Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan




Jakarta, CNN Indonesia -- Tokopedia kini menjadi salah satu perusahaan rintisan yang sukses. Tapi siapa sangka, salah seorang pendiri perusahaan tersebut, William Tanuwijaya, mengaku sempat dianggap remeh oleh orang sekitarnya.

Banyak kisah yang mengiringi keberadaan Tokopedia setelah lima tahun berdiri. William yang kini menjabat sebagai CEO perusahaan tersebut, menuturkan beberapa cerita menarik yang sarat dengan kerja keras.

"Saya dianggap punya mimpi ketinggian. Apa yang mau saya capai dibilang muluk-muluk," ujar William Tanuwijaya pada acara Forum Diskusi Investasi di Jakarta, Rabu (10/12).

Anggapan tersebut bukan datang tanpa sebab. William, tumbuh besar di lingkungan keluarga yang tidak berpengalaman berbisnis. Ia juga berkarir sebagai seorang karyawan selama 10 tahun.

Hal paling nyata yang berkaitan dengan internet hanyalah pengalamannya saat kerja sampingan sebagai penjaga operator warung internet (warnet) semasa kuliah.

Setelah itu, William juga sempat bekerja di sebuah forum jual beli pada tahun 2007, di mana pada saat itu banyak pengguna yang komplain mengenai penipuan transaksi.

Dari situ, William melakukan riset mengenai usaha internet mengapa seakan-akan menjadi 'sarana' kriminal. William merasa internet seharusnya menjadi akses berguna untuk mempermudah segalanya, termasuk kegiatan jual-beli.

William Tanuwijaya, pendiri sekaligus CEO Tokopedia (Dok. Tokopedia)


Kala itu, William melihat ada peluang yang sekiranya bisa mengubah pandangan usaha internet yang penuh penipuan menjadi kegiatan yang bisa dikembangkan, mengingat kemajuan teknologi semakin pesat dewasa ini.

"Selain melihat internet sebagai celah, saya juga riset bahwa masyarakat Indonesia itu banyak yang butuh kerja sampingan. Saya langsung kepikiran ingin membuat perusahaan semacam eBay," cerita William.

Leontinus Alpha Edison, pendiri sekaligus CTO Tokopedia (Dok. Tokopedia)


Sulit mencari modal

Berbekal tekad kuat, ia menceritakan seluruh idenya kepada atasan tempat William bekerja. Harapannya agar bisa diberi bantuan modal untuk merealisasikan mimpinya.

Namun karena melihat latar belakang yang dirasa belum pas, sejumlah orang meragukan kesuksesan William. Apalagi untuk memberikan modal.

"Mereka 'menginvestigasi' latar belakang saya yang tidak lahir dari keluarga bisnis, jurusan kuliah juga tentang nusantara Indonesia. Jadi mereka menyarankan agar saya menghabiskan karir saya untuk hal lain yang lebih 'realistis'," kenang William sembari tertawa kecil.

Tapi penolakan tersebut tidak membuatnya berhenti, William terus mencari alternatif dan coba menyakinkan sejumlah orang agar mau memberinya bantuan.

"Selama dua tahun saya mencari modal, akhirnya bos saya sendiri yang memberi modal 10 persen," lanjutnya.

Berdiri dan investasi

Setelah berdiri tahun 2009, William berjerih payah membangun Tokopedia dengan modal seadanya. Kemudian tak lama investor mulai berdatangan, salah satunya East Ventures.

William mengungkapkan, saat awal berdiri, 90 persen saham di Tokopedia dimiliki oleh investor lokal. Ia mengaku sulit sekali meyakinkan para investor untuk mau berinvestasi karena mereka khawatir Tokopedia 'kabur' setelah diberi suntikan dana.


Namun kini, Tokopedia banyak mendapat suntikan dana dari asing. Setiap tahun sejak tahun 2010, Tokopedia selalu mendapat investasi dari East Ventures (pada 2010), CyberAgent Ventures (2011), Beenos (2012), dan SoftBank (2013).

"Bahasa Inggris saya dulu masih kacau sekali. Lucunya, awal-awal investor kami kebanyakan dari Jepang. Jadi kemampuan bahasa Inggris saya tidak terlalu terlihat buruk di depan mereka," tutur William sambil tertawa.

Terakhir, Tokopedia mendapat investasi lagi dari SoftBank dan Sequoia Capital pada Oktober 2014 senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. William mengklaim, investasi kepada perusahaannya ini merupakan yang terbesar bagi perusahaan internet Indonesia dan Asia Tenggara.

Ia merupakan salah satu pemimpin yang menaruh perhatian besar pada pengembangan keahlian sumber daya manusia. Dalam menghadapi pasar dan kompetitor asing, William mengaku bahwa mereka memiliki 'dapur' teknologi dan ekosistem lebih mumpuni.

"Dua perusahaan investasi besar di dunia, Softbank dan Sequoia menyimpan kepercayaan kepada Tokopedia dengan memberi modal Rp 1,2 triliun. Dari situ, salah satu agenda kami adalah meningkatkan kualitas SDM untuk menunjang teknologi lokal," jelas William.

Selama lima tahun berdiri, Tokopedia berhasil menjadi mal online sukses yang membantu UKM mengembangkan usaha mereka.

"Bukan tidak mungkin jika Tokopedia akan membangun Googleplex di masa depan. Indonesia juga harus bisa ciptakan Silicon Valley-nya sendiri," serunya, saat membicarakan mimpi jangka panjang Tokopedia. (adt/eno)



Artikel Terkait

Previous
Next Post »