Mengenal Situs CROWFUNDING Asli Indonesia


VIRUS BERBAGI DARING
MENOLONG SESAMA KINI TIDAK HARUS BERTATAP
MUKA, SITUS CROWFUNDING DAPAT MEMBANTU
ANDA MEWUJUDKANNYA.

Membantu orang banyak caranya. Kini menolong orang tidak lagi harus mendatangi orang yang dibantu. Wadah teknologi seperti internet didukung gadget, dapat mempermudah seseorang untuk membantu orang lain. Termasuk untuk mendukung program yang dijalankan lembaga sosial. Istilah kerennya adalah crowdfunding.

Crowdfunding pertama kali dilakukan oleh grup band Marilion dari Inggris pada tahun 1997 dengan istilah fanfunding. Barulah tahun 2008, berdiri Indiegogo, sebuah crowdfunding pertama di dunia. Kemudian model penggalangan dana kreatif ini diikuti oleh banyak crowdfunding lainnya hingga saat ini.

Di Indonesia crowdfunding baru berkembang sejak empat tahun lalu, melalui laman crowfunding, setiap masyarakat dapat berpartisipasi, baik sebagai pemilik proyek atau sebagai donatur. Crowdfunding ini dilakukan secara daring dari sebuah situs dan disebarkan ke media sosial.

Di luar negeri istilah crowdfunding sudah sangat dikenal dan telah menjadi salah satu alternatif pendanaan yang diminati masyarakat luas. Sampai saat ini Indonesia sudah terpantau 5 crowdfunding yang terbentuk, tapi tidak semuanya berhasil dijalankan, beberapa di antaranya yang sudah cukup dikenal dan berhasil adalah Kitabisa.com, Wujudkan.com 
dan P a t u n g a n . n e t . Sementara yang lain, yang tidak berhasil diteruskan seperti Gagas, MariMembantu dan Linimas(s)a.

Crowdfunding yang telah terbentuk ini, jika melihat konten di halamannya, mereka menerima berbagai jenis proyek yang telah diajukan dengan beberapa persyaratan yang telah ditetapkan, terutama Wujudkan, Patungan.net dan Gagas. Sementara laman MariMembantu lebih cenderung ke isu-isu pemberdayaan sosial atau CSR dari beberapa perusahaan. Dari Wujudkan.com ada beberapa proyek yang telah berhasil, yaitu Proyek film Atambua 39o Celcius, Proyek Atap untuk Rumah Uay, Proyek New Year for Cancer Children, Proyek penerbitan buku Sukarni dan Actie Rengasdengklok dan beberapa proyek lainnya. 

Yang cukup fenomenal adalah proyek Atap untuk Rumah Uay, karena proyek ini bisa mencapai target dana dalam waktu 24 jam sejak proyek dipublikasikan pertama kali di Wujudkan.com.

Di Indonesia crowdfunding baru berkembang sejak
empat tahun lalu, melalui laman crowfunding,
setiap masyarakat dapat berpartisipasi, baik
sebagai pemilik proyek atau sebagai donatur. 
Alfatih Timur (founder kitabisa.com)

Proyek ini digagas pada tahun 2012 oleh seorang arsitek muda dari Bandung bernama Yu Sing yang ingin membantu Uay seorang tukang ojeg untuk mendapatkan kebutuhan tempat tinggal yang lebih layak bagi keluarganya. Lalu, Yu Sing membentuk suatu komunitas diawali dari sebuah jejaring sosial media yaitu Facebook dan blog dengan nama Papan untuk Semua. 

Kemudian, Yu Sing mengajukan proposal proyeknya ke Wujudkan. com untuk menggalang dana proyek untuk Atap Rumah Uay. Hasilnya, lewat Wujudkan.com, terkumpul total dana sebesar Rp. 4.780.000,- dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 2.500.000,- dan dari 33 donatur yang telah tercatat.

Proyek yang paling fenomenal di Kitabisa.com adalah “Bangun Kembali #MasjidTolikara Papua”. Proyek yang di-endorse oleh Pandji Pragiwaksono ini berhasil menghimpun Rp 308,9 juta lebih dalam waktu yang relatif cepat. Alfatih Timur, founder Kitabisa.com dalam rilis menyebutkan, pada tahun ini total donasi yang berhasil dihimpun mencapai Rp7,2 miliar. Angka ini hampir lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,5 miliar. Kesuksesan lainnya dialami oleh Patungan.net. Beberapa proyek juga berhasil terlaksana melalui crowdfunding ini yaitu proyek Craft for Change, proyek Kesetkibee, proyek Trash Ball, dst.

Proyek
Craft for Change merupakan program untuk membangun sebuah pondok bersama “Bumi Sadaya” yang akan menjadi sebuah workshop bagi para perempuan-perempuan  termarjinalkan (korban KDRT, ODHA) di daerah Bandung. 

Jadi, ingin menjadi berarti bagi sesama, dapat diwujudkan melalui situs crowfunding yang membuat kita menjadi kreatif atau menjadi donatur sekaligus. [Maifil Eka Putra]


Artikel Terkait

Previous
Next Post »