Belajar Pentingnya Literasi bersama Annas Rolli M (Duta Santri Nasional 2016) dan Wildani Hefni (Santri Produktif Kemenag tahun 2012) di Perkuliahan Alternatif Griya Peradaban

 



Campusnesia.co.id - Semarang – Dalam rangka menumbuhkan semangat literasi, perkumpulan griya peradaban mengadakan perkuliahan alternatif sesi ke tujuh pada Sabtu (27/02). Sesi ini menghadirkan dua santri penulis, yaitu Annas Rolli M (Duta Santri Nasional 2016) dan Wildani Hefni (Santri Produktif Kemenag tahun 2012).

Pada kesempatan ini, Annas Rolli M mengutarakan pentingnya literasi bagi pemuda. “Pada tahun 2045, kita akan mengalami bonus demografi, dimana usia produktif yang memiliki peran, oleh karena itu, literasi dan menulis adalah salah satu yang bisa dilakukan”, tegasnya.

Kemudian ia juga menerangkan tentang struktur dan ciri-ciri karya tulis ilmiah. “Ciri karya tulis ilmiah yaitu orisinal, plagiasi akan menjadi musuh kita, sehingga harus dihindari. " Sambung Santri muda tersebut.


Annas menjelaskan, dalam penulisan KTI, terdapat lima langkah yang harus dilakukan. Pertama mencari rumusan masalah, yang dapat diperoleh dengan memperbanyak membaca dan diskusi. Kedua, memposisikan karya yang dibuat, dengan mencari jurnal atau referensi kemudian dicari titik perbedaannya. Ketiga, mengumpulkan referensi. Keempat, menuliskannya serta kelima, melakukan konsultasi.

Ia mendorong para peserta agar membiasakan tradisi menulis dengan mengutip sastrawan terkemuka Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. “Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tak menulis, ia kan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah."

Tak kurang menarik, pemateri kedua, Wildani Hefni, mengemukakan tentang literasi dan keadaban publik. Ia menjelaskan bahwa literasi diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca, kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan kecakapan hidup. “Kemampuan membaca tidak cukup sebagai modal kehidupan, tetapi dibutuhkan literasi kecerdasan." Ujarnya.

Kemudian, ia menyampaikan upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai literasi kecerdasan, yaitu adanya perangkat ethical literacy (keadaaban literasi), yang dilakukan melalu lisan yang ramah dan toleran, pencerahan intelektual yang kritis dan pencapaian kecerdasan kemanusian.

Perkuliahan yang dipandu oleh Khaerunnisa (Aktivis Griya Peradaban), berjalan dengan lancar. Peserta antusias mengikuti perkuliahan sampai akhir. Ma’as Shobirin (Founder Griya Peradaban) yang mendampingi jalannya perkuliahan. (Mega)

Baca Juga:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon