Mengenal Jimpitan, Kearifan Lokal Warga Desa dalam Menabung




Campusnesia.co.idd - Setelah beberapa postingan tentang usaha UMKM, peternakan dan perkebunan masyarakat desa, kali ini saya ingin berbagi tentang kearifan ekonomi lokal yang menarik di desa saya yaitu Jimpitan.

Jimpitan berasal dari bahasa jawa dari kata dasar jimpit, makna harfiahnya bisa mengambil, menarik atau iuran.

Awalnya jimpitan berupa beras atau uang receh yang dalam waktu tertentu akan dikumpulkan secara kolektif oleh seseorang dari warga, beras atau uang yang terkumpul akan digunakan lagi untuk keperluan warga.

Dalam perkembangannya, konsep Jimpitan berkembang jadi semacam tabungan.

Salah satu warga bertugas mengumpulkan setiap hari, warga lain sebagai peserta.

Minimal keikutsertaan Rp 1.000 per orang, setiap warga boleh ikut sesuai kemampuanya, satu, dua, lima hingga sepuluh.

Uang ini akan ditarik setiap hari, namun boleh dibayar sesuai kemampuan, misal tiga haro sekali atau seminggu sekali, fleksibel.

Durasi program jimpitan bervariasi, umumnya sepuluh bulan di mulai sebulan setelah lebaran dan dibagikan sebulan sebelum ramadhan.

Mayoritas alasan warga ikut adalah menyiapkan dana Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri yabg kita tahu banyak pengeluaran dan biasanya sepi kerjaan.

Secara matematis, jika seorang warga ikut satu yaitu Rp 1.000 per hari, maka dalam 30 hari berarti telah menabung Rp 30.000 setelah 10 bulan akan menerima Rp 300.000 saat pembagian.

Uang ini disisihkan dari pekerjaan mereka sehari-hari yang beragam, buruh tani, buruh pabrik, jual hasil kebun atau hewan ternak.

Untuk penanggung jawab sendiri mereka alan dapat upah atau kompensasi dari peserta berupa beberapa kali penarikan di luar total 10 bulan, misal tambahan 3 hingva 5 hari.

Kabarnya, panitia juga berhak dapat bunga dari uang jimpitan yang disimpan di bank, jadi sama-sama menguntungkan.

Jimpitan jadi solusi bagi saving bagi warga dengan pendapatan rendah dan tak tentu, dengan nominal yang kecil yang tidak terakomodir oleh perbankan konvensional apalagi yang ndakik-ndakik harus pake aplikasi di smartphone.

Juga jadi solusi daripada mesti menabung di rumah yang sulit dalam hal konsistensi serta komitmen untuk rutin menabung.

Secara syariah, Jimpitam juga bagus karena tidak ada unsur bunga dan riba.

Menarik ya sobat Campusnesia, demikian tadi sekilas informasi tentang kearifan lokal jimpitan, semoga bermanfaat sampai jumpa. 



Penulis
Mumun

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon