Sahabat Tenggang Peduli Pendidikan Karakter Anak



Kepedulian akan permasalahan karakter anak yang semakin memprihatikan, mendorong anak-anak muda ini untuk bergerak. Mereka tergabung dalam Komunitas Sahabat Tenggang yang mulai berdiri pada 30 Desember 2012.  Awal mulanya komunitas ini merupakan inisiasi dua komunitas, yaitu: Forum Indonesia Muda (FIM) yang concern pada isu pendidikan karakter generasi muda dan Sahabat Pulau (SP) yang concern pada pendidikan anak di daerah marjinal dan terpencil.

Tenggang sendiri merupakan sebuah kampung di daerah Kaligawe. Di tempat itulah, Sahabat Tenggang memusatkan aktivitasnya, tepatnya di Jl. Kaligawe, Kampung Tenggang RT 05/ RW 07, Tambakrejo, Gayamsari, Semarang. Kepedulian Sahabat Tenggang berdasar pada beberapa isu pendidikan karakter pada anak di daerah tersebut. Seperti problematika pendidikan, dimana kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya masih cukup minim.

“Selain itu juga ada problematika sosial, dimana pergaulan remaja yang tidak terkendali dan cukup mengkhawatirkan, karena pengaruh lingkungan dan trend pop culture. Juga problematika lingkungan, dimana masih banyaknya warga yang apatis terhadap kebersihan lingkungan,” jelas Lukman El Hakim, ketua Komunitas Sahabat Tenggang.

Berdasar beberapa alasan tersebut, Sahabat Tenggang kemudian merancang dan melaksanakan beberapa program. Seperti Program Rubah atau Rumah Belajar Harapan. Rubah merupakan sebuah tempat belajar di Kampung Tenggang. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari Senin dan Jumat. Volunteer dari berbagai kalangan datang ke sini untuk memberikan bimbingan belajar. Di dalamnya juga diisi dengan pesan-pesan moral.

“Kami juga menghadirkan Program Jurmi atau Perpustakaan Jujur dan Mini. Di sini anak-anak dilatih untuk bersikap jujur, mulai dari membaca buku dan mengembalikan buku pada posisi semula, menulis sendiri di daftar peminjam buku ketika hendak meminjam atau mengembalikan buku. Di sini warga sekitar Kampung Tenggang boleh meminjam buku di perpustakaan. Sehingga visi ‘konsep warga belajar’ bisa terwujud,” papar Mahasiswa S1 Teknik Informatika UNISSULA ini.

Program menarik lain yang dilaksanakan Sahabat Tenggang adalah Wisata Edukatif. Program ini merupakan kegiatan yang dilakukan di luar ruangan, untuk memberikan pelajaran lingkungan, bersosial, dan pengetahuan umum di luar pelajaran yang di berikan di bangku sekolah. Biasanya dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, instansi pemerintah, objek wisata, dan tempat-tempat sekitar Kampung Tenggang. Di sela-sela kunjungan biasanya diselipkan permainan kelompok untuk anak-anak, guna menumbuhkan jiwa solidaritas.

“Kelas Inspirasi juga menjadi salah satu program Sahabat Tenggang. Setiap anak tentunya memiliki bakat yang berbeda-beda, kelas inspirasi hadir untuk menggali potensi yang dimiliki tiap anak agar bisa dapat berkembang dengan optimal. Kelas inspirasi merupakan kelas tambahan yang diberikan selain bimbingan belajar rutin. Kelas inspirasi ini dibedakan menjadi 5, yaitu kelas tari, kelas seni, kelas fotografi dan sinematografi, serta kelas vokal,” imbuh cowok kelahiran 15 Januari 1993.

Program lainnya adalah Parenting Education, kegiatan ini bertujuan memberi pengetahuan serta ketrampilan mendidik anak secara “benar” bagi para orangtua, khususnya ibu “mothering”. Karena kebanyakan masyarakat tradisional menitikberatkan pendidikan anak-anak pada lembaga sekolahan saja. Padahal pembentuk karakter anak justru berasal dari proses dan pola hubungan antara orangtua dan anak dalam suatu keluarga. Kegiatan ini diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan warga, seperti Arisan, PKK, Pengajian, Posyandu, Panyuluhan, dan lainnya.

Jika tertarik untuk bergabung dengan mahasiswa, warga, dan siswa-siswi yang telah aktif di Sahabat Tenggang, kita bisa menjadi volunteer dengan menghubungi akun media sosial Sahabat Tenggang, seperti FB: Sahabat Tenggang atau Twitter: @sahabattenggang. Komunitas ini juga membuka donasi buku bacaan, peralatan belajar mengajar, bisa langsung datang di Sekertariat Sahabat Tenggang atau di Rekening BNI 0301437347 a/n Suwandi Bin Duladi.

“Manfaat yang bisa diambil dengan bergabung Sahabat Tenggang salah satunya adalah dapat ‘berbagi’ dengan sesama, karena dapat berbagi merupakan sebuah nikmat yang diberikan Tuhan kepada makhluk sosial. Selain itu dengan bergabung komunitas-komunitas pendidikan maupun sosial yang non-profit juga dapat melatih kepekaan kita terhadap sosial. Kepekaan ini yang melatarbelakangi semangat kita untuk merubah kehidupan, menuju kehidupan bangsa yang lebih baik lagi,” urainya.

Sedangkaan manfaat bagi lingkungan, menurut mahasiswa yang hobi touring ini, yaitu terciptanya iklim yang harmonis di lingkungan warga dan budaya gotong-royong yang kuat pada warga sekitar. Karena ketika semua stackholder dapat bersinegris akan berdampak positif yang besar terhadap lingkungan dan bangsa.

“Harapannya, kami salah satu komunitas kecil yang berawal dari Kampung Tenggang dapat mengispirasi masyarakat Indonesia untuk peduli dengan generasi-generasi penerus bangsa. Jagalah mereka, selamatkanlah mereka dari krisis karakter dan krisis mental, karena cerminan bangsa di masa yang akan datang dapat kita lihat dari generasi anak-anak Indonesia pada saat ini. Khususnya untuk Kota Semarang, harapannya berawal dari sini mari kita wujudkan Kota Semarang sebagai kota layak anak,” tegasnya.

sumber: tabloidsimpang5.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »