Opini: Kapan Waktu yang Tepat menjadi Pembicara?



Campusnesia.co.id -- Dalam beberapa kesempatan dengan rekan-rekan, mereka yang berkecimoung di dunia wirausaha menyamoaikan pendapat, merasa belum waktunya menjadi pembicara dalam sebuah acara dengan alasan secara capaian belum seberapa. Padahal menurut saya apa yang beliau-beliau capai jauh lebih baik daripada saya, misal tentang omzet.

Entah kenapa dalam hati saya tersenyum, antara membenarkan idealisme itu tetapi juga sedikit "tersentil" karena mungkin saya lebih sering jadi pembcra daripada beliau-beliau yang secara capain jauh lebih baik.

Hingga muncul pertanyaan dalam hati saya, kapan waktu yang tepat jadi pembicara? 

Saya kan coba beropini di kolom ini, kalau pembicara yang dimaksud layaknya seminar akademis jelas kualifikasi seorang key note speker haras sudah mencapai suatu prestasi meneliti atau menemukan sesuatu. Kalau pembicara yang dimaksud adalah expert dibidangnya maka jelas capaianya harus yang paling tinggi diantara peserta.

Lalu bagaimana mereka yang capaianya masih segitu-gitu saja layaknya saya? Tak bolehkah menerima undangan dan berbagi pengalmaan? Saya lebih suka memakai istilah sharing daripada pembicara.

Menurut saya its okey, mengapa?
Yang petama harus dilihat dulu siapa audien atau pesertanya. Biasanyaa saya akan betanaya kepada panitia apa alasan mengundang saya, kenapa tidak orang lain saja dan apa apa materi serrta audienya.

Mislanya saya menerima undangan sharing tentang desain degan corel draw kapada peserta yang baru mau belajar corel draw dari nol. Saya menerima permintaan jadi pembiacra tentang bagaimana agar PMW bisa eksis & berkembang dengan para calon penerima PMW. Berikutnya saya mnrima undangan berbagi tentang basic jurnalistik, lebih tepatnya mengelola website kepada mereka yang benar-benar baru mau belajar menulis blog dan jurnaistik.

Alasan lain adalah, kita tadak pernah tahu di bagian mana dari apa yang kita sampiakan yang akan menginpirasi orang untuk berbuat yang sama bahkan bisa jadi lbh baik dari kita. 

Kecuali itu adalah pelatihan teknis tentang sesuatu yang sudah jelas alur dan tata caranya, tentu yang expert yang paling berhak jadi pembicara.

Jadi menurut saya, tidak perlu minder kalau diundiang untuk sharing pengalman tapi perlu tahu diri kalau itu undangan jadi pembicara apalagi menjadikan berbicara di depan umum sebagai pekerjaan. Harus kompeten dulu :)

penulis: Nandar

Punya opini seputar dunia pendidikan, kreatifitas, sosial dan kewirausahaan? kirim opinimu ke redaksi campusnesia. Karya yang sesuai dan layak akan kai publish. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »