Mahasiswa FPP Undip membuat Antiseptik Mastitis Sapi Perah dari Ekstrak Daun Ubi Jalar Merah



Campusnesia.co.id -- Kampus selalu jadi sumber lahirnya ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk disimak. Tak terkecuali kisah yang akan kita angkat kali ini sobat campusnesia. Datang dari mahasiswa Undip yang tergabung dala Tim PKM Penelitian tentang Antiseptik untuk ternak sapi perah yang terbuat dari ekstrak daun ubi jalar ungu. Penasaran? yuk simak.

Penelitian ini digawangi oleh 3 mahasiswa fakultas peternakan undip yaitu, Muhammad Zainul Asror, Endah Wulandari, Tituk Suselowati yang merupakan angkatan 2015. Tim ini dibimbing oleh Ibu drh. Dian Wahyu Harjanti, Ph.D. dari Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah.

Dari latar belakang Kebutuhan susu dikalangan masyarakat Indonesia diperkirakan sebanyak 3,6 - 4 juta ton, akan tetapi hanya terpenuhi dari dalam negeri sebanyak 1,8 – 2 juta ton, sehingga sisanya sekitar 2 juta ton harus diimpor berupa bahan baku susu dari luar negeri, sehingga dengan jumlah konsumsi 7 % hanya dapat terpenuhi sebanyak 3,29 %. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas sapi perah adalah masalah kesehatan, yaitu terutama kesehatan kelenjar mammary (mammary gland)



Salah satu penghambat peningkatan produksi susu adalah penyakit mastitis yang dapat menurunkan jumlah produksi dan kualitas susu. Mastitis adalah peradangan pada jaringan internal kelenjar mammary akibat masuknya mikroorganisme patogen, terutama Streptococcus sp dan Staphylococcus sp. Kerugian ekonomi yang diakibatkan mastitis antara lain penurunan produksi susu sebesar 9 - 45,5% per-hari, penurunan kualitas susu yang mengakibatkan penolakan susu mencapai 30- 40%, penurunan kualitas hasil olahan susu, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan serta pengafkiran ternak lebih awal.

Penyakit mastitis pada sapi dapat dicegah dengan cara puting susu dicelupkan ke dalam larutan antiseptik setelah proses pemerahan selesai (teat dipping) agar bakteri di sekitar puting tidak masuk kedalam ambing. Sampai dengan saat ini, industri peternakan sapi perah masih banyak menggunakan antiseptik sintesis. Namun, antiseptik sintetis memiliki beberapa kekurangan yaitu dapat meninggalkan residu kimia pada. Jika Susu yang mengandung residu kimia dikonsumsi oleh manusia maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam menangani jumlah cemaran bakteri pada susu tanpa menimbulkan residu pada susu. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan antiseptik herbal.

Disatu sisi, produksi ubi jalar merah di Jawa Tengah pada tahun 2015 mencapai 151.312 ton dengan luas lahan 214 hektar akan tetapi dalam pemanfaatan limbahnya yaitu berupa  daun ubi jalar merah belum termanfaatkan secara maksimal. Padahal daun ubi jalar merah mengandung senyawa aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau disebut sebagai zat antiseptik. Daun ubi jalar merah memiliki senyawa aktif saponin, flavonoid, dan polifenol yang berfungsi sebagai antibakteri dimana mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu daun ubi jalar merah juga memiliki kandungan senyawa aktif antosianin. Antosianin adalah bagian senyawa fenol yang tergolong flavonoid yang menyebabkan warna ungu pada daunnya. Fungsi senyawa aktif antosianin yaitu sebagai antioksidan yang mampu menghambat oksidasi toksik. Daun ubi jalar merah dapat dijadikan sebagai antiseptik teat dipping herbal sebagai alternatif baru bahan antiseptik untuk menjaga kesehatan sapi perah, meningkatkan kualitas susu dan menjamin keamanan pangan. 



Tituk Menjelaskan, bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa antiseptik IPO-Green berbahan dasar ekstrak daun ubi jalar merah dengan konsentrasi 1% saja sudah terbukti efektif dalam menurunkan jumlah cemaran bakteri dalam susu dan tingkat peradangan pada jaringan interna kelenjar mammary. Penurunan jumlah bakteri dan sel radang terjadi setelah 5 hari pemakaian dan semakin menurun selama 10 hari penelitian. Jika dibandingkan dengan antiseptik komersial povidone iodine 10%, efektifitasnya adalah sama, baik sebagai antibakteri maupun antiradang. Tidak ada penurunan pada produksi susu maupun kandungan nutrisi susu selama masa treatment menggunakan IPO-Green. Hal ini menunjukkan bahwa selain mampu menjaga kesehatan kelenjar mammary, IPO-Green  juga dapat menjaga produktivitas sapi perah.

wah menarik ya sobat Campusnesia, sangat bermanfaat hasil penelitianya. Semoga bisa segera diproduksi masal dan digunakan oleh masyarakat luas.

Semoga bermanfaat, salam prestatif dan sampai jumpa.

Penulis: Nandar
Foto    : Nandar & Tituk 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »