Antiseptik Dari Pelepah Pisang, Karya Mahasiswa UNDIP



Pohon pisang mempunyai banyak manfaat mulai dari buah, daun, bahkan pelepahnya. Namun sayangnya, banyak masyarakat yang belum tahu memanfaatkannya, terutama pelepah pisang yang masih dianggap sebagai sampah.

Namun pandangan tersebut, akan segera berubah dengan ide yang ditawarkan salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro.

Tim yang terdiri dari Umi ardiningsih, Kinanti Fajar, Hamas Musyaddad, Rozzaq A Islamudin dan Laelatul Hikmah ini mencoba menghadirkan produk yang bermanfaat dengan bermodalkan pelepah pisang dengan memberdayakan Desa Rowosari RT 04/03, agar mereka mampu mandiri dengan bermodalkan bahan bahan yang ada di sekitar mereka. “Kegiatan ini dilaksanakan terkait lolosnya Pendanaan Dirjen Dikti, sebagai bentuk pengabdian masyarakat dengan menhadirkan produk Handsang atau Hand Sanitizer berbahan utama pelepah pisang yang merupakan suatu usaha meningkatkan kemandirian masyarakat melalui bahan bahan yang sudah tersedia di sekitar mereka” ungkap Umi ardiningsih.

Cara membuat bahan pembersih tangan anti kuman tersebut rupanya cukup mudah. “Pertama pelepah pisang yang masih segar dikupas diambil bagian dalamnya. Kemudian diblender atau dihaluskan, setelah itu disaring hingga dapat air saripatinya”, tambah Rozzaq.

Bahan tersebut kemudian dicampur dengan barbagai unsur pendukung lainnya seperti alkohol, karbomer sebagai pengental, triklosan, pewangi dan bahan lainnya.

“Setelah itu tinggal dikemas dan dipasarkan. Dibandingkan dengan produk buatan pabrik, produk ini tidak menggunakan bahan kimia” tambahnya. Selain cairan antiseptik, pihaknya juga tengah mengembangkan cairan sabun dari bahan yang sama. “Setelah kita uji sahilnya juga memuaskan” Imbuhnya.

Kehadiran tim yang menyebutkan dirinya sebagai babaners ini mengaku sangat senang untuk melakukan pendampingan dengan masyarakat untuk menciptakan suatu produk hand sanitizer berbahan getah pelepah pisang dan memberdayakan masyarakat Desa Rowosari RT 04/03 mulai dari pengolahan bahan, pengemasan, sampai nantinya pada proses pemasaran.

“Kami memilih lokasi di Desa Rowosari karena melihat potensi alam yang berlimpah, seperti pohon pisang yang dibiarkan tumbuh begitu saja dan hanya diambil buahnya padahal kandungan tanin dan saponin di dalamnya sangat baik untuk antiseptik” Lanjutnya.

Dirinya berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, selain itu juga memberdayagunakan apa yang bisa dimanfaatkan dari sekitar mereka sehingga pelepah pisang bukan hanya dianggap sebagai sampah. [Wawasan, Kamis 27 Maret 2014]

Artikel Terkait

Previous
Next Post »