat yang sering dikunjungi dll.

Ia memanfaatkan hasil profiling anak polisi sebagai tersangka untuk semua korbannya, dari DNA yang ditinggalkan hingga lokasi penguburan jenasah.

Kembali ke film, saya suka bagaimana twist yang dihadirkan momen dimana jun yeong ketahuan oleh Nami dan para polisi dan itu cerdas nyaris di titik penonton, nami dan sang ayah seakan sudah tak punya harapan.


Pelajaran dari film korea Unlocked

Hati-hati dalam menginstall aplikasi tidak resmi, link yang dikirim random di whatsapp juga seperti cara ayah nami kena phissing.

Termasuk sebenarnya menonton film di situs bajakan yang kebanyakan iklan judi, beberapa diantaranya saat kita klik di manapun akan diarahkan ke sponsor, kalau tidak situs judi ya ke market place atau website gak jelas yang tiba-tiba minta kode otp ke sms, bahaya!

Dan jangan sembarangan service HP, pernah ada postingan viral di twitter screenshot percakapan para tukang service di grup facebook saling berlomba adu temuan data privasi video dan foto yang tersimpan di hp customernya. Buat sobat juga sebaiknya bijak dalam menyimpan data penting dan private di HP.

Oke demikian tadi sobat Campusnesia postingan kita kali ini tentang Alur Cerita, Review dan Penjelasan Ending Film Korea Unlocked, Ketika Im Si Wan jadi Mas-mas Hacker, selamat menonton.



===
Baca juga:

Alur Cerita dan Review Film Korea The Roundup No Way Out, Kembalinya Ma Dong Seok dengan Tinju Mautnya 11 Hari Raih 7 Juta

0
 


Campusnesia.co.id - Bioskop korea selatan yang sedang mengalami kelesuan jumlah capaian penonton pada film lokal akhirnya pecah telur. Kehadiran film ke tiga dari franchise The Out Law yang jadi Round Up berhasil meraih 7 juta penonton dalam 11 hari.

The Roundup No Way Out adalah sekuel dari film sebelumnya masih dibintangi oleh Don Lee atau Ma Dong Seok dan rekor film keduanya berhasil meraih 12 juta penonton.

The Roundup: No Way Out (Hangul: 범죄도시3; RR: Beomjoedosi3; lit. Crime City 3) adalah sebuah film kejahatan aksi Korea Selatan tahun 2023 garapan Lee Sang-yong, dibintangi oleh Ma Dong-seok, Lee Joon-hyuk dan Munetaka Aoki. Ini adalah angsuran ketiga dari seri Crime City dan juga merupakan sekuel dari The Outlaws (2017) dan The Roundup (2022).

Pada bulan Mei 2022, Lee Joon-hyuk dilaporkan berperan sebagai antagonis baru dalam angsuran ketiga dari seri Crime City. Dalam sebuah wawancara pada Juni 2022, Lee Sang-yong mengungkapkan bahwa dia sedang mengikuti audisi untuk Crime City 3.

Fotografi utama dimulai pada 20 Juli 2022. Pada 15 November 2022, Ma Dong-seok memposting di Instagram bahwa syuting The Roundup: No Way Out telah berakhir.

Roundup: No Way Out dirilis pada 31 Mei 2023.


Sinopsis Film Korea The Roundup No Way Out
Detektif Ma Seok-do dan timnya dipromosikan ke Unit Investigasi Metropolitian di mana mereka bersiap untuk menghentikan Riki, pembunuh bayaran yakuza dan polisi kotor bernama Joo-seong cheol, yang saling bertarung untuk obat baru yang disebut " Hiper" yang menjadi populer di klub-klub di sekitar Seoul.

Detektif Ma Suk-Do (Ma Dong-Seok) bergabung dengan unit investigasi kejahatan baru yang dipimpin oleh Jang Tae-Soo (Lee Beom-Soo) dan termasuk Detektif Kim Man-Jae (Kim Min-Jae). Mereka melawan Joo Sung-Cheol (Lee Joon-Hyuk), yang merupakan putra dari keluarga chaebol yang kuat. Yakuza Jepang juga terlibat dalam kasus ini.


Pemeran Film Korea The Roundup No Way Out
Ma Dong-seok sebagai Ma Seok-do
Lee Joon-hyuk sebagai Joo Seong-cheol
Munetaka Aoki sebagai Riki
Lee Beom-soo sebagai Jang Tae-soo
Kim Min-jae sebagai Kim Man-jae
Lee Ji-hoon sebagai Yang Jong-soo
Jeon Seok-ho sebagai Kim Yang-ho
Ko Kyu-pil sebagai Cho rong-i
Choi Dong-gu sebagai Hwang Dong-goo
Hong Joon-muda sebagai Maha
Se-ho sebagai Tomokawa Ryo
Bae Noo-ri sebagai Mimi
Lee Jin-han
Bae So-muda
Park Sang Nam
Kang Yoon
Pergi Gun-han
Lee Hye-ji
Yeon Ye-rim
Kim Min


Poster Film Korea The Roundup No Way Out




Trailer Film Korea The Roundup No Way Out




Review Film Korea The Roundup No Way Out
Secara formula masih sama dengan film sebelumnya, karena memang yang ditonjolkan aksi tangan kosong Ma Dong Seok dengan tinjunya yang bisa membuat orang pingsan atau ke ahirat.

Justru itulah daya tariknya, adegan han to hand combat yang realistis, walau dalam film ketiga ini kita bakal melihat adegan laga dengan senjata tajam macam pedang katana.

Kabar menggembirakan karena Film Korea The Roundup No Way Out berhasil meraih 7 juta penonton dalam penayangannya selama 11 hari di bioskop korea yang tengah lesu capaian jumlah penonton terhadap film lokalnya.

Dengan nama besar Don Lee, adegan laga dan capaian jumlah penonton di film sebelumnya bisa estimasikan film ketiga ini bakal meraih jumlah penonton yang lebih banyak.

Pokoknya buat penggemar Ma Dong Seok wajib nonton deh, lihat tinju-tinju maut Don Lee. Selamat nonton.