Entrepreneurship: Target Market vs Produk




Campusnesia.co.id -- Apa kabar sobat campusnesia, pertengahan agustus ini redaksi hadirkan sebuah kolom baru, yaitu Entrepreneurship yang berisi artikel-artikel seputar tips wirausaha dan kemandirian. Akan hadir dengan artikel dari redaksi dan kolaborasi dengan mereka yang kompeten dan bergelut dengan dunia entrepreneurship. Edisi pertama yang akan berbagi adalah Bapak Agus Sugito founder Pustaka RMA yang sukses menjual puluhan ribu buku Rumah Main anak 1 dan 2. Yuk kita simak tulisannya yang berjudul Target Market vs Produk.

Menurut Sahabat-sahabat sekalian mana yang lebih penting? Target market atau produk? Kalau diminta memilih, pilih yang mana? 

Kalau saya diminta memilih, saya akan menggunakan panduan dr salah satu Guru Marketing dunia, Seth Godin. Apa kata beliau? "dont find your customer for your product, but find your product for your customer " itu wejangan beliau. Jadi dalam pandangan Seth Godin, pengetahuan kita tentang market, tentang pasar, tentang customer itu harus didahulukan ketimbang produk apa yang kita miliki. Kenapa begitu? Dengan mengetahui secara detail pasar kita, kita akan tahu kebiasaan mereka, tahu usia mereka, tahu kondisi ekonomi mereka, yang tentunya berhubungan dengan daya beli mereka, semakin kita paham siapa target market kita, kita akan semakin tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Ibarat kata, kalau mau jualan mobil ya pergilah ke pusat-pusat keramaian, jangan pergi ke tengah hutan, apalagi ke tengah lautan. Masak mau jual mobil ke kera atau ke ikan kembung, ya ga tumon toh? 

Nah hal inilah yang mendasari kami di Pustaka RMA, saat Pustaka RMA akan menerbitkan buku Rumah Main Anak, kami amati bahwa follower Julia Sarah Rangkuti adalah mahmud abas, pendidikan minimal D3 atau S1, ekonomi menengah, usia 24-32, gender jelas perempuan, masak mahmud laki2? 

Dengan dasar inilah, kami hadirkan produk Rumah Main Anak dengan buku fullcolor, kertas HVS, bnyak foto, ukuran buku 15x22 cm, warna kuning emas pada cover, design cover sederhana namun elegan, tebal halaman 350 halaman dan harganya 85rb waktu PO. Alhamdulillah respon pasar sangat luar biasa, pada waktu pertama kali PO ada order lebih dari 6.000exp, langsung masuk kategori bestseller. Bagaimana misal, buku yang isinya permainan anak, kami cetak di atas kertas bookpaper (kertas untuk novel), terus warnanya black white (BW), ukurannya 15x15cm, tebal halaman 500 halaman, dan harganya 130rb, kira-kira menurut teman2 bagaimana? Kalau laku, saya yakin masih laku, tapi tidak akan laris seperti yang ada hari ini, Alhamdulillah RMA1 sdah tembus 20.000exp. 

Semakin kita tahu dengan detail target market kita, kita akan semakin ngerti apa kebutuhan mereka. 

Bahkan ketika kemarin, kami akan menerbitkan buku untuk anak, Seri Si Koksi. Kami lakukan survey kecil-kecilan melalui akun FB JSR, kira2 menurut temen2 untuk buku anak lebih seneng buku yang mana? Kertas artpaper harga lebih murah atau boardbook yang lebih awet namun harga lebih mahal? Dan mungkin dari temen2 di sini ada yang ikut jawab survey tersebut. Dan apa jawaban target market kami? Sebagian besar  menjawab, mereka lebih cenderung boardbook  drpd pake kertas artpaper yang mudah sobek. Dan itulah yang menjadi dasar bagi kami hadirkan Seri Si Koksi dalam bentuk boardbook hardcover, dan karena kami tahu bahwa sebagian besar customer kami masih agak "sensitif" msalah harga, akhirnya kami hadirkan 3 boardbook hardcover dengan harga hanya 98rb sewaktu PO. Gilaaaa, saya bilang kepada diri sendiri. Itu ga pasaran banget. Tapi kami tahu, itulah yang dbutuhkan pasar kami. Margin jadi lebih kecil gapapa, asal jadi lebih luas daya terima pasar, karena niatnya memang ingin menghadirkan buku berkualitas untuk mendampingi orangtua dalam membersamai tumbuh kembang buah hati. Itu pointnya. 

Dan Alhamdulillah Seri Si Koksi sewaktu PO bisa tembus lebih dari 5.600set atau lebih dari 16.800exp buku. Semua berkat kerja keras para agen dan reseller tentunya. Dan produk seperti itulah yang dimau oleh pasar mahmud kekinian.

Jadi mulai sekarang rajin2lah mendekati target market, kenali siapa mereka, di mana mereka biasa ngumpul, gabung ke komunitas2 mereka, gabung ke grup2 WA target market, jadilah pribadi yang menyenangkan, dan berpromosilah dengan santun. Nah pada waktu ada market day di grup2 WA buatlah iklan yang menyesuaikan dengan target marketnya. Emak2 mah matanya gelap kalau lihat diskon, free ongkir, bonus, dll. Pahami mereka, sesuaikan kalimat iklan kita, sesuaikan produk jualan kita, maka tidak ada produk yang tidak laku, bila ada produk yang tidak laku, bisa jadi produk tersebut belum bertemu target market yang tepat untuknya. 

Selamat berjuang. 

Salam

Agus Sugito 

Artikel di atas adalah hasil koborasi antara Campusnesia X Pustaka RMA.
untuk mendapatkan artikel & Info menarik seputar dunia wirausaha dan produk buku terbaru, silahkan cek di FP Pustaka RMA  Klik di sini. 



Artikel Terkait

Previous
Next Post »